Chapter 3

2.5K 117 3
                                    

Aku berlari kecil menuju tangga. Mama yang melihat menegurku,

"Moon?! Jangan lari-lari dong!!!" Itulah kebiasaan Mama kalau melihatku berlarian dirumah. Aku hanya bergumam keras untuk menjawab Mama. Mama sering khawatir untuk hal-hal kecil.

Aku memasuki kamarku dan mengambil novel dari Miss Luna. Kubuka halaman-halaman pertama. Ini seperti dongeng tentang perang didunia fantasi.

'Pluk!'

Sebuah benda jatuh dari antara halaman buku. Kututup buku dari Miss Luna, dan melihat benda itu. Kuperhatikan dengan jelas benda itu.

Setelah kuperhatikan, ternyata benda itu seperti sebuah pin dengan gambar yang aneh. Aku bertanya-tanya soal pin itu.

'Bzzzt!!!'

"Ukkkhhh!!!" Aku memegangi kepalaku. Setelah melihat pin itu, kepalaku sangat pusing. Rasanya seperti ada sesuatu ingin melesat keluar dari otakku.

Aku menggigit bibir bawahku. Aku berpikir ini hanyalah masuk angin atau demam. Aku berniat mengambil obat demam dari kotak obat dirumah.

Aku keluar dari kamar dan melihat Mama.

"Moon? Kamu kenapa kok pegang-pegang kepala gitu??? Kamu sakit?" Tanya Mama sambil berlari menghampiriku. Aku menggeleng pelan, aku tak ingin Mama khawatir.

Terlambat. Pandanganku menghitam aku merasakan tubuhku jatuh berdebum dilantai. Teriakan Mama dan Ri muncul samar-samar.

Sampai semuanya betul-betul hitam dan sunyi.

*****

'Moon senang tidak?'

Hah? Si-Siapa itu?!? Suara wanita? Bukan, ini bukan suara Mama. Lalu, siapa?


'Hahahaha'

Sekarang tawa seorang pria? Siapa dia sebenarnya!?!

'Moon harus jagain dia ya...'

Ha? Menjaga siapa?!

'Anak pintar...'

Ukkhh... Kepalaku sakit!!!

'Moon... Papa akan pergi jauh...'

'Gak boleh ya... Moon harus jaga adik disini..'

'Jaga adikmu... Jangan merepotkan tante disana...'

'Aku menyayangi Kalian!!!'

'Papa!!!'

*****

Aku membuka mataku. Tanpa kusadari, air mata mengalir dari mataku. Kudengar suara ribut didekatku.

"Mama! Papa! Kakak udah bangun!!!"

Ri? Suaranya serak... Dia habis menangis?

"Benarkah?! Akhirnya! Putriku!!! Hiks"

Mama? Kenapa Mama menangis?

"Papa panggilkan dokter dulu!!!"

Papa? Bukannya Papa masih dikantor?

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang