TMTYW 🌸 pt. 16

590 125 4
                                    

a/n:
Actually, part 1-15 yg kemarin tuh aku tulis awal Juli, dan yang part 16 ini awal agustus huhu. Jeda waktunya jauh banget, jadi jangan aneh kalo ada kata2 yg tiba2 ga begitu enak dibaca. Aku lagi ga terbiasa nulis akhir2 ini ㅠㅠ enjoy it!

🌸🌸🌸

Waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi. Entah kenapa, Sakura yang biasanya tidur dikasur empuk dan sekarang harus tidur diatas lantai pun berulang kali membuka matanya. Selalu seperti itu, bangun, dan kemudian tertidur, dan kemudian terbangun lagi, dan seterusnya. Sakura tau, bukan hanya dia yang tidak nyaman tidur disini, tapi lelaki disebelahnya -yang kali ini sedang bersandar dibahunya sambil berulang kali menggaruki lengannya yang memerah karena digigit nyamuk- pun sama-sama tidak nyaman tidur diteras.

Sakura hanya bisa menghela nafas panjang. Dipikirannya sempat terbesit penyesalan-penyesalan. Ia merasa harusnya ia tidak disini sekarang. Apalagi, keberadaannya disini hanya untuk merepotkan orang-orang disekitarnya yang bahkan belum terlalu Sakura kenal. Semakin lama ia tinggal didunia ini, semakin ia ingin kembali ke dunianya.

Tapi, lelaki disebelahnya ini...

Entah kenapa membuat sakura harus berpikir dua kali untuk segera kembali ke dunianya. Masalahnya, ia sudah terlanjur kenal dengan lelaki ini. Lelaki yang selama ini mengisi hari2nya dan berhasil membuatnya nyaman ada didekatnya.

Sakura sudah membayangkan bagaimana sedihnya nanti ketika ia harus meninggalkan Seongwu didunia ini. Lagi pula, mau bagaimana pun, mereka adalah dua makhluk yang berbeda dunia. Jadi, tidak akan pernah bisa bersatu.

Dan mau tidak mau, sakura harus terima kalau nantinya ia berpisah dengan seongwu. Ah, apakah seongwu juga merasakan apa yang sakura rasakan sekarang? Semacam... Takut kehilangan?

Sakura menatap lelaki disebelahnya itu, kemudian senyum manis muncul diwajahnya. Ia mengusap-usap pelan kepala lelaki itu sambil terus-menerus berpikir, "Oh seperti ini rasanya menyentuh rambut manusia dari dunia ini" apapun itu selalu membuat sakura merasa kagum. Dunia ini benar-benar mengagumkan.

"Sakura..."

Suara parau dari sampingnya tiba-tiba terdengar. Yang jelas, itu bukan suara seongwu, karena itu bukan suara lelaki, melainkan suara perempuan.

Sakura menoleh ke sebelahnya lagi dan mendapati Ibu yang sedang berdiri disana. Sakura segera menjauhi lengannya dari kepala seongwu dan kemudian tertunduk. Takut-takut kalau Ibu akan memarahinya karena ia baru saja lancang menyentuh anaknya itu.

"Masuk. Tidur aja dikamar seongwu."

"Iyaaa???" Sakura membulatkan matanya tidak percaya.

"Liat tuh. Tangan kamu yang putih jadi merah-merah gitu gara2 bentol. Sana, masuk. Kamar seongwu kan kosong." kata Ibu yang rada ogah-ogahan juga nyuruh Sakura masuk. Tapi mau gimana lagi, Ibu juga perempuan. Dia ngebayangin diri dia sendiri kalau harus tidur diluar gimana, sampai akhirnya ia meminta Sakura masuk.

"Seongwu bagaimana?" tanya Sakura dengan nada khawatir.

"Biarin aja disini. Lagian tadi dia sendiri yang mau tidur diluar" kata Ibu dengan nada dingin. Sekarang bibir sakura mengerucut. Seongwu baru saja merelakan diri untuk menemaninya. Apa sekarang ia harus masuk dan meninggalkan Seongwu sendirian disini?

"Cepet masuk. Ibu yang jadi tuan rumahnya disini" tukasnya lagi dengan nada memerintah. Mau tidak mau, sakura akhirnya menurut, apalagi setelah ia melihat tatapan ibu yang begitu menakutkan.

Ia pun masuk kedalam rumah dan tidur didalam kamar seongwu sambil mengkhawatirkan lelaki diluar sana.

🌸🌸🌸

"SAKURAAA. LO TUH YA TEGA BANGET. MASA GUE DITINGGAL SENDIRIAN" Seongwu masih aja misuh-misuh. Padahal dia sudah bangun sejak 2 jam lalu. Sekarang penampilannya benar-benar berantakan, apalagi didukung oleh beberapa helai rambutnya yang mencuat-cuat.

"Berisik, abang. Pagi-pagi udah ribut aja" tukas Ibu yang kali ini sedang menyiapkan sarapan, sedangkan Sakura hanya bisa tertawa pelan sambil membuatkan teh untuk Ayah.

Sejak pagi tadi, sakura memutuskan untuk membantu Ibu. Ia bahkan bangun lebih awal dari Ibu, kemudian terus-menerus membuntuti Ibu dengan pertanyaan "Apa ada yang bisa saya bantu, Bu?"

Cih, persis kaya mba mba customer service -_-

Si Ibu sebenernya males juga nanggepin Sakura yang begitu, tapi mau gimana lagi, Ibu juga sebenernya butuh bantuan. Ya udah lah, bagus juga ni si Sakura sadar kalo dia harus bantu2 Ibu. Seengganya kalau dia gabisa bayar sewa tempat tinggal disini, kan bisa tuh ya bantu2 Ibu.

"Cepet mandi sana. Bentar lagi gue mau berangkat kuliah. Baju lo udah gue siapin tuh di kamar" kata Seongwu sambil mengambil roti yang sebelumnya sudah Ibu olesi selai. Yang diajak bicara hanya menggeleng dengan mantap,

"Sepertinya aku tidak akan pergi ke kampusmu lagi, Seongwu. Aku ingin membantu Ibu di rumah." jawabnya dan kemudian membuat Ibu menatap heran kearahnya.

YEU, si ibu sebenernya seneng guys. Soalnya kan ibu tuh pengen beud punya anak ceweeee huhu ㅠㅠ pengen gitu punya anak yang bisa diajak sharing soal make up kekinian, barang-barang diskon, nonton bareng drama korea yang nangis2an gitu. Tapi sayang banget nih yang brojolnya malah dua anak modelan seongwu sama woojin.

"Lo... Yakin?" tanya seongwu yang menatap ragu ke arah sakura. Masalahnya, kemarin aja si ibu serem banget. Ya masa sekarang sakura mau maunya sih ditinggal berdua aja sama ibu di rumah. Apalagi kan woojin sekolah, ayahnya kerja, seongwu juga kuliah. Ga kebayang pulang2 kuliah si sakura bentukannya udah kaya apa. Pasti disiksa mulu sama ibuuuu ㅠㅠ

"Iya, seongwu. Jangan khawatirkan aku." ujarnya sambil tersenyum membuat seongwu berteriak-teriak dalam hatinya, 'JANGAN SERANG GUE SEKARANG, SAKURA. INI MASIH PAGI.'

Mon maap ya ini kenapa authornya jadi ngetik pake bahasa informal mulu dah, hiks. Kacao ini mah, kacaooo.

Sebagai penutup dari chapter ini *eaaa *APAAN WOY* Sakura mendekati Seongwu sambil memberikan segelas susu yang barusan ia buat.

"Jangan biasakan minum cola setiap pagi, Seongwu. Susu lebih sehat." tapi yang diajak bicara hanya bisa menatap sakura dengan tatapan kosong. Yhaaa, dia kaget. Abisnya ga ada yang pernah seperhatian ini sama dia. Cih bucinnya sakura nih emang.

"Iya, iya. Gue minum" jawab Seongwu yg awalnya ogah-ogahan. Eeee tapi susunya abis juga.

Ibu cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliatnya. "Abang kenapa sih lebih nurut ke sakura daripada ke Ibu? Perasaan tiap hari juga Ibu ingetin buat ga minum cola"

"Tapi sakura kan ngasih solusinya bu hehe" ngeles aja bisanya.

Ah tau ah, puyeng. Pokoknya bersambung. Bhay:)

^udah lama ga nulis, jadinya isi chapternya ancur begini dah yampun, pusinq pusinq.

🌸🌸🌸

Take Me to Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang