"AAAAAAH, SAKIT BUUUU!"
BUKK!
BUKKK!!
"Buuu kasian abang bu, jangan dipukulin terus" tukas Ayah sambil mencoba menghentikan ayunan sapu yang sedang Ibu pegang. Dihadapannya, Seongwu sedang dalam posisi telungkup sesuai titah Ibunya.
"Iya buuu, sakit nih bu, sakittttt"
"Hati ibu lebih sakit! Abang nidurin anak oranggg!"
"Abang ga ngapa-ngapain buuuuu" Seongwu menatap Sakura yang sedang duduk dikursi dengan kepala menunduk. Dia seperti benar-benar ketakutan melihat adegan ini dihadapannya. Seongwu tidak tahu bagaimana caranya tiba-tiba Sakura tertidur disampingnya dan... Seongwu memeluknya.
Ia benar-benar tidak ingat kronologi kejadiannya.
Setelah dipikir-pikir, mungkin Seongwu memang salah karena tidak memberitahu Sakura harus tidur dimana. Seongwu meninggalkan Sakura yang masih sibuk mengurusi maskernya dan kemudian tenggelam begitu saja dalam mimpinya karena ia benar-benar sudah kelelahan hari ini. Sampai akhirnya ia melihat perempuan itu sudah tidur disebelahnya.
"Apanya yang ga ngapa-ngapain?! Ibu liat Abang tidur sama perempuan ini," Ibu menunjuk Sakura dengan telunjuknya, "Udah gitu dipeluk-peluk segala lagi" lanjutnya masih dengan intonasi yang tinggi.
"Onee-san*, ikut Woojin aja yuk keluar, disini berisik" Woojin sudah menarik lengan Sakura dan refleks membuat Seongwu berteriak saat melihatnya, "Adeeekkk, jangan dibawa jauh-jauh! Awas aja lu, ga abang pinjemin motor lagi buat ngapel!"
(*panggilan ke kakak perempuan)
Woojin tidak menghiraukan perkataan abangnya itu, ia hanya menarik tangan Sakura dan membawanya keluar rumah.
BUKK!!
"AAAH BUUU, SAKIT BU...."
"Sempet banget nyalah-nyalahin adek. Kelakuan abang aja ga bener!"
"Iyaudah abang minta maap, tapi serius bu, abang ga ngapa-ngapain"
Seongwu memberikan tatapan sedihnya ke arah sang Ayah, maksudnya agar Ayahnya itu menghentikan perlakuan Ibu pada Seongwu.
Setelah mendapat sinyal-sinyal dari tatapan Seongwu, Ayah segera mengambil sapu yang Ibu pegang dengan lembut. "Udah bu, yang kaya gini harus diobrolin baik-baik. Kalo ibu mukulin terus abang, ya abang makin ngelak terus"
"Bukan ngelak, yah. Kenyataannya ya begini"
Ibunya hanya bisa menghempaskan tubuhnya ke kursi yang ada dibelakangnya. Ia memijat pelan keningnya dan mengatur nafasnya yang terengah-engah.
Ia masih belum percaya bahwa anaknya yang selama ini disibukan oleh anime dan bahkan tidak pernah dapat isu-isu berkencan, akhirnya malah memberanikan diri untuk tidur bersama perempuan asing.
"Yaudah, sekarang jelasin. Ibu mau tau abang punya berapa alesan"
Akhirnya Seongwu segera berlari ke kamar sambil membawa tablet yang kemarin Ibunya berikan.
🌸🌸🌸
"Tuh bu, liat kan" Seongwu menggambarkan uang yang secara tiba-tiba muncul dihadapan mereka yang sedang berkumpul. Ibu dan Ayah masih belum percaya saat melihat sekumpulan uang itu ada dihadapannya.
Ketika Ibunya mencoba memegang uang tersebut, awalnya benda itu memang benar-benar tersentuh, tapi semakin lama, entah kenapa tangannya seperti menembus barang tersebut. Ia seperti tidak benar-benar bisa menyentuhnya.
