Tiramisu Cake : Prolog

7.2K 412 11
                                    

(´・ω・')

Harusnya ngetik buat Gangster. Tapi tadi siang, saat sudah niat ngetik... worknya ga ada ._. Mungkin wattpadku yang eror (semoga aja) terus nanti ceritanya balik lagi kaya Mask. Butuh beberapa hari buat Mask balik. Tapi setelah Gangster hilang aku jadi malas ngetik 😂😂 jadi badmood gitu tadi siang.

Abis itu nonton drama 2 episode judulnya To. Jenny. Dramanya lucu tapi ga luar biasa kaya yang lainnya, kan emang cuma 2 episode jadi konfliknya ringan. Tapi di drama itu ada salah satu adegan dan soundtrack yang berkesan sekali. Hehe. Judul Soundtracknya "Tiramisu Cake"

Oke sudah cukup curhatnya. Maaf kalau ada beberapa cerita yang ku unpublish sebelum kalian baca. Cerita itu belum selesai ku back up dan aku ga rela kalau ceritanya hilang juga, jadi perlu ku unpublish... buat Gangster... semoga ceritanya balik kaya Mask. Semoga masalah cerita hilang kaya gini berakhir ._.)/ semoga kasus cerita hilang gini emang karena wattpad yang eror, bukan karena ada yang nge-report. Tapi... kalau emang ada yang nge-report cerita para penulis, apa alasannya? Kalau mau baca, baca aja, toh ga bayar. Ngasolih vote atau komentar ga perlu bayar kan ya? Ga ngabisin kouta juga kan? Kalau mau ceritanya, coba minta sama penulisnya. Siapa tau dikasih. Kalau mau ceritaku dm aja, jangan di hilangkan.

Sudah cukup! Kalau gitu... sekarang...

Tiramisu Cake di mulai!

(´・ω・')

Ada banyak hal yang ingin di katakannya pada pria itu. Ada banyak kata yang ingin ia ungkapkan.

Namun, setiap kali pria itu berdiri di hadapannya,

setiap kali mereka bertemu,

setiap kali mata pria itu menilainya,

Semua kata, semua kalimat, semua yang ada di kepalanya menghilang.

Malu.

Gugup.

Takut.

Semua yang membuat ia tidak dapat berbicara berkumpul menjadi satu dalam dadanya. Berdesakan membuat sesak.

Namanya, Lalisa. Lalisa Woo. Usianya baru 15 tahun ketika kakaknya meninggal— Woo Seungyeon. Dan sejak itu, ia harus tinggal bersama ibunya yang jadi sedikit depresi. Ibu mana yang tidak depresi mengetahui putrinya bunuh diri? Wanita itu pasti berharap ia bisa menggantikan putrinya yang sudah lebih dulu menyerah.

Tinggal bersama seorang ibu tunggal yang merasa depresi karena kehilangan putri sulungnya, yang juga berarti kehilangan pemasukan keluarganya, membuat Lisa mau tidak mau harus bekerja.

Ia bekerja sepulang sekolah dan pulang kerumah setelah selesai bekerja. Ia harus bekerja dimana anak-anak lain seusianya harusnya hanya belajar.

Sudah satu tahun Lisa bekerja di sebuah minimarket. Ia bekerja paruh waktu di sana, sampai di suatu siang, di akhir pekan. Lisa melihat pria itu. Melangkah masuk ke dalam minimarket seperti sebuah cahaya dalam gelap.

Selama dua tahun Lisa bekerja disana, itu kali pertama ada pelanggan yang membuat Lisa benar-benar gugup.

"Hei?" tegur pria itu, untuk pertama kalinya. Mengejutkan Lisa yang saat itu tidak punya apapun selain kulit yang melapisi tulangnya— terlalu kurus— dan tubuhnya itu dibalut hanya kaos bekas pemberian tetangga. "Bisa aku membayar?"

"Eh? Ne," ucap gadis 16 tahun itu buru-buru. Buru-buru meraih sebuah pensil yang akan di beli si pria kemudian mengecek harganya. "50 Won,"

"Ah, ini," ucap si pria, ah bukan dia hanya bocah laki-laki yang mungkin beberapa tahun lebih tua dari Lisa. Bocah itu memberi Lisa sebuah koin bernilai 50 Won kemudian berterimakasih dan hendak melangkah menjauh.

"Tunggu," panggil Lisa sebelum bocah itu melangkah menjauh. "Ini," ucapnya setelah si pria kembali menoleh.

"Apa ini?"

"Tiramisu Cake,"

"Ya, Tapi aku tidak membelinya?"

"Bonus, one plus one,"

"Untuk sebuah pensil?" tanya bocah itu dengan sebelah alis terangkat. Sedikit ragu untuk mengambil satu slice kue itu. Namun tetap mengangguk kemudian meraih kue itu. "Kalau begitu terimakasih? Aku baru saja pindah ke apartement di depan sana, aku akan sering belanja disini?" ucap pria itu. Tetap ragu memang, tapi bocah itu tidak punya pikiran lain selain menerima kue pemberian si kasir.

Tiramisu Cake, one plus one.

(´・ω・')

Tiramisu CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang