"Sakuraaaaa!" Seongwu melambai-lambaikan tangannya pada perempuan yang kali ini sedang terduduk dibangku ayunan, tepatnya di taman kampus. Perempuan itu hanya membalas lambaian tangan Seongwu dengan asal. Ia memegang tali ayunan dengan lemah sambil menempelkan pipinya pada tali tersebut. Matanya berulang kali terbuka dan tertutup.
"Ngantuk tuh kayanya si Sakura" ujar Daniel sambil mengeratkan pegangannya pada tasnya. Ia menatap Seongwu dan Sakura bergantian.
"Ya jelas ngantuk lah nungguin lo kumpul organisasi sampe malem begini. Ini masih mending si sakura, dia baik banget nungguin lo. Kalo gue jadi dia, beuh, kabur dah gue ke dunia anime" ujar Jaehwan menimpali. Seongwu hanya berdecak.
"Cih. Film anime mana yang mau nerima lo? Ga ada" tukasnya, balik mengejek. Sedangkan Daniel yang berdiri diantara mereka hanya saling tertawa.
Daniel dan Jaehwan sekarang sudah dengan jelas mengerti semuanya tentang Sakura. Mulai dari bagaimana dia bisa masuk ke dunia ini, bagaimana dia bisa memiliki berbagai barang, bagaimana dia bisa baik2 saja menyentuh barang dunia nyata, bagaimana ia berbicara, dan tidak kelewat juga cerita tentang... Mereka tidur berdua.
Walau sebenarnya Seongwu tidak ingat apa-apa tentang kejadian malam itu. Tapi cerita sekilasnya saja mampu membuat pikiran Jaehwan dan Daniel berlari liar kemana-mana.
"Yaudah deh, gue pulang ya, udah ditelponin Mama" seru Daniel sambil mengacungkan ponselnya. Lelaki yang satu ini memang tipe lelaki penurut pada Mamanya, walaupun sering ganti-ganti pacar.
"Gue juga pulang ya. Jaga baik-baik tuh si sakura. Gue juga bakal jaga rahasia soal lo tidur bareng dia, gue pastiin sasuke ga akan pernah tau"
"YAIYALAH GATAU. LAMA-LAMA EMOSI JUGA NIH GUE" Seongwu bertingkah seolah-olah ia ingin menendang pantat Jaehwan, sedangkan Jaehwan berpura-pura ketakutan sambil kemudian berlari terbirit-birit menuju parkiran motor.
Biasanya, sama seperti kedua temannya, setiap selesai kumpul organisasi, ia akan segera pergi ke tempat parkir dan mengendarai motornya, kemudian pulang, makan malam, dan tidur.
Tapi kali ini, berbeda. Dia harus mengurus satu perempuan yang tengah duduk di ayunan itu.
Seongwu pun mendekati Sakura. Kakinya perlahan melangkah dan langkah tersebut semakin menghapus jarak diantara mereka.
"Sakura?"
"..............."
"Lo... Tidur?"
Perempuan itu masih terdiam sambil menutup matanya. Kepalanya masih bersandar pada tali ayunan, tangannya pun masih menggenggam tali ayunan tersebut walaupun terlihat semakin melonggar. Sakura benar-benar sudah tertidur.
Tidak berapa lama setelah itu, posisi duduk Sakura semakin tidak seimbang, genggamannya semakin melonggar dan kepalanya hampir terjatuh. Seongwu pun dengan cepat mendekatkan tangannya pada kepala Sakura. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menahan perempuan itu agar tidak terjatuh.
Setelah kaget dengan ini-itu, mata Sakura pun sedikit terbuka.
"Lo tuh ya... Kapan sih ga ngerepotinnya" tukas Seongwu, misuh-misuh. Seongwu segera berjongkok didepan Sakura dan membelakanginya.
"Buruan naik. Kita harus ke parkiran kampus. Kalo nunggu lo bener-bener sadar sih bakal lama"
"Eh? Naik ke... Punggungmu?"
"Bukan. Perut. Yaiyalah, punggung"
"Tapi, aku lumayan berat. Aku rasa kau-"
"Cepet. Nanti ga gue kasih makan nih"
Tanpa pikir panjang, Sakura pun segera menaiki punggung Seongwu setelah mendengar ancaman bahwa Seongwu tidak akan memberinya makan. Yaaa mau bagaimana lagi, Seongwu satu-satunya orang yang bisa membantu Sakura, walaupun bagi Sakura, Seongwu adalah sosok lelaki yang benar-benar kasar, tapi sebenarnya dia memiliki sisi lembut tersendiri.
Contohnya, seperti sekarang.
"Seongwu, apakah tadi aku mengigau?" tanya Sakura sambil mendongakan wajahnya ke arah Seongwu. Seongwu segera mengalihkan pandangannya, "Muka lo jangan terlalu deket, bisa ga sih" katanya. Dan Sakura pun segera menjauhinya.
Seongwu kesel banget sih, abisnya Sakura ini seneng banget bikin Seongwu jantungan. Jantungnya bener-bener kepacu lebih cepat dari biasanya.
"Ngga. Lo ga ngigo. Kenapa?" tanya Seongwu.
"Syukurlah kalau begitu haha. Setidaknya aku tidak seperti kau"
"Gue? Ngigo? Kapan?"
"Tadi malam. Ketika kau memelukku saat tidur, kau bilang: Sakura, gue mau waktu berenti disaat-saat kaya gin-"
"Ga denger. Gue ga dengeeeerrRRRRR"
"Hahahahahaha"
Seongwu segera berlari kencang walaupun sambil menggendong Sakura, ia harap, hembusan-hembusan angin yang melewati telinganya bisa membekam suara Sakura, sehingga Seongwu tidak perlu mendengarnya lebih lanjut.
Ia bahkan tidak ingin mengingat-ngingat kejadian semalam, saat ia memeluk perempuan itu.
Karena, jujur, itu pertama kalinya Seongwu memeluk seorang perempuan selain Ibunya.
Dan, pertama kalinya juga Seongwu tidur dengan seorang perempuan selain Ibunya.
Sakura sudah merebut posisi kedua perempuan berharga di hidup Seongwu.
🌸🌸🌸
Sakura dan Seongwu baru saja berganti pakaian. Tentunya, tidak dalam satu ruangan. Sakura mengganti pakaian di kamar Seongwu, dan Seongwu menggantinya di kamar mandi. Setelah itu, mereka kembali berkumpul bersama di kamar dengan Seongwu yang sedang sibuk memainkan ponselnya dan Sakura yang tengah menonton film You are My Night Dream episode lalu di laptop Seongwu.
"Jadi, gimana rasanya lo nonton diri lo sendiri? Haha"
"Emm... Entahlah..." Sakura masih memandangi laptop tersebut. "Aku merasa ini benar-benar luar biasa, banyak hal yang baru aku ketahui disini. Contohnya saja adegan dimana Hasegawa sedang mandi dan-"
BUKKK!
Sakura merasakan ada bantal yang mengenai kepalanya dengan keras, sehingga kepalanya pun hampir terbentur tembok disebelahnya.
"Seneng ye lu liat begituan?" tukas Seongwu dengan bibir mengerucut.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me to Your World
Short Story"Jadi, jelasin. Lo itu sebenernya siapa? Kenapa bisa ada disini?!" Ong Seongwu tergila-gila dengan tokoh Sakura dalam anime You are My Night Dream. Ia bahkan menjadi tidak tertarik pada perempuan nyata karena terlalu menyukai perempuan 2D. Sampai ak...