TMTYW 🌸 pt. 27

540 108 12
                                    

Sekarang Wakaba tengah berjalan bersebelahan dengan Nako yang masih saja mengulum senyumnya. Ia sering kali menunduk dan sedikit canggung berdiri di sebelah Wakaba. Baginya, ini adalah momen baru.

"Aku tidak menyangka kau cepat berubah." Tukasnya membuka percakapan. Wakaba menoleh ke sebelahnya sambil sedikit menunduk karena perempuan itu lebih pendek darinya. Ia hanya mengernyitkan dahi kebingungan.

"Dulu kau begitu dingin. Dan anehnya aku masih saja menyukaimu. Aku tidak tahu malu dan akhirnya memaksakan diri untuk menyatakan perasaanku padamu tiga hari lalu."

Wakaba masih diam sambil terus berpikir,

Scene yang mana nih?! Ada scene yang ga keceritain, dan kebetulan gue belum masuk sini apa gimana?

"Maaf, kau pasti bosan karena aku terus-menerus membahasnya." Wakaba langsung mencoba tersenyum, "Bukan begitu, Nako. Aku juga sedang membayangkan momen itu." Ujarnya mencoba mengatakannya setulus mungkin sambil memberikan senyumnya.

Perempuan yang terbiasa dengan sikap dingin Wakaba itu langsung menghentikan langkah kakinya dan menatap Wakaba lama.

"Kau tersenyum lagi." Serunya.

"Kenapa?"

"Ini." Nako mengeluarkan permen susu dari saku seragamnya. Permen susu rasa stroberi yang terbungkus dengan cantik.

"Ini buat apa..."

"Ini untukmu. Aku kan sudah pernah bilang, kalau kau tersenyum padaku, aku akan memberikanmu hadiah." Serunya. Wakaba dengan ragu mengambil permen tersebut.

Ia menatap lama permen susu tersebut, "Kau pasti membuatnya sendiri." Ia refleks berkata seperti itu tanpa perintah otaknya dan membuat Nako tersenyum.

"Ternyata kau masih ingat kalau aku sering membuat permen susu sendiri." Tukasnya lagi dan kemudian kembali berjalan beriringan dengan Wakaba.

"Kakakku suka sekali dengan susu. Dia menyimpan banyak susu dirumah, tapi tidak pernah ia minum. Ia hanya... menyukainya."

Aneh, gumam Wakaba masih sambil mencoba mendengarkan celotehan pacarnya itu.

ACIEE "PACAR" WKWK.

"Karena aku rasa susunya benar-benar memenuhi kulkas, akhirnya aku meminta beberapa botol dan membuatnya menjadi permen susu."

"Astaga, kau dan kakakmu benar-benar punya kelakuan yang unik. Mungkin lain kali kau bisa kenalkan padaku kakakmu itu. Aku ingin tahu apa dia mirip denganmu juga atauㅡ"

"Tidak tidak, kakakku tidak mirip denganku. Dia tampan, tinggi, kulitnya benar-benar putih. Persis seperti susu."

"Kau juga cantik, Nako. Aku juga tidak suka perempuan yang terlalu tinggi dan terlalu putih. Bukankah itu akan terlihat menyeramkan?" Tanya Wakaba mencoba menenangkan Nako yang tidak percaya diri itu.

Lagi, itu sama sekali bukan kata-kata yang Wakaba rencanakan.

"Beㅡbegitukah?" Tanya Nako sambil mencoba menyembunyikan senyumnya.

"Aku janji akan mengenalkan kakakku padamu. Sebelumnya, aku akan beritahu dulu namanya sebagai bonus hadiah!"

"Baiklah, baiklah."

"Namanya Hasegawa Minoru."

🌸🌸🌸

Osama bingung dia harus kemana, tapi entah kenapa tangannya menuntunnya untuk pergi ke sebuah jembatan besar di Fukuoka. Ia berdiri disana sambil memegang sebuah buku catatan dan pulpen.

Gue mau apa sih disini, batinnya.

