Kami terus mengikuti wanita itu, sampai kami sampai disebuah tempat yang lebih mirip 'rumah'. Bentuknya seperti Klan Bulan biasa, hanya saja terlihat lebih primitif.
"Ayo, duduklah... Jangan malu-malu" Kata wanita itu dengan ramah, ia pergi melesat keruangan lain. Sedangkan aku mengkode yang lain untuk ikut duduk.
"Silakan diminum" Kata wanita itu dengan senyum, tangannya yang renta menaruh gelas berisi air diatas sebuah meja. Aku mengucapkan terimakasih, Lio bahkan langsung meneguk air itu sampai habis.
"Jadi, kau pendatang?" Tanya wanita itu dengan bahasa Klan Bulan, aku menatap yang lain dengan ragu tapi Miss Selena mengangguk. Aku hanya tersenyum sambil meneguk sedikit air di salah satu gelas yang ada. Air itu sepertinya hanya air biasa
"Kutebak, pemilik kekuatan?" Tanya wanita itu lagi, kami terdiam dan saling memandang.
"Kalian semua dari kota Tishri ya?" Kata sebuah suara dari belakang kami, kami menoleh. Disana seorang gadis cantik dengan senyum mengejek sedang berdiri, ia berpose sandaran dengan dinding.
"Ya" Kata Aslan dengan singkat, padat, dan jelas. Ri dan Lio tampak kesal dengan perkataan dan tingkah gadis menyebalkan tersebut. Mereka bahkan tampak merencanakan sesuatu untuk gadis 'baik hati' yang baru mereka temui ini.
"Kenapa ibu membiarkan mereka masuk? Bukankah kita tak akan berhubungan lagi dengan para pemilik kekuatan?!" Sentak gadis itu, rambut hitamnya tampak bersinar saat terkena cahaya. Manik hitam gadis itu tampak berkaca-kaca.
"Nak... Aku bisa merasakannya, mereka orang baik" Kata sang wanita tua tanpa menghiraukan anaknya yang hampir menangis.
"Maaf, tapi kalau anda keberatan kami bisa pergi kok" Kataku sambil memasang senyum tulusku, gadis itu berhenti menangis dan tersenyum.
"Baguslah! Berarti kalian benar-benar orang baik" Kata gadis itu dengan ceria yang overdosis, Lio dan Ri menatap gadis ajaib itu dengan tatapan tak percaya.
"Kau sakit?" Tanya Aslan dengan datar, ia mungkin juga kesal dengan tingkah labil dari bocah tersebut. Bocah perempuan seukuran SMP itu tertawa santai sambil menaruh tangannya dibelakang kepala. Aku hanya diam karena menahan kekesalan.
"Tidak kok, terimakasih. Kalian ingin menginap?" Tanya gadis itu sambil mendekati kami. "Namaku Rya. Senang bertemu kalian" Kata Rya sambil mengulurkan tangannya, aku menjabat tangannya dengan senang hati.
"Aku bisa membaca perasaan seseorang, aku senang kalian benar-benar orang yang baik hati. Tak ada niat buruk sedikitpun" Walau masih muda, ia terlihat bijaksana.
"Aku dan Ibuku, Rye, bisa membaca hati dan perasaan orang. Termasuk kalian, ini sangatlah menyenangkan mengingat sangat jarang ada orang seperti kalian didunia ini" Kata Rya dengan formal. "Yang tadi hanyalah akting. Ngomong-ngomong, lelaki yang disana berasal dari mana?" Tanya Rya, aku dan yang lainnya terdiam.
"Klan Matahari" Kata Lio dengan bahasa Klan Bulan, entah darimana ia belajar. Gadis itu mengernyit, ia menatap ibunya.
"Kukira Klan itu hanyalah mitos" Kata Rya sambil memasang pose berfikir, Rye tersenyum sambil menatap anaknya. "Terlalu banyak rahasia dibumi kita, nak... Dan, tidak semua yang tidak kita tau kebenarnannya adalah mitos" Kata Rya sambil berdiri.
"Kalian lelah? Kalian boleh beristirahat disini, makanan dan persediaan lainnya sudah tersedia, juga kamar kosong" Rye berkata sambil terus tersenyum. Selena menggeleng.
"Maaf, kami harus melanjutkan perjalanan kami. Kalau tak keberatan, kami minta persediaan makanan saja" Kata Selena sambil berdiri, ia berkata dengan tegas seperti biasanya. Rye tersenyum mengerti, ia mengangguk dan mengisyaratkan Rya untuk pergi.
"Baiklah, apa yang kalian cari? Mungkin kami bisa membantu?" Tanya Rye dengan serius.
"Guruku dibawa kemari, tapi aku tak tau dimana ia berada. Kau melihatnya? Dua wanita, yang satu tinggi dengan rambut dan pakaian hitam, lalu yang satunya memakai pakaian putih dan rambutnya seperti saya" Aku mencoba mendeskripsikan Miss Luna dan Miss Celestia, wanita itu mengangguk.
"Beberapa hari yang lalu, mungkin dua hari yang lalu. Aku melihatnya dibawa ke tugu portal, itu ada disebelah barat kampung ini. Tempatnya tak terlalu jauh" Kata Rye dengan senyum. Aku tersenyum lebar, ini sangat membantu.
"Ibu, aku bawa persediaan makanan untuk mereka. Apa kalian ingin kuantar?" Tanya Rya sambil memberikan bungkusan makanan pada kami. Aku menggeleng sopan pada Rya, ia mengangguk dan pergi.
"Sampai jumpa anak-anak, semoga selamat sampai tujuan" Kata Rye sambil mengantar kami keluar rumahnya, aku merasa sangat senang. Aku memeluknya singkat.
"Terimakasih" Kataku, ia sedikit kaget. "Kau... Putri?" Gumamnya, aku tak terlalu mendengarnya. Aku hanya berlari dan melambaikan tangan kearahnya, kemudian mengikuti yang lainnya.
"Lama sekali, kita tak boleh membuang waktu yang berharga kau tau!" Omel Lio sambil mendengus pelan, aku mengangguk.
"Maaf, tapi kurasa aku harus berterimakasih padanya" Kataku sambil merentangkan tanganku kedepan, aku sedikit melakukan pemanasan untuk apa yang akan terjadi nanti.
"Semangat!!!" Seru Ri dan berlari kedepan duluan, Hiro mengikutinya dan diikuti yang lain. Tersisa aku dan Selena dibelkang, kami berjalan santai bersama.
"Kau tampak bersemangat, Moon?" Tanya Selena. Aku mengangguk, tersenyum sambil menatapnya. "Boleh aku tau kenapa?" Tanyanya lagi, aku menatap kearah yang lain. Mereka sedang bercanda, bertengkar juga.
"Karena teman-temanku juga bersemangat, aku harus menghargai mereka. Mereka sudah bersedia membantuku, setidaknya menikmati perjalanan ini akan membuatku lebih rileks. Jika aku rileks, aku bisa berfikir jernih dan membantu kalian semua" Kataku, kemudian aku menghela nafas.
"Kenapa... Kau mau mencari Luna dan Celestia?" Tanya Selena dengan pelan, aku menoleh kearahnya. Matanya menyorotkan penyesalan, kekecewaan, dan kemarahan. Aku tersenyum.
"Karena mereka adalah guruku, mereka terjebak dalam situasi ini karena diriku juga. Lagipula selain guruku, mereka juga manusia. Sesama manusia harus saling membantu" Aku menyengir lebar saat mengatskannya. Selena tertegun, kemudian ia tersenyum.
"Kau mirip dengan Ra. Pemberani, mementingkan orang lain, peduli, tulus, setia kawan, dan memiliki banyak kemampuan hebat" Kata Selena sambil tersenyum, aku merasa canggung karena dipuji. Selain itu, aku juga semakin penasaran dengan Raib.
"Itu..."
"TANAH HISAP APAAN NIH?! EWH!!!" Seru Ri dalam berbagai bahasa, bahasa Klan Bulan dan Klan Bumi. Aku melihat Ri dan yang terhisap tanah yang berwarna menjijikkan. Aku meringis jijik.
Tak sampai disitu, sesosok makhluk ukuran jumbo muncul dengan langkah beratnya membuat kami terguncang. Aku berniat mendekati Ri, tapi Lio melarangku.
"Jangan, Moon!!! Selena dan Moon, kalian serang saja makhluk itu! Lewat arah berlawanan, salah satu dari kalian alihkan perhatian! Lalu serang dengan beruntun!" Seru Lio, Selena mengaktifkan pelampung disepatunya dan ber-teleportasi menuju makhluk lengket itu.
Aku mengikuti cara Selena untuk mengaktifkan pelampung itu, aku ber-teleportasi kedekat makhluk itu. Kemudian terdiam ditempat.
Apa yang harus kulakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI
FanfictionNamaku Moon, usiaku 16 tahun. Sekilas, aku terlihat seperti anak remaja biasa. Aku agak berbeda dari remaja kebanyakan tapi, aku menyukai diriku. Aku memiliki satu adik perempuan, dia terpaut usia setahun denganku. Tapi, aku memiliki rahasia kecil...