Chapter 2

2.8K 119 5
                                    

"Kau bisa menghilang kan?"

'CTAARRR!!!'

Mataku terbelalak. Bagaimana dia bisa menebak dengan tepat, dengan hanya sekali lihat!?!

"Te-tentu saja tidak!!! Bodoh! Mana ada orang bisa menghilang!!!" Teriakku walau kuusahakan agar tidak terlalu keras, agar tidak ketahuan Miss Luna.

Lio tetap menatapku intens. Aku dengan susah menelan ludahku, tenggorokanku terasa sangat kering. Dia menajamkan matanya menatapku, lalu tersenyum lebar.

'Eh?'

"Aku tak percaya!!! Ini lebih keren dari di film!!! Ternyata bukan cuma aku yang-"

'Cklek!'

"Moon! Lio! Tolong simpan pembicaraan penting kalian untuk nanti!!! Yang satu tidak membawa buku catatan, dan yang satu tidak memperhatikan... Benar-benar pasangan paling serasi hari ini!!!" Kata Miss Luna mengomeliku dan Lio.

Teriakkan Lio terpotong oleh suara Miss Luna. Aku melotot. Anak-anak dikelas tertawa cekikikan, Lio terlihat santai- tepatnya sangat santai. Apa kami bicara sekeras itu?

'Pasangan!?!'

Aku semakin geram pada guru ini!!! Sayangnya, dia adalah guruku. Aku tidak bisa protes padanya lebih jauh lagi.

'Kriiinggg!!!'

Untunglah, bel ganti pelajaran berbunyi. Aku tak perlu lama-lama disini dengan Lio. Fyi, Lio adalah orang yang keras kepala dan punya rasa ingin tahu yang besar. Aku bisa saja di introgasi olehnya.

Waktu berjalan sangat cepat. Aku menghabiskan waktuku disekolah dengan biasa saja. Walau, sekali-kali aku masih melamun memikirkan hal-hal ini.

Pelajaran, Istirahat, Pelajaran, Pulang.

Itulah pola kegiatanku disekolah setelah pelajaran matematika yang 'meriah' tersebut. Aku agak menjauhi Lio seharian ini. Aku bahkan pulang duluan dan meminta Ri pulang bersama Hiro. Karena Lio ada eskul basket, dia pasti pulang bareng Hiro.

"Pasangan paling serasi hari ini~"

Disinilah aku terdampar. Diruang keluarga dengan Ri yang terus menggodaku. Entah dari mana dia tahu tentang itu, tapi sikapnya sangat menyebalkan. Aku beranjak dari sofa, dan mendekati Mama.

"Ma, ada yang bisa Moon bantu?" Tanyaku pada Mama, aku hanya ingin menghindari Ri sekarang. Entahlah, hanya aku tak suka ia terus menggodaku.

"Tolong anterin Mama ke Departement Store ya? Ri mau ikut?" Tanya Mama sambil bertanya pada Ri. Ri mengangguk semangat dan naik ke kamarnya untuk ganti baju.

"Moon ikut ya? Nanti Moon boleh beli novel deh..." Bujuk Mama, aku tak terlalu suka pergi-pergi. Apalagi aku sedang menghindari Ri.

Tapi, sogokannya buku novel, tentu saja aku mau ikut. Paling-paling nanti aku akan diem-diemman sama Ri. Aku bergegas berlari kecil ke lantai atas- tepatnya kamarku.

"Moon! Jangan lari-lari ditangga!!!" Aku hanya bergumam keras untuk menjawab.

Dengan segera, aku mengganti pakaian rumahku dengan pakaian pergi. Aku memilih untuk memakai rok selutut dengan kaus lengan panjang, dan sneakers berwarna putih.

Setelah aku selesai berpakaian, aku segera turun kelantai bawah. Aku melihat Ri sudah siap dengan pakaiannya yang selalu modis.

"Sudah?" Tanya Mama, aku mengangguk sambil menyambar tasku selempangku, yang ada diatas sofa.

"Ayo berangkat!!!" Kata Ri sambil mengangkat kepalan tangannya. Mama tertawa kecil untuk menganggapi Ri.

Didalam mobil, Ri bercerita panjang lebar tentang sekolahnya tadi. Kekesalanku pada Ri mulai mereda.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang