Bumi S2| 12

394 25 3
                                    

Moon's PoV

Aku membuka mataku, entah kenapa mataku terasa sangat berat. Cahaya silau membuatku menyipitkan mata, aku kemudian bangun dan duduk. Pandanganku masih buram.

"Moon?" Panggil sebuah suara yang kukenal, aku menoleh. Bayangan blur itu lama-lama semakin jelas. Antares, dia duduk di brankar sampingku.

"Ant? Kenapa kita ada disini? Bukannya tadi kita sedang latih tanding di lapangan atau apapun itu?" Tanyaku, Antares tersenyum walau mungkin masih lelah dengan latih tanding tersebut.

"Kita pingsan Moon, Fala-Tara-Tana dan Saints yang membawa kita kemari. Saints juga sudah dimarahi Miss Luna habis-habisan. Kita pingsan selama 1 hari." Antares tersenyum, aku hanya mengangguk dan menatap kedepan. Aku kemudian kembali tiduran.

"Bingung mau ngapain." Gumamku pelan.

'Apa yang lain baik-baik saja? Apa... Ily, Raib, Riang, Ali, Seli, Lio, Aslan...'

Suara itu... Antares. Bahkan disaat dia sendiri sedang terluka dan tadi hampir mati, dia bisa mengkhawatirkan orang lain?

Halalin adek mz—bukan.

Baik banget lo Antares, gak kaya dua cowok sinting yang lagi ikut kompetisi bunga mawar atau apapun itu. Walau mungkin cuma jadi beban :v (true)

"Ant, gimana rasanya bersekolah di Akademi?" Tanyaku, aku memiringkan badanku untuk menghadap Antares. Antares menatapku kaget, dia sejenak berfikir.

"Um... Menyenangkan, walau sedikit ketat dengan peraturan. Tapi, sisanya menyenangkan bagiku. Bersama teman-teman, belajar menjadi lebih lagi, yah begitulah." Jelasnya, aku mengangguk mengiyakan. Pasti senang ya.

'Ku-kurasa... Kalau bersekolah dengan Moon akan lebih menyenangkan'

"Kamu mau sekolah denganku?" Tanyaku, wajah Antares memerah. Dia menggeleng spontan dan bicara dengan terbata-bata.

"A-apa—A-aku ti-tidak! Tu-tunggu mak-maksudku bukan. Eh, gi-gimana ya—"

Ah guguk, gue bisa khilaf. Mukanya kok ganteng manis kyut gimana gitu. Kayak ikkemen dia anime sport sebelah.

"Gapapa. Aku juga mau sekolah denganmu kok, pasti seneng ya." Aku tersenyum simpul, kulihat Antares merona parahhhh. Lucu banget kamu mz.

Lumayan lah, akhirnya ada cowok normal satu disekitar gue.

* * * * *

Author's PoV

"Ra... Perjalanan ini seru yaa..." Kata Riang, Raib menoleh kearah gadis itu. Ri hanya menatap kedepan, berpegangan pada hewan tunggangannya. Matanya terlihat berbinar melihat hamparan tanah luas berwarna merah didepan mereka.

"Mendebarkan! Rasanya jantungku berdetak kencang, saat menghadapi semuanya bersama! Seperti bermain game secara virtual reality," Katanya lagi dengan cengiran lebar, Ra khawatir bibir Ri akan robek karenanya. Ra tersenyum dan mengangguk setuju.

"Yah, tapi kurasa aku masih tidak percaya dengan kejadian-kejadian ini. Bertualang ke tempat yang tak pernah orang lain anggap itu ada, bersama sahabat-sahabat luar biasa." Suara Seli membuat Raib dan Riang tersenyum, mereka mengangguk.

"Hei... Sepertinya Ali butuh bantuan..." Suara Aslan membuat mereka semua menoleh, melihat Ali yang tampak menggumam sendiri.

"Lio??? Lo bisa bikin bunshin??? Kok ada dua?" Tanyanya, Lio mendengus kesal. Dia yang dari tadi meladeni Ali dengan kalimat ngawurnya, Ily menatap mereka datar. Ali menoleh kearah Ily, ia mengernyit saat melihat Ily.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang