TMTYW 🌸 pt. 34

355 90 2
                                    

Wakaba berdiri mematung didepan rumah tersebut, bahkan ketika Nako menarik tangannya, ia langsung tersentak kaget karena terlalu sibuk melamun.

"Kenapa?" Tanya Nako ragu. Ia mengikuti arah pandang Wakaba dan mendapati bahwa Wakaba tengah memandang sebuah bangunan misterius disebelah rumah Nako.

"Itu tempat apa?" Tanya Wakaba dengan nada yang nyaris tidak terdengar. Kenangannya terputar ke beberapa hari lalu dan membuatnya bergidik ngeri. Ia sebenarnya ingin melupakan kejadian itu, tapi entah kenapa hari ini malah ada sesuatu yang mengingatkannya ke hari yang mengerikan itu.

"Ah.... itu ya...." Nako ikut memandanginya perlahan, "Itu tempat khusus kakakku. Dia melarangku masuk. Itu tempat rahasia!" Nako menyimpan jari telunjuk didepan bibirnya.

Tempat rahasia katanya.

Berarti Wakaba termasuk orang yang beruntung karena bisa memasuki ruangan itu tanpa sengaja dan mendapati banyak barang-barang yang 'wajar' ketika itu. Sebenarnya, ia rasa tidak perlu ada yang dirahasiakan pula dari tempat itu.

"Yuk kita masuk!" Ajak Nako yang kemudian menarik lembut pergelangan tangan Wakaba, sehingga mau tidak mau, lelaki itu pun menuruti keinginan Nako.

Mereka melepas sepatu mereka didepan pintu dan kemudian memasukinya.

Melihat sosok Nako yang manis dan lembut, Wakaba pikir rumahnya pun akan seperti itu. Ya setidaknya banyak barang-barang menggemaskan yang menghiasi rumah tersebut. Tapi kenyataannya berbanding terbalik.

Rumahnya seperti rumah kosong.

Bahkan terlalu banyak barang-barang yang masih dibungkus didalam box dan dibiarkan berdebu dipojokan ruangan.

"Ayo ayo kemari" ajak Nako dan Wakaba masih saja mengkerutkan dahi sambil melihat sekeliling.

"Nako, ini benar-benar rumahmu?" Tanyanya. Nako mengangguk mencoba meyakinkan.

"Kau baru pindah ya?" Tanya Wakaba lagi. Nako mengikuti arah pandang Wakaba ke dus-dus dipojokan ruangan.

"Oh, iya. Aku dan kakakku memang selalu pindah-pindah rumah." Jawabnya polos sambil menyimpan tasnya diatas kursi yang berada diruangan tersebut.

"Bagaimana dengan Ayah dan Ibumu?"

Nako mengernyitkan alisnya, "Kau lupa? Aku kan yatim piatu."

"Ah, maaf....."

"Tidak apa. Mungkin kau tidak terlalu mendengarkan ceritaku waktu dulu. Hehehe" perempuan itu menyeringai dan dengan cepat Wakaba pun menyelanya, "Tidak, tidak. Bukan begitu." Sahutnya dengan cepat.

Padahal jelas-jelas Wakaba tidak tahu sama sekali kapan Nako menceritakan hal itu padanya.

Mereka pun akhirnya pergi menuju dapur dan menghabiskan waktu cukup lama untuk membuat permen manis yang biasa Nako buat.

Mau seberapa lama pun atau mau seberapa kali pun Nako menegur Wakaba, lelaki itu tidak henti-hentinya menatap tempat rahasia yang Nako bilang dari jendela dapur.

Itu tempat kakaknya kan? Terus.... pisau waktu itu.... maksudnya apa? Batinnya. Sekarang Wakaba sedang memutar otak dan berpikir apa dulu ia terlihat seperti penyelinap mungkin(?) Atau apapun itu sehingga akhirnya ia hampir terbunuh oleh siapapun itu yang berada didalam tempat rahasia tersebut.

 Sekarang Wakaba sedang memutar otak dan berpikir apa dulu ia terlihat seperti penyelinap mungkin(?) Atau apapun itu sehingga akhirnya ia hampir terbunuh oleh siapapun itu yang berada didalam tempat rahasia tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wakaba....."

"I-iya?" Wakaba akhirnya menoleh dan melihat Nako sedang membungkus beberapa permen.

"Permennya sudah jadi." Tukasnya dengan nada sedikit lesu.

"Ah ya? Syukurlah."

"Kau bahkan tidak membantu sama sekali. Kau tidak suka ya?"

"Bu-bukan begitu.........." Wakaba masih mencoba menyangkal.

Nako langsung menopang dagu dan ikut menatap tempat rahasia kakaknya dari jendela dapur.

"Kau kelihatannya benar-benar penasaran ya dengan tempat itu?"

"Emm... Tidak juga." Wakaba langsung berusaha memfokuskan pandangannya pada Nako dan berusaha menghilangkan segala pikiran anehnya tentang tempat itu.

"Kau bohong. Kalau bohong, aku tidak akan memberikan permennya!" Ujarnya dengan nada mengancam yang dibuat-buat yang akhirnya membuat Wakaba tertawa pelan.

Nako yang polos itu pun akhirnya mencoba menceritakan tentang tempat rahasia kakaknya.

"Kau tahu, aku dan kakakku sering sekali pindah-pindah rumah. Aku bahkan sudah tidak bisa menghitung berapa kali kita pindah. Ini terjadi setelah ayah dan ibu meninggal." Ia melepas satu bungkus permen dan perlahan memakannya untuk mencoba rasa dari hasil akhir permen buatannya itu.

"Kita tidak membeli rumahnya. Kita hanya menyewanya. Dan disetiap rumah yang disewa, kakak pasti memiliki satu ruangan yang tidak boleh aku masuki." Lanjutnya lagi.

"Tapi apa kau tahu, aku pernah memasuki ruangannya! Aku tahu apa yang ada didalamnya!"

"Ah? Sungguh?" Wakaba pura-pura terkejut. Padahal samar-samar, dia juga mengetahui apa yang ada didalamnya.

"Ruangan itu....... Berisi banyak dokumen, ID Card, uang, lalu-"

"YABUKI NAKO!"

Nako dan Wakaba langsung terkesiap ketika mendapati Hasegawa sudah memasuki rumah dengan mata yang memerah. Lelaki itu seperti diam-diam mendengar percakapan mereka berdua dan akhirnya memilih muncul dan menghentikan segala pernyataan dari Nako yang polos itu.

Wakaba langsung saja menelan ludah dan menyimpulkan bahwa....

Hasegawa lah yang mencoba membunuhnya malam itu.

Suaranya benar-benar mirip.

🌸🌸🌸

a/n:

Sorry to say, tapi aku mau ngehapus tokoh Jonghyun huhu. Inget ga pas di awal2 part ada yg jadi temennya Hasegawa? Nah, kayanya ga akan nongol sama sekali deh di story ini hehehe.

Take Me to Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang