TMTYW 🌸 pt. 35

531 102 24
                                    

"Kalau aku sedang minum susu, puisi apa yang akan keluar dari mulutmu itu?"

Sakura kali ini sedang duduk dibangku taman berdua dengan Osama Sora. Perempuan itu sedang menyesap susu yang diberikan Hasegawa setelah latihan tadi.

Osama memalingkan wajah dan pura-pura berpikir sambil kemudian berkata, "Tidak tahu, aku tidak bisa membuatnya." dengan bercanda dan akhirnya membuat Sakura mengerucutkan bibirnya.

"Kau bilang kau Osama Sora, sosok penyair terbaik!"

"Kapan aku bilang begitu? Hahaha"

"Kau sering berkata seperti itu! Kau ternyata hanya pintar menyombongkan diri hahaha" tukas Sakura dengan tawanya.

"Tapi semenjak aku berkata seperti itu, kau jadi lebih sering memintaku untuk membuatkan puisi untukmu." Keluh Osama. Sakura hanya bisa angkat bahu,

"Aku hanya berusaha mengujimu. Aku ingin tahu sejauh mana kau bisa membuat puisi." Ujarnya mencari-cari alasan.

Halah,
Padahal mah emang pengen aja dia tuh dibikinin puisi ama mas Osama eaaa.

Osama menatap mata perempuan itu lebih lama. Sampai akhirnya, ia bertanya, "Kapan finalnya?"

"Lusa." Jawab perempuan itu mantap.

Osama langsung menghela nafas pelan dan mencoba tersenyum tipis. Sialnya, setelah lama ia tinggal didunia ini, ia seperti tidak ingin benar-benar pergi meninggalkan Sakura, walaupun ia merasa harus pergi.

Dirumah pun ia selalu menghitung sudah berapa lama ia meninggalkan rumahnya didunia nyata dan mengira-ngira apa yang terjadi didunia itu? Apa orangtuanya merindukannya sama seperti yang ia dan Woojin rasakan?

Tidak terasa, entah kenapa ia sudah menghabiskan banyak waktu bersama Sakura didunia anime ini. Sakura senang sekali menyertai Osama disegala kegiatannya, sehingga mereka akhirnya bisa sering-sering menghabiskan waktu bersama.

 Sakura senang sekali menyertai Osama disegala kegiatannya, sehingga mereka akhirnya bisa sering-sering menghabiskan waktu bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah benar-benar siap ya rupanya?"

Perempuan itu mengangguk dengan antusias. "Tentu! Aku juga yakin akan menang! Hehehe. Walaupun sebenarnya akhir-akhir ini tenggorokanku sedikit tidak enak, tapi aku rasa tidak akan kenapa-napa." Ia berusaha memberikan senyum terbaiknya.

Osama hanya mengangguk-angguk pelan, "Jangan berlatih terlalu keras. Kau bisa kehilangan suaramu."

"Justru kalau aku tidak berlatih keras, bagaimana aku bisa menang?" Tanyanya masih tidak mau kalah.

Mata sakura yang sebelumnya terfokus pada bungkus susu digenggamannya pun segera melirik ke arah Osama. Tatapan lelaki itu benar-benar sendu. Sakura bisa dengan jelas mendapati ada perbedaan tatapan Osama hari ini dengan hari-hari sebelumnya.

"Osama......"

"Hmm?"

"Kenapa kau.... terlihat sedih?"

Osama tersenyum tipis, "Begitukah?" Tanyanya tanpa tenaga. Tangan lelaki itu perlahan mendekati kepala Sakura dan mengusapnya perlahan, membuat Sakura terkejut setengah mati.

"Ada puisi yang mau aku ungkapkan hari ini." Tukas Osama tiba-tiba.

Ia pun menatap Sakura lekat-lekat sambil menyisiri rambut tipis Sakura dengan jemarinya.

"Waktu di hidup kita kali ini akan segera berakhir,
Kita akan segera menyebar,
menyebrangi negara-negara yang berbeda,
mencari pekerjaan baru,
bahkan mencium orang asing."

"Kita akan pelan-pelan melangkah maju meninggalkan tempat kita yang sekarang."

"Nanti,
Aku akan terbangun dan sadar bahwa aku sudah meninggalkan momen ini selama bertahun-tahun,
Dan momen ini akan terus menghantuiku."

Sakura terkesiap bersamaan dengan gerakan tangan Osama yang terhenti. Lelaki itu hanya bisa tersenyum nanar sedangkan Sakura hanya bisa menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Maksudnya? Apanya yang.... meninggalkan momen ini? Memangnya kau mau kemana?" Tanyanya.

Osama menggeleng perlahan, "Kemana ya, coba kau tebak."

"Kau mau pergi?"

"Iya."

"Kemana?"

"Ke masa depan bersamamu mungkin? Hahaha"

Dengan cepat Sakura memukul pergelangan tangan Osama dan membuat lelaki itu refleks tertawa.

"Aku menyesal telah bertanya." Seru perempuan itu lagi. Tidak menutup kemungkinan, ia juga malu mendengar perkataan itu dari mulut Osama, bisa dilihat dari pipinya yang tiba-tiba memerah dengan cepat.

Sakura hanya tidak tahu saja bahwa Osama mau tidak mau sedang mencoba menenangkan Sakura. Ia tidak bisa begitu saja berkata jujur mengenai segala hal yang akan terjadi nantinya karena lidahnya seperti sudah diatur oleh dunia anime ini.

Sakura masih saja menertawai perkataan Osama itu sampai kemudian ia terbatuk-batuk.

"Nah, kan. Kau batuk karena menertawakanku." Ejek Osama dan dengan sengaja menyembunyikan botol minum Sakura dibelakang punggungnya.

Tapi perempuan itu masih terus terbatuk-batuk bahkan sambil terus merunduk dan memukuli dadanya sehingga Osama langsung saja mengulurkan botol minum itu dengan terburu-buru.

"Sakura....... kau kenapa?" Tanyanya dengan nada khawatir.

Sakura segera meraih botol minum sambil sebelumnya mengulurkan kotak susu yang ia pegang ke Osama.

Selagi perempuan itu meminum air dari dalam botol, Osama terlihat begitu penasaran dengan susu yang sering Hasegawa berikan pada Sakura itu. Akhirnya perlahan ia menyesap susu itu dan langsung terbatuk-batuk.

"Sakura, ini.... terlalu manis. Bagaimana bisa kau tahan dengan susu ini?"

Sakura masih mencoba mengatur nafas karena terbatuk-batuk dan kemudian menoleh ke arah Osama, "Ah? Mungkin karena aku suka manis? Itu tidak terasa terlalu manis untukku."

"Sudah berapa lama kau minum ini?"

"Dari...... berbulan-bulan lalu mungkin?" Ia mencoba mengira-ngira sambil kemudian menatap Osama dengan heran, "Kenapa?"

"Kau bilang..... tenggorokanmu tidak enak. Dan akhir-akhir ini pun suaramu nyaris hilang." Tukas Osama dengan ekspresi yang benar-benar khawatir.

"Jangan minum lagi." Lanjutnya.

"Emm? Ba-bagaimana bisa, haha." Sakura tertawa pelan, "Aku tidak enak menolak pemberian orang lain." Ujarnya.

Osama menatap lama bungkus susu itu.

Ia merasa, ada yang tidak beres.

Entah susunya,

Atau, orang yang memberinya.

Jadi, siapa sosok Hasegawa sebenarnya?

🌸🌸🌸

a/n:

Temen-temen,
Makasi buat 10k readersnya yampun, terharu. Perasaan ni cerita ga jelas gini tapi ko bisa ampe 10k readers wkwk.

Btw karena otak aku udah terlalu mampet(?) dan ceritanya makin gajelas, kayanya mau langsung ditamatin. Dari pada aku unpublish, kan sayang, mendingan langsung tamatin aja. Kira-kira tamat di chapter 40an huhu.

Bentar lagi dong ya.

Sampai ketemu dichapter lainnya!
Aku bakal tamatin secepatnya! Hehe.

*puisi diatas karya D.LM

Take Me to Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang