"Buuu, abang berangkaaat"
"PERGI AJA SANA GA USAH PULANG SEKALIAN"
"Galak bener. Makin keriput ntar mukanyaaa"
"Abaaangggg...." Ayah menepuk pelan bahu Seongwu yang kali itu sedang duduk disebelahnya. Ibunya sedang tidur diatas kasur dengan posisi membelakangi Seongwu. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi agar Ibunya percaya bahwa ia tidak melakukan apapun pada Sakura. Ia berpikir, mana mungkin anaknya itu tidak melakukan apapun pada sosok perempuan yang digilainya akhir-akhir ini.
"Salim deh bu, saliiiiim. Masa abang berangkat ga salim dulu sama Ibu"
"SALIM AJA NOH SAMA KAKI IBU"
"Bener loh yaaa...." Seongwu segera mendekati kaki Ibunya, tapi Ibunya itu dengan cepat menutupi kakinya dengan selimut yang selama ini hanya memanjang menutupi bagian perutnya.
"Udah, buruan berangkat. Ibu kan kalo ngambek emang suka kaya anak kecil" kata Ayah sambil menarik-narik pelan lengan Seongwu. Akhirnya Seongwu mengiyakan perkataan Ayahnya dan segera keluar dari kamarnya itu.
Ketika ia keluar dari pintu kamar, betapa kagetnya ia mendapati Sakura yang sudah berdiri tepat dipinggir pintu tersebut. Seperti biasa, ia menyunggingkan senyum lebarnya dan matanya yang menyipit.
"Buset dah sakuraaaAAAAAA. Kebiasaan banget, tukang ngagetin" Seongwu mengusap-usap pelan dadanya dan kemudian tingkahnya itu mengundang tawa Sakura. Ia benar-benar lupa bahwa sebelumnya ia sudah menyiapkan pakaian untuk sakura dan ia menyuruh perempuan itu untuk berganti pakaian dikamarnya.
"Seongwu, aku sudah siap!"
Sekarang, perempuan itu berdiri dengan menggemaskannya. Apalagi, bando telinga beruang itu benar-benar menambah nilai cantik perempuan itu. Seongwu tahu betul bahwa Sakura selalu memakai hiasan dikepalanya apabila ia akan pergi kekampus.
Seongwu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlihat terpukau pada perempuan itu. Ia akhirnya menahan senyumnya dan segera berjalan mendahului Sakura,
"Buruan. Tar telat"
"Jadi, hari ini aku kekampusmu? Aku ikut belajar disana?" tanya Sakura sambil mengekori Seongwu dibelakangnya. "Aaaah benar-benar menyenangkan! Aku rindu kampus! Aku penasaran, apa saja yang orang-orang diduniamu ini lakukan saat belajar dikampus."
BUKKK!
Seongwu mendadak berhenti dan dengan begitu, Sakura akhirnya menabrak punggung Seongwu yang ada dihadapannya. Ia mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap pelan keningnya.
Seongwu membalikan badannya menghadap Sakura dan mengetuk-ngetuk kening Sakura dengan telunjuknya, "Jangan macem-macem. Lo dikampus ga akan belajar. Gue yang belajar"
"Lalu, apa yang akan aku lakukan disana?"
"Ya ngapain aja. Pura-pura aja lo mahasiswa sana. Jangan sampe bikin mereka curiga siapa lo sebenernya." Seongwu meraih tas kecil yang dipakai Sakura, "Gue udah nyiapin macem-macem ditas lo. Makanan, mainan, earphone sekaligus pemutar lagunya." lanjutnya. Sakura mengangguk-ngangguk sambil mendengarkan lelaki tinggi dihadapannya sedang berbicara.
"Gue bawa lo ke kampus karena takut lo diapa-apain Ibu. Jadi, turutin apa kata gue, ngerti?" tanyanya sambil menunduk, menatap mata bulat perempuan itu. Sakura mengangguk mengerti sambil menorehkan senyumnya, "Siap, kapten!"
Seongwu segera mengeluarkan motornya dan kemudian menepuk jok belakangnya, "Buruan naik"
Sakura masih terdiam sambil menatap Seongwu lama. Lagi-lagi, ia tersenyum padanya.
Seongwu yang merasa hatinya sudah benar-benar terserang, akhirnya segera melajukan motornya. "Lama ah lo" tukasnya misuh-misuh.
Sepersekian detik kemudian, Sakura tertawa dan kemudian mengejar motor Seongwu, "Astaga, kau benar-benar tega" serunya setelah akhirnya bisa menaiki motor Seongwu karena Seongwu mendadak memberhentikan motornya karena kasihan pada perempuan itu.
"Lagian lo senyum-senyum mulu, kenapa sih?"
"Hahaha tidak apa. Hanya saja.... Perlakuanmu padaku itu mengingatkanku pada Hasegawa" serunya pelan. Dan Seongwu hanya menjawabnya dengan "Ooooh" panjang.
Ia bisa tahu bahwa Sakura benar-benar jatuh cinta pada Hasegawa. Bahkan disaat-saat seperti ini pun, yang ia pikirkan hanya satu orang.
Hasegawa Minoru.
🌸🌸🌸
Hari ini Seongwu senang sekali, akhirnya Sakura menjadi orang yang tidak semerepotkan kemarin.
Ketika sampai kampus, Sakura dengan mudah berbaur dengan mahasiswa lain. Ia berpura-pura menjadi mahasiswa sastra jepang yang kebetulan, kampusnya terpisah dengan kampus Seongwu. Jadi, orang-orang tidak akan mengecek apa benar Sakura adalah mahasiswa kampus ini atau bukan.
Selain itu, jika ada yang menanyakan nama Sakura, Sakura tidak menjawabnya. Ia berkata bahwa baginya, nama adalah harga diri, nama adalah privasi. Begitulah yang Seongwu ajarkan selama di perjalanan menuju kampus. Walaupun Sakura sering kali salah bicara ketika ada yang berkata, "Kamu mirip versi manusianya Miyawaki Sakura, serius" dan dia akan menjawab "YA! ITU MEMANG AKU!"
Tapi selang berapa detik kemudian, ia akan menimpali, "Ma-maksudku... Ya, banyak orang berkata aku mirip dengannya."
Tidak lupa, Seongwu juga menjelaskan siapa Sakura pada Jaehwan dan Daniel, karena ia yakin manusia-manusia itu tidak akan pernah berhenti mengganggunya apabila ia tidak mengatakan hal yang sebenarnya. Mereka sempat tidak percaya pada awalnya, tapi setelah melihat Sakura, mereka tidak bisa berkata apapun.
"Terserah deh itu si Sakura muncul dari dunia apaan, yang bisa gue tangkep cuma satu"
"Apaan tuh?"
"Cantik parah. Boleh lah jadi selingkuhan gu-"
Kemudian Jaehwan dengan cepat menepuk jidat Daniel kencang, "Sadar, lo udah punya cewe, nieeeeeel"
Seongwu sering diam-diam memperhatikan Sakura dari balik jendela kelas. Ia melihat perempuan itu mengobrol dengan banyak orang, atau menari untuk mereka. Perempuan itu benar-benar pencair suasana.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me to Your World
Short Story"Jadi, jelasin. Lo itu sebenernya siapa? Kenapa bisa ada disini?!" Ong Seongwu tergila-gila dengan tokoh Sakura dalam anime You are My Night Dream. Ia bahkan menjadi tidak tertarik pada perempuan nyata karena terlalu menyukai perempuan 2D. Sampai ak...