"Bagaimana keadaan nyonya dan tuan bramantiyo saat ini mas ?"
"Apakah benar kecelakaan yang menimpa orang tua anda itu sudah di rencanakan oleh seseorang ?"
"Bagaimana perasaan anda saat ini ?"
"Benarkah anda bertiga adalah ahli waris sah keluarga bramanyito ?"
"Apa benar nona kejora mempunyai hubungan khusus dengan pewaris tunggal keluarga gilbert ?"
Mungkin begitulah pertanyaan - pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para wartawan selama 3 hari belakangan ini kepada gilang , kejora dan izam.
Gilang , kejora dan izam tidak pernah menjawab pertanyaan itu. Bahkan mereka selalu menggunakan topi dan masker saat berjalan di depan rumah sakit. Tak tanggung - tanggung agar identitas mereka tidak diketahui banyak orang mereka juga membawa beberapa bodyguard papa nya untuk menghalau para wartawan itu.
"Sampek kapan cobak harus gini , gue juga capek kali." ucap izam sambil membuka topi dan maskernya saat berada di dalam kamar VVIP orang tuanya.
"Sabar lah" gilang menepuk pundak izam.
"Bawel banget lo toa masjid" kejora melempar topinya ke arah izam.
"Dasar ibu tiri" gumam izam.
"Hy mah , kapan bangun ? Gak capek apa tidur mulu. Cepet bangun dong mah , rara capek ngurusin dua kebo di rumah. Mereka sering ganggu rara. Itu lagi masa setiap rara ke sini pasti di gerombolin sama wartawan , kan risih mah. Pokoknya mamah harus cepet bangun. Rara kangen mamah"
Kejora bangkit lalu pindah ke ranjang sebelah tempat Papa nya berbaring.
"Hallluu papa yang ganteng se langit. Mata papah gak sakit ya dipake tidur terus ? Cepetan bangun ya pa , kejora kangennnn banget sama papa."
Kejora bangkit dia berjalan menuju dua manusia yang sedang fokus pada hp mereka.
"Itu para reporter alay kaga mau pindah juga apa yak ?" tanya kejora.
"Biasalah , hidup mereka itu kurang seru , makanya mereka kepo in hidup kita." jawab gilang.
"Btw , kakak ipar gue kemana ya ? Udah dua hari ini gak muncul. Bahkan di telfon aja gak pernah diangkat. Kalian lagi gak berantem kan ?" tanya Izam.
"Nggak kok" jawab kejora.
"Tapi dia masih sering hubungin lo kan dek ?" tanya gilang dengan nada mengintimidasi.
"Iya" jawab kejora singkat.
"Bagus deh , kalo gitu gue sama Izam pergi dulu ya. Bye" gilang dan Izam langsung keluar dari ruangan itu.
Kejora mengambil hp nya , dia melihat kembali ponselnya. Sejujurnya sudah dua hari azwin tidak menghubunginya , bahkan chat nya saja tidak di baca.
Sudah banyak fikiran - fikiran negatif yang berlalu lalang di otak nya. Hanya saja kejora selalu menepisnya. Kejora percaya pada azwin kalau pria itu tidak mungkin berbuat yang aneh - aneh.
Kejora meletakkan ponselnya di atas nakas , setelah itu dia keluar dari ruangan. Dia butuh udara segar.
💨💨💨💨💨
Sudah enam kali azwin menelpon kejora , namun hasilnya nihil kejora tidak pernah mengangkatnya. Oleh karena itu azwin memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk menemui kejora.
"Semoga aja kesayangan gue kaga ngamuk" batin azwin.
Dengan perlahan azwin membuka pintu kamar VVIP tempat calon mertuanya eehh-- maksudnya orang tuanya kejora di rawat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Ficção AdolescenteGanteng , dingin , datar Itu yang bisa gue ucapkan saat melihat cowok yang satu ini , sayang dia cuek gak peka dan songong .. tapi gue merasa .. Gue suka dia ~ Kejora Anastasya Cantik satu kata yang bisa gue ucapkan , tapi sayang dia bawel , selal...