"Hai, Bro!" sapa Adhi dari balik meja yang berisi aneka makanan laut. "Gimana kerjaan, lancar?" tanyanya dengan logat Balinya yang kental. Gue mengambil tempat duduk di seberangnya. Meletakkan kamera di kursi kosong sebelah kiri, dan kemudian meneguk teh tawar yang ada di depan gue. Mata gue menyapu sekeliling. Suasananya memang masih sama dengan yang dulu-dulu.
"Lancar," jawab gue setelah menghabiskan setengah dari gelas tersebut, "tapi baru kali ini gue ketemu model cewek yang unik. Dia beda dari cewek-cewek kebanyakan, Bro," cerita gue dengan serius.
Adhi mendengarkan tanpa menghentikan aktivitas. Tangan bertato yang kini terbalut kemeja putih dan jas hitam itu dengan cekatan mengambil makanan yang akan disantapnya. Matanya sesekali menatap gue saat ada kalimat yang menarik. Gue belum juga berniat menyantap apapun yang terhidang.
"Sambil makan nae!"
"Oh, iya, lo harus lihat betapa seksi dan cantiknya dia, Bro," lanjut gue sambil bergegas mengambil kamera dari tas hitam dan menyalakannya. Sesaat gue berkutat dengan gambar-gambar Diva. Gue memutuskan untuk kasih lihat Adhi sebuah foto yang enggak terlalu sensual. Gue enggak mau juga Adhi malah nafsu karena kemolekan tubuh Diva. Bisa gawat kalau itu yang terjadi. Adhi bisa dibilang playboy kelas kakap, mantannya enggak kehitung jari.
Mata Adhi menatap gue sekilas, kemudian memandangi foto Diva. Alis tebalnya berkerut seakan berpikir keras. Lama kelamaan bibirnya menyunggingkan senyum. Gue menarik kamera dari hadapannya kemudian menekan tombol untuk mematikan sebelum kembali menyarangkan senjata hitam itu ke dalam tas. Mata gue menjelajah ke seluruh area dan tak sengaja menemukan wajah yang tak asing di sana. Wajah cantik yang hari ini sudah gue rekam baik-baik dalam memori otak dan lensa. Wajah itu terlihat enggak secantik tadi siang. Ada sesuatu yang entah apa, tapi gue yakin wajah itu menanggung masalah serius. Diva bersama seseorang. Pria berkaos biru laut dengan wajah datar itu terlihat beberapa kali berbicara sambil menatap Diva lekat. Ah, apa mereka suami istri yang sedang bertengkar? Apa pertengkaran mereka ada hubungannya dengan sesi foto tadi siang? Kalau memang mereka suami istri ... itu artinya kesempatan gue adalah nol.
"Aku dukung kamu dapatin dia, Bro," ucap Adhi sambil mengunyah kerang bakar yang terlihat lezat, "cowok ganteng kayak kamu pasti bisa dapat cewek yang bahkan lebih cantik dari dia," lanjutnya meyakinkan gue. Gue hanya menggeleng dan malah bersandar di tempat duduk sambil sedikit mendengkus. Mata gue nggak lepas dari Diva dan pria yang sepertinya jauh lebih tua itu. Mungkin saja Adhi tahu kegelisahan gue, lalu matanya berhasil menangkap jawaban. Dia geleng-geleng geli dan sedikit terbahak. Deburan ombak petang ini terdengar bersahutan dengan kekehan Adhi. Lampu-lampu temaram yang harusnya membuat suasana romantis mendadak terlihat suram di mata gue.
"Lo nggak lihat?"
"Baru gitu aja kamu nyerah?" ledek Adhi. Sepertinya dia sudah selesai makan dan ajaibnya selera makan gue tiba-tiba raib entah ke mana. Gue masih sibuk menerka siapa kira-kira pria di hadapan Diva yang kelihatan begitu dewasa dan penuh kharisma. Yang jelas pria itu pasti orang yang begitu dekat dengan Diva. Terlihat dari cara mereka berinteraksi.
"Dia punya suami gitu, gila lo, gue suruh jadi PHO?"* sembur gue. Adhi bukan jenis pria yang terlalu mempermasalahkan status, tapi gue? Gue menggeleng, "Big no, Dhi!" Gue bersikukuh. Adhi tertawa lagi.
"Udah makan aja dulu, abis ini kita clubing!" perintah Adhi, "di sana banyak cewek seksi, Bro! Tinggal pilih, selera kamu yang lokal atau internasional kayak seleraku? This is Bali, Man!" celoteh Adhi yang hanya serupa angin lalu. Jangankan clubing, makan minum pun gue malas.
Gue sibuk menyusun rencana untuk mengungkap siapa pria misterius di depan Diva. Dari yang berniat mendatanginya sekarang, menguntit mereka setelah ini, atau justru nanti saat mereka pulang ke Jakarta. Akhirnya gue memutuskan untuk menguntit mereka setelah ini dan berniat mencari tahu kapan mereka kembali ke Jakarta. Perlahan senyum gue mengembang yang tentu saja bikin Adhi senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Love #ODOCTheWWG
Любовные романыSaat seorang wanita bisa menolak gue, di situ aura ketampanan gue serasa lenyap bagai asap. Yaelah, tapi itu nyata. Wanita itu beda, dia malah terlihat ketakutan setiap gue berusaha mendekat. Entah di mana letak salahnya, yang jelas gue penasaran. L...