Ia sudah cukup lama berdiam diri disana bahkan sampai matahari mulai siap untuk terbenam kembali. Kepalanya begitu penat seperti sedang memiliki banyak pikiran yang menghantuinya.

Ia mencari tempat duduk setelah berkali-kali mengelilingi tempat tersebut sambil berpikir soal apa yang akan dia lakukan ditempat itu. Ia benar-benar tidak memiliki ide sama sekali dan tidak berani memulai percakapan dengan orang baru walaupun ia tahu pasti bahwa segala kata yang keluar dari mulutnya akan secara tiba-tiba berubah menjadi bahasa jepang.

Ia menghela nafas panjang setelah akhirnya menemukan tempat duduk dan membuka-buka buku yang sedari tadi ia bawa. Nyatanya, buku itu adalah buku kosong. Maka dari itu ia merasa benar-benar bingung. Apa sungguh ia adalah seorang penulis puisi terkenal? Lalu, dimana karyanya?

Ia menatap langit senja sore itu. Ia memejamkan matanya sambil mencoba menenangkan diri.

Apa seorang Osama Sora adalah penulis yang depresi dan sering memikirkan banyak hal berat? Kenapa kepalanya terasa begitu sakit dan hatinya tidak pernah tenang?

Apa seorang Osama Sora adalah orang yang pekerja keras sampai akhirnya selalu mencoba mencari inspirasi untuk menulis?

Seketika, Osama membuka matanya dan mendapati seorang perempuan yang tengah membelakanginya.

Rambutnya terkena hembusan angin senja itu dan ia terlihat tengah menatap indahnya langit sore itu.

Osama terdiam untuk beberapa saat, dan kemudian ia berbicara dalam hati.

Selama momen itu terlewati,
Seperti bagaimana kau melewatiku,
Aku melihat matamu yang tengah menatapi langit.

Selama aku memandangmu,
Aku tidak bisa apa-apa selain merasakan bahwa perasaanku hanya untukmu.

Seperti itulah hal yang ingin kukatakan padamu.

Osama beranjak dan mulai mendekati perempuan tersebut. Ia membiarkan buku catatan dan pulpennya tergeletak begitu saja diatas kursi yang sebelumnya ia duduki.

Mulutnya tiba-tiba berucap, melanjutkan puisi dadakan yang menuntunnya untuk menemui perempuan itu.

"Saat siang berganti malam,
matahari terbenam, bulan mulai muncul,
Aku masih tidak bisa berpaling dari caramu menatap langit sore itu."

"Sekarang, saat aku melihat langit itu pula,
Ini semua tentu akan mengingatkanku padamu yang memiliki mata secantik langit senja."

Bagaimana bisa perempuan yang tengah berdiri sendirian itu tidak kaget kalau ada laki-laki yang secara tiba-tiba berdiri disebelahnya sambil berkomat-kamit mengucapkan runtutan kata yang asing untuk perempuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana bisa perempuan yang tengah berdiri sendirian itu tidak kaget kalau ada laki-laki yang secara tiba-tiba berdiri disebelahnya sambil berkomat-kamit mengucapkan runtutan kata yang asing untuk perempuan itu.

Ia menoleh ke arah Osama, begitu pun lelaki itu.

Mereka bertatapan cukup lama.

Yang membedakan adalah tatapan Osama begitu terkejut, sedangkan perempuan itu hanya menatapnya dengan datar.

"Miyawaki Sakura?"

Perempuan itu masih menatap lekat-lekat mata cokelat Osama dan kemudian akhirnya mengeluarkan suaranya,

"Kau..... siapa?"

🌸🌸🌸

a/n:
Anyway, itu puisi asli tapi bukan buatan aku huhu. Aku dapet dari hellopoetry.com tapi lupa penulisnya siapa ㅠㅠ dan ini emang aku trans ke indo soalnya aslinya pake eng sih hehe. Pan kapan kalo aku share puisi lagi pasti aku share penulisnya huhuhu.

Take Me to Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang