Bumi S2| 22

605 21 8
                                    

"Hai." Sapa Sun, dia tersenyum dan menatap kearahku. Wajah cantiknya tampak bercahaya dengan mata yang menatap tajam kearahkearahku.

"Aku senang kau sudah tumbuh besar. Kau juga, Galaxy. Kalian sudah besar. Apalagi aku bertemu kalian saat menjadi Sara, melihat kalian berinteraksi secara diam-diam. Hebat." Sun maju, hendak melangkah mendekat kearahku sebelum Luna berteriak dari belakang.

"MUNDUR, SUN! JAUHI DIA! JANGAN SENTUH DIA!" Perintah Luna, Luna melotot dan menatap marah kearah Sun. Sun tak menghiraukannya, tetap berjalan dan menyentuh puncak kepalaku.

"Aku sangat bangga padamu." Aku hanya diam, tak bisa bergerak. Kepalaku langsung terasa begitu sakit saat Sun menyentuh kepalaku, berat seolah menanggung begitu banyak masalah dan beban.

'Aku merindukanmu. Sangat merindukan kalian' Suara lembut siapa itu? Tidak mungkin dia kan?

"Apa yang kau lakukan disini?!" Seru Galaxy, maju selangkah dan menggeram kesal kearah Sun. Sun terkekeh, tidak terlihat tersinggung sama sekali.

"Begitukah caramu menyambutku?" Tanyanya, aku masih diam. Aku takut.

"Untuk apa aku menyambutmu, bodoh!" Seru Galaxy, wajah Sun sedikit memucat. Ada rasa penyesalan diantara kedua belah matanya, terselip disana. Sun menunduk, petir ungu ditangannya bergemeletuk. Ia mengangkat wajahnya, memprelihatkan mata merah menyalanya.

"Jadi, kau memilih untuk tinggal disini? Ditanah para penjajah kita?"

Penjajah? Apa maksudnya? Siapa? Aku terus bertanya-tanya dalam hati. Wajah Sun tampak memerah, tubuhnya terangkat. Kami semua mendongak, melihat kearah wanita cantik nan berbahaya yang ada diatas kepala kami.

"Moon... Ikutlah dengan kakak..." Katanya, mengulurkan tangannya. Aku mundur selangkah, menggeleng. "Moon, ayo, adik manisku..." Aku menggigit bibir, menggeleng keras.

"TIDAK MAU!!!"

Ctaaaarrr!!!

Sekilat petir menyambar. Bukan, bukan milik Sun. Tapi... Aku menoleh kebelakang, melihat Lio dan Antares yang berdiri dibelakangku. Lio memegang bahuku, berusaha menenangkanku.

"Kalau kau mau membawanya, kau harus melewati mayat kami!" Seruan itu justru membuat Sun menatap kami polos, memiringkan kepalanya sambil menaruh jari dibibirnya, berfikir.

"Aku harus membunuh kalian?" Nadanya terdengar seperti gadis lugu, namun berubah sedetik kemudian. "Dengan senang hati." Senyuman miringnya yang mengerikan terulas, aku menatapnya khawatir. Seberapa kuat dia? Sekuat yang diceritakan Saints? Lebih kuat?

"SEMUANYA BERSIAP!!!" Suara seseorang yang kukenal berteriak, Miss Celestia. Dia sudah bangun dan bisa berdiri, begitupun dengan Miss Luna. "DIA BERBAHAYA." Mendengarnya, Selena dan yang lain ikut memasng kuda-kuda. Aku menggigit bibir, melihat Sun yang menjentikan jarinya. Apa yang mau ia lakukan?

Shhhh....

Hawa panas tiba-tiba seakan membuat kami berada ditengah kawah. Kekuatan Sun memang luar biasa! Dia bisa membuat udara panas, hanya dengan jentikan jari! Sun tersenyum miring.

"Ayo kita mulai. Bolehkah?"

"Silakan." Miss Luna berdiri dipaling depan, mengeluarkan sesuatu yang tidak kusangka. Air! Percikan air dari tanah keluar, membuat tetesan air itu mengambang diudara, ini akan menyenangkan jika bukan dalam situasi seperti ini.

BUUUM!!!

Selena dan Raib sudah memulai, mengeluarkan pukulan berdentum. Nyaring sekali bunyinya. Tetesan air dari Miss Luna menyerang Sun bagai peluru, bergerak cepat dan akurat.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang