Bumi S2| 16

357 21 6
                                    

Back to this time...

Moon berjalan disamping Antares, dia capek juga sih nyasar ditempat asing kayak gini.

"Ant.... Kita istirahat dulu bentar, boleh?" Tanya Moon pelan.

"Istirahat? Kita baru jalan 30 menit, Moon."

'Apa fisiknya selemah itu?' Moon cuma bisa nangis batin waktu denger suara hati Antares, Moon pun duduk dibawah salah satu pohon dan berujar.

"Iya, aku emang lemah. Dan, makhluk lemah ini perlu istirahat." Gerutu Moon, ia duduk meluruskan kaki dan berharap ini semua hanya mimpi.

Moon harap semuanya hanyalah bunga tidur yang tidaklah penting. Sejak pertama kali ia bisa benar-benar 'menghilang' atau saat dia bisa ber-teleportasi tanpa ia ketahui. Semuanya hanyalah bunga tidur yang mengisi mimpinya, mengisi waktu malamnya.

Dan, besok pagi ia akan terbangun dengan Mama dan Papa sebagai orangtua kandungnya. Dengan Riang, si ceria sebagai adiknya. Dengan Lio, sahabatnya. Dengan Hiro, si setia yang bikin nyaman.

Tapi, Moon berfikir lagi.

Kalo gitu dia gak ketemu Antares dong? Gak ketemu Raib, Ali, Seli? Gak ketemu... Aslan?

Gak, gak, gak. Moon gak mau, Moon lebih baik kehilangan nyawa dari pada meninggalkan teman-temannya.

"Moon! Ada kabar baik dan buruk!" Teriak Antares dari kejauhan, Moon menyadarkan diri dan berdiri. Kemudian dia menoleh ke arah Antares yang ada beberapa belas meter dari tempatnya duduk. Moon berlari mendekati Antares.

"Ada apa?! Ada apa?!" Seru gadis itu, mengelap pekuh dengan wajah khawatir yang sama.

"Kabar buruknya, kita ada di pinggir tebing." Moon melongok kebawah tebing, kemudian merasa ngeri sekaligus takjub. Dibawah sana terdapat tebing sejauh hampir, entahlah, mungkin ratusan meter. Dengan sungai disasarnya yang mengalir deras, Moon membayangkan kalau dirinya terjatuh kesana. Ouch! Pasti sakit! Membayangkannya saja membuat ngilu!

Tapi, ada sisi bagusnya juga! Ternyata Klan ini masih sangatlah terjaga alamnya, indah dan alami. Suatu hal yang harusnya menjadi teladan dimana-mana.

"Kabar baiknya, aku menemukan dia..." Antares melirik kearah kanannya, Moon memajukan badannya, melihat kearah kanan Antares.

Senyum di wajah Moon melebar seketika, ketika melihat sosok pirang yang sangat ia kenali, sedang tidur dengan wajah damai. Tanpa permusuhan sama sekali.

* * * * *

???'s PoV

"—Ers!!!"

Aku membuka mataku, melihat seorang lelaki yang familiar bagiku, ada dihadapanku dengan wajah pucatnya. Aku memegang kepalaku, aku merasa tubuhku lebih ringan daripada sebelumnya. 

"Kak, Kau baik-baik saja?" Pertanyaan itu terlontar dari seorang gadis berambut pirang, aku melihat kearah kanan dan kiriku, mencari sosok yang disebut-sebut oleh gadis itu.

Tapi, aku tak menemukan satu sosok lainnya disekitar kami. Aku pun meunjuk diriku sendiri. Gadis dan lelaki itu menatapku bingung, mereka berpandangan dan kembali menatap kearahku.

"Kau kenapa?" Tanya lelaki itu, aku menggeleng. Mengode bahwa aku tidak apa-apa, dan aku tidak ingin bicara dengannya sekarang.

'Tolong! Tolong!'

Suara seorang gadis terngiang dikepalaku, seketika aku mengingat siapa gadis itu. Aku bangkit dengan cepat dan terhuyung di langkah pertamaku.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang