23| Ily ANTARES (Part 2)

412 17 3
                                    

Namaku Antares. Aku memiliki sahabat baik. Kami berteman sangat dekat. Dia sudah berkali-kali menyelamatkanku. Aku sangat menyayanginya, dia adalah sahabatku yang paling berharga.

* * * * *

3 YEARS AGO

Antares berdiri disamping Ily, laki-laki itu tengah tersenyum. Sementara mata Antares tampak sembab karena sehabis menangis didepan Ily, karena paksaan Ily. Sekarang mereka tengah perjalanan pulang dari sana. Sekarang mereka tengah menunggu kapsul yang akan datang, karena mereka berdua selalu menaikinya untuk mengulur waktu bersama.

"Ada apa?" Tanya Ily, melihat kearah Antares. Antares mengerucutkan bibir, membuang muka dengan kekanakan.

"Tidak ada,"

"Kamu tidak marah padaku, kan?" Tanya Ily, mendekatkan wajahnya dengan Antares, Antares bergeser selangkah.

"Kamu sudah menanyakannya 5 kali, ini yang ke-6." Jawab Antares, Ily justru terkekeh.

"Aku hanya ingin memastikan. Lagipula sepertinya aku tau kalau kau tidak akan pernah bisa membenciku," Katanya, tepat saat sebuah kapsul muncul dihadapan mereka.

"Jijik ih," Kata Antares, melangkahkan kaki memasuki kapsul yang akan mengantar mereka pulang. Kapsul itu kosong, hanya ada mereka berdua. Ily menyusul dari belakang Antares.

"Sepi, tumben." Komentar Antares, Ily terkekeh lagi dibelakangnya. Terdengar menyebalkan, membuat Antares menoleh untuk melihat apa yang ditertawakan oleh sahabatnya yang satu itu. Ily menutup mulutnya saat tertawa, sementara pintu kapsul tertutup. Kapsul mulai melaju dengan kecepatan tinggi, mungkin karena ringannya beban didalamnya.

"Apa yang kau tertawakan?" Tanya Antares sewot, dia masih sangat kesal dengan Ily yang membuatnya menangis. Antares benci menangis.

"Kamu lupa, kemarin baru ada berita kalau ada kesalahan teknis didalam salah satu kapsul, kapsul itu menabrak kapsul kosong yang melaju, dan meledak." Jelas Ily, wajah Antares langsung pucat.

"La-lalu kenapa kau menolak tawaranku untuk memakai pintu pemindah saja, Ily?!!!" Antares menjerit histeris, dia berjongkok di pojok kapsul dengan wajah pucat. "Ba-bagaimana kalau kita juga mengalami hal yang sama dengan yang di berita?! AKU GAK MAU MATI MUDA!!!" Jerit Antares lagi, air mata menggenang di kedua matanya. Tiba-tiba dia teringat dengan kematian Ayahnya, yang juga disebabkan kecelakaan.

Ily mendekati Antares dan menepuk bahunya.

"Antares, itu tidak mung-"

Belum sempat kalimatnya, kapsul yang mereka tumpangi tiba-tiba bergetar kencang.

BRAAAAKKK!!!

Antares menutup mata, merasakan sebuah tangan menariknya. Antares membuka matanya, melihat kearah Ily dengan wajah pucat. Kapsul kini bergerak naik dan turun dengan tidak stabil, Ily menarik tangan Antares agar Antares mengikuti langkahnya. Ily berjalan kearah pintu keluar, menekan tombol pembuka pintunya.

BRAAAAKKKK!!!

Belum semat melakukan apapun, kapsul menabrak atap lorong. Antares terjatuh karena kehilangan keseimbangan, kapsul mulai bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi melewati lorong. Ily dan Antares sampai terlempar ke bagian belakang kapsul.

Antares membuka matanya, melihat kearah Ily yang tampak panik. Ily menarik tangan Antares sekali lagi, lalu berlari kearah pintu yang terbuka, Ily melihat keluar pintu untuk memeriksa apakah aman untuk ber-teleportasi keluar. Sementara Antares melihat kearah kaca, diam dengan wajah pucat. Namun, akhirnya membuka mulut dan menarik ujung lengan pakaian Ily.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang