Sudah hampir satu jam yoongi duduk disana. Tetap pada pandangan kosongnya. Entah apa yang dipikirannya.
~tapp~
•••
Seseorang menepuk pundak yoongi. Yoongi sedikit terkejut karena dia terlalu fokus menatap pandangan kosongnya.
Yoongi pun menoleh pada orang yang telah menepuk pundaknya. Betapa terkejutnya dia saat melihat orang itu. Orang itu juga tidak kalah terkejutnya saat melihat orang yang pundaknya iya tepuk.
"Mau apa kau disini? Apa kau mengikutiku?!"
Tanya yoongi pada seseorang yang telah menepuk pundaknya.
"Maaf. Seharusnya aku yang bertanya padamu. Untuk apa kau disini?"
"Bukan urusanmu"
Jawab kesal yoongi pada orang itu.
Tak lama orang itu mulai duduk di samping yoongi. Sedangkan yoongi langsung menatap sinis orang itu.
"Mau apa?"
"Duduk lah"
"Bisakah jarak mu dengan ku berjauhan?"
"Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Aku telah memberi tanda pada tempat ini. Dan kau mendudukinya"
"Ah? Benarkah?"
Jawab yoongi yang seakan tak percaya
"Kalau tidak percaya, bangun lah"
Yoongi pun menuruti permintaan orang itu. Ternyata benar. Ada tanda berbentuk hati yang ukurannya tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu kecil.
"Kalau bagitu maaf kan aku telah menuduhmu"
"Tak apa"
Yoongi kembali duduk di tempatnya yang tadi. Dan di samping yoongi masih ada orang yang memberi tanda pada tempat yang di duduki yoongi.
Tak ada pembicaraan dari mereka berdua. Hanya terdengar suara angin yang semakin kencang karena malam semakin larut.
"Mau?"
Tanya orang itu pada yoongi. Otomatis yoongi pun menoleh pada orang tersebut.
"Ah?"
Yoongi menatap potongan kue yang disodorkan orang itu.
"Bukan kah ini kue yang kupesan waktu itu?"
Yoongi mulai ingat. Waktu itu dia telah menjual kue pesanannya kepada seseorang. Kalau tidak salah harga yang di jualnya 5000 won. Padahal yoongi ingin membayar 10.000 won.
"Hm... ku pikir bukan ide buruk untuk menambahkan kue ini dalam daftar menuku"
Yoongi tertawa kacil. Begitu juga dengan orang yang memberikan kuenya.
"Aku belum mengenal mu. Bisakah kita berkenalan?"
Orang itu menaikan alisnya.
"Ah.. aku jimin. Park Jimin"
"Ya aku sudah tau. Apa kau tidak mengenal ku?"
"Ya ya ya. Aku tau. Kau itu Min Yoongi, artis yang sekarang sudah tid..."
"Sudahlah. Tidak usah dilanjutkan. Aku tau kelanjutannya"
Jimin, orang yang disamping yoongi hanya menatap bingung yoongi.
"Dulu saat aku kecil, kakek ku sering mengajak ku kesini. Dan posisinya tepat saat kita ini"
Jimin yang mendengarkan sedikit terkejut. Atau bisa dibilang terkejut ditambah tidak paham.
"Maksudnya?"
"Ya. Aku sering duduk disini. Dan kakek duduk tepat di posisi mu"
"Ah..."
Kini jimin mengerti maksud jimin.
"Apa aku harus memanggil mu hyung? Kulihat sepertinya usiamu lebih tua dari ku"
Kini jimin yang memulai pembicaraan. Lebih tepatnya bertanya pada yoongi.
"Boleh. Tapi ingat! Aku bukan tua. Aku dewasa"
Jimin tertawa mendengar jawaban dari yoongi. Sedangkan yoongi hanya bisa cemberut mengingat perkataan jimin yang mengatakan bahwa dirinya tua.
"Ah.. yoongi hyung, sepertinya ini sudah terlalu malam. Aku harus pulang"
Jimin langsung berdiri dari duduknya. Saat ingin berjalan, jimin dipanggil.
"Apa mau ku antar?"
"Ah tidak usah. Rumahku dekat dari sini"
"Baiklah"
Sepergian jimin, kini yoongi sendiri menikmati malam yang semakin larut. Hingga akhirnya perutnya marah karena belum di kasih jatah.
Yoongi pun bangkit dan pergi mencari sebuah tempat makan yang masih buka.
Paling tidak sebuah tempat dipinghir jalan masih banyak yang buka. Lagi pula rasanya juga sama saja dengan restoran berbintang.
Berjalan sambil melihat kanan kiri mencari tempat makan yang cocok dengan keinginannya. Sampai akhirnya mata yoongi berhenti pada tempat yang menjual banyak sekali jenis odeng.
Tempatnya tidak terlalu ramai tapi kelihatannya odeng yang disajikan sangat enak.
Yoongi pun makan dengan lahap. Tanpa sepengetahuannya, pikiran yang tadi dia pikirkan, telah terlupakan.
"Berapa semuanya ahjussi?"
"3.640 won" (sekitar 47.000)
Yoongi pun menyerahkan beberapa lembar uang untuk membayar kamanan yang telah dia makan.
"Apakah kau ini min yoongi? Seorang penyanyi rap?"
"Ah... hehehe"
Yoongi hanya bisa tersenyum. Bahkan sampai saat ini masih saja ada yang mengingatnya.
"Bisakah kita boleh berfoto. Anakku sangat mengidolakan mu. Dia sedang sakit"
Karena meresa iba, yoongi pun menuruti permintaan ahjussi itu.
"Ahjussi, aku pesan 20 tusung lagi ya. Mungkin managerku ingin odeng"
"Ah baiklah"
Setelah bungkusannya diambil, yoongi memberikan beberapa uang pada sang ahjussi.
Bisa dihitung mungkin sekitar 40.000 won (sekitar 500.000)
"Maaf, tapi uang anda terlalu banyak. Anda bisa memberikan denga uang pas saja"
"Ah tidak ahjussi, aku tau pasti kau juga mencari uang untuk anakmu"
Yoongi pun berpamitan dan pergi meninggalkan tempat odeng itu.
Yoongi baeu ingat, ternyata sejak dia pergi ponselnya belum dia hidupkan. Akhirnya yoongi menghidupkan ponsel tercintanya.
Kalau boleh di ingat ingat, ponsel ini dibeli saat gaji pertamanya menjadi seorang idol. Jadi ponsel ini sangat berharga baginya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
what is our status? #wattys 2019
Fanfiction•typo dimana mana✔ "Aku rasa aku benar benar mencintaimu. Putuskan surat kontrak itu dan ayolah kita menikah sungguhan" "Mwo?" Cast: °yoonmin °taekok