Ada beberapa barang yang bisa dipegang dalam durasi yang lama, dan ada pula yang sebentar. Contohnya, uang barusan yang dengan cepat tidak bisa tersentuh kembali.
"Barang-barang yang digambar ini cuma bisa dipake sama Sakura"
"Jadi, abang ngegambar sakura makannya dia ada disini?" tanya Ayah. Seongwu mengangguk dan kemudian menatap Sakura diluar yang tengah tertawa-tawa pelan bersama Woojin.
"Iya, tapi Sakura gatau. Abang gamau ngaku aja. Takutnya Sakura nyalahin abang karena udah bawa dia kesini yang bukan dunianya."
Ibunya hanya bisa memejamkan mata sambil memegangi kepalanya yang sakit. Disampingnya, Ayah refleks memegangi tubuh Ibu yang dirasa kurang fit.
"Ibu kayanya masih kaget bang..."
"Seongwu..."
Seongwu segera menoleh ke arah Ibunya yang sekarang memanggilnya dengan nama, bukan dengan panggilan abang. Itu berarti, ibu sudah benar-benar marah.
"Ibu gamau tau. Pokoknya urusan sakura ini, kamu yang atur. Ibu gamau ikut campur. Ibu harap, kamu cepet dapetin cara supaya bisa pulangin dia." Ibunya beranjak dari tempat duduknya dan kemudian berjalan lemas menuju kamarnya. Dibelakangnya, Ayah ikut beranjak sambil kemudian menepuk bahu Seongwu pelan.
"Abang siap-siap ngampus aja gih. Jangan sampe masalah ginian malah bikin abang males ngelakuin aktivitas kaya biasanya." Seongwu pun hanya bisa mengangguk pelan dan kemudian ia melihat Ayahnya yang menyusul Ibunya masuk kamar.
Ia menatap Sakura yang masih ada diluar. Beruntung, Woojin mengajaknya keluar sehingga ia tidak tahu bahwa Seongwu lah yang telah membawanya ke dunia ini.
Sesaat setelah itu, Sakura dan Woojin pun masuk ke dalam rumah dan matanya melihat kesana-kemari, berusaha mengecek suasana.
"Udahan ya bang syuting film ibu tirinya?"
"Ibu tiri apaan" Tangan Seongwu refleks mendorong pelan kepala Woojin.
"Tapi keren sih bang, abang bisa kenal orang mirip Miyawaki Sakura gini hehe. Mana aksennya jepang banget lagi. Adek jadi pengen nyari cewe mirip Sizuka."
"Ini emang Miyawaki Sakura, maleeeeeen" Seongwu sudah benar-benar lelah dengan Sakura, dan sekarang ditambah Woojin.
"Pantesan tadi Onee-san ngotot banget bilang namanya Miyawaki Sakura, ko bisa samaan gitu?"
"Udah ah abang jelasin ntar. Sekarang abang mau siap-siap kekampus dulu."
Ia beranjak dari tempat duduknya dan kemudian Sakura berdiri didekatnya. Ia meraih tangan Seongwu cepat dan memberikan ekspresi kebingungan,
"Aku bagaimana?"
"Apanya?"
"Aku harus tinggal di rumah?"
Sebenarnya Seongwu tidak enak juga apabila harus meninggalkan Sakura sendirian. Apalagi, Ibunya baru saja marah besar. Ayah dan Woojin mungkin masih bisa menerimanya.
"Yaudah lo ikut gue."
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me to Your World
Short Story"Jadi, jelasin. Lo itu sebenernya siapa? Kenapa bisa ada disini?!" Ong Seongwu tergila-gila dengan tokoh Sakura dalam anime You are My Night Dream. Ia bahkan menjadi tidak tertarik pada perempuan nyata karena terlalu menyukai perempuan 2D. Sampai ak...