Plena Peccatum Mundi

346 36 3
                                    

"Hoseok, jangan marah," goda Hyunwoo.

Mata Hoseok tertuju pada layar komputernya, jari-jarinya sibuk menari di atas papan ketik. Ia melengos, tidak mau menatap sahabatnya sama sekali.

"Maafkan aku karena telah meninggalkanmu di sana," lanjut Hyunwoo, "saat aku telah menyelesaikan urusanku dengan Changkyun, aku hendak mencarimu, tetapi Jooheon mengatakan bahwa kau pun sibuk dengan urusanmu,"

Hoseok terdiam. Tangannya melayang di udara, berhenti mengetik. Ia melirik Hyunwoo dan betapa menyesalnya ia karena ia melihat senyuman Hyunwoo yang memiliki arti lain.

"Hapus senyuman menjijikkanmu itu dari wajahmu," ucap Hoseok, memancing tawa menggelegar dari Hyunwoo.

"Ayolah, kau tidak bisa sepenuhnya menyalahkan diriku. Kuyakin kau sendiri pasti menikmati waktumu bersama Kihyun,"

"Bajingan," bisik Hoseok, "mulai dari sekarang kau bukanlah sahabatku,"

Hyunwoo semakin tertawa. Ia tidak peduli bagaimana Hoseok mengancamnya untuk memutuskan tali persahabatan mereka, lagipula ia tahu pada masa matahari akan terbenam, Hoseok akan kembali mencari Hyunwoo.

"Apa pendapatmu tentang Kihyun?" Tanya Hyunwoo.

Hoseok mengangkat alisnya. Telinganya menjadi peka terhadap sebuah nama yang menjadi pusat pembicaraan kedua sahabat itu di pagi hari yang tenang itu. Pergerakan jari Hoseok sempat berhenti. Ia memutar kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di dalam kepalanya, hendak memberikan jawaban-jawaban panjang tentang penari eksotis itu.

"Ia memiliki sikap yang unik, namun tidak aneh. Kepribadiannya sangat baik, ia tidak merendahkanku layaknya penari striptis di kelab pada umumnya yang tak jarang akan merendahkan pelanggannya hanya untuk uang mereka. Ia berbeda dari mereka, kau tahu? Kukira aku akan dijadikannya sebagai manusia haus akan sanggama setelah melihatnya, tetapi ia malah membuatku nyaman untuk berada di dekatnya,"

Hyunwoo terdiam. Mulutnya terbuka, namun tertutup lagi. Ia hendak mengomentari jawaban Hoseok, tetapi pada detik terakhir, ia membatalkannya. Ia membiarkan sahabatnya berbicara panjang lebar tentang Kihyun, si penari striptis andalan Masculus de Caelo. Hyunwoo bahkan cukup terkejut bagaimana rinci penjelasan Hoseok tentang setiap sifat dan sikap Kihyun, walaupun malam itu adalah malam pertama mereka saling bertatapan. Telinganya tak henti-henti mendengar nama Kihyun terlontar dari bibir Hoseok. Bagi Hyunwoo, ini adalah kedua kalinya Hoseok membicarakan seorang laki-laki yang dianggapnya sebagai harta karun kepada Son Hyunwoo. Bahkan pada detik itu pun, Hyunwoo sadar bahwa pesona Kihyun telah menghantui hati Hoseok.

"Shin Hoseok, aku bangga padamu," ucap Hyunwoo setelah Hoseok menyelesaikan kisahnya, "kau telah membuka hatimu kembali,"

"Apa maksudmu?"

"Pertama kali kau membicarakan seorang lelaki dengan panjang lebar seperti ini adalah saat kau masih bersama Seonho,"

Ji Seonho. Lelaki yang telah mengukir luka di hati Hoseok dengan indah bahkan masih menyisakan pedih bagi pemuda bertubuh kekar itu walaupun mereka telah mengakhiri kisah cinta mereka bertahun-tahun lamanya. Hoseok tahu betapa bodohnya ia karena ia membiarkan Seonho memainkan hatinya. Perpisahan memang terasa berat, terlebih saat Hoseok benar-benar yakin bahwa Seonho adalah tujuan dimana hatinya akan berlabuh untuk terakhir kalinya, tetapi bila diingat kembali, tiada penyesalan terdapat di dalam dirinya setelah berpisah dari Seonho.

"Aku tak menyangka kau akan menjelaskan kepribadian Kihyun yang bahkan belum pernah aku dengar dari Changkyun dengan sangat rinci. Kukira kau hanya akan menjawab betapa luar biasa untuk dapat bersetubuh dengannya, tetapi jujur saja, aku lebih menyukai kisahmu dibandingkan hanya menjawab pertanyaanku dengan singkat seperti yang kuharapkan," ucap Hyunwoo kembali.

Vanilla, Diamond, Liquor ; s.hs + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang