Untuk pertama kalinya, Kihyun dapat merasakan bagaimana tetesan air dapat memijat tubuhnya. Tidak ada yang istimewa dari kamar mandi Shin Hoseok. Ukurannya hanya sedikit lebih besar—dan sedikit besar maksudnya adalah dua kali lipat lebih besar dibandingkan kamar mandi Kihyun—dan memiliki keindahannya tersendiri. Otot-otot tegang pada seluruh tubuhnya terasa lebih ringan, simpul-simpul tak kasat mata yang terbentuk pada tubuhnya seketika menghilang dan digantikan oleh kenyamanan tiada batas. Wangi sabun mahal memenuhi hidungnya. Akhirnya ia mengetahui dari manakah asal wangi bunga liar lembut yang selalu menyelinap memasuki dirinya setiap kali tubuhnya mendekati Hoseok.
Menatap awan yang terbentuk dari air hangat yang terus-menerus memancar, Kihyun kemudian larut dalam pikirannya. Mengapa Hoseok mau membawanya masuk ke dalam rumahnya? Apakah ia tidak merasa waspada akan kehadiran seorang tidak dikenal di dalam rumahnya?
"Kihyun, apakah kau sudah selesai?" sebuah suara mengejutkannya, membuatnya sedikit tersentak sebelum ia memutar keran pemancar air hingga tidak ada lagi air yang terbuang.
"Sudah, Tuan Shin,"
"Aku telah meletakkan handuk dan pakaianmu di rak dekat pintu kamar mandi. Kau bias menggunakannya,"
"Terima kasih, Tuan,"
Kihyun tak habis pikir.
Ia melangkah keluar, menapakkan kakinya yang masih berselimutkan tetesan air yang dengan lancar melintasi kedua kaki mulusnya. Ia mengendap bagai seorang pencuri di tengah malam, khawatir akan menemukan sang pemilik rumah di dalam ruangan yang sama. Ia memanggil pelan, tetapi nihil. Kihyun adalah satu-satunya orang di dalam kamar tersebut.
Matanya tertuju pada sebuah tumpukan baju beserta dengan sebuah handuk di atas sebuah rak kayu. Tangannya spontan menyusuri handuk yang terlipat dengan rapi, merasakan lembutnya setiap serat yang membelai kulitnya. Dipenuhi keraguan, Kihyun melingkarkan kain tebal tersebut pada tubuhnya dan mulai mengeringkan tubuhnya sesegera mungkin sebelum Hoseok kembali. Dalam hati, Kihyun membandingkan segala yang ia miliki dengan apa yang ia lihat dan sentuh pada saat itu. Ia memikirkan bagaimana handuk kasar yang ia miliki semenjak tinggal jauh dari orangtuanya masih bersandar pada kursi tuanya. Handuk milik Hoseok adalah handuk mahal, tentu. Ia tidak akan pernah menanyakan pada pemuda tampan itu bagaimana ia bias memiliki sebuah handuk yang sangat lembut bagai bulu angsa di musim semi.
Tubuhnya mulai mengering, Kihyun pun mengamati pakaian yang telah disiapkan oleh Hoseok baginya. Sebuah kaus hitam beserta sebuah pakaian dalam dan sebuah celana panjang warna senada. Entah apa yang menghasut pikiran Hoseok hingga ia memilihkan sebuah rangkaian pakaian yang hampir bertolak belakang dengan Kihyun. Akan tetapi, siapakah Kihyun? Ia tidak berhak mengeluh akan bantuan dari manusia baik hati itu. Dengan segera, ia memakai setiap pakaian yang rela dipinjamkan Hoseok untuknya. Kihyun mengamati dirinya dari bayangan cermin di seberangnya. Kaus berwarna gelap itu tampak agak terlalu besar bagi tubuh mungilnya. Setiap kali ia menurunkan pundaknya, kaus itu pun turut merosot, hampir menunjukkan tulang belikat tegasnya. Ia juga mengomel dalam hati bagaimana celana panjangnya menyentuh tumitnya. Setidaknya ia bisa menyiasati ukurannya dengan mengenakan sabuk yang ia punya.
Kihyun berjanji dalam hati ia tidak akan mengeluh pada Hoseok mengenai pakaiannya.
Shin Hoseok pun tidak menyadari bagaimana Kihyun berulang kali mengembuskan napasnya untuk mengurangi kekesalannya. Bagaimana tidak, ia sedang berada di dapurnya yang jarang disentuh oleh tangannya sendiri. Setelah beberapa menit menatap layar ponselnya untuk menemukan resep memasak dengan bahan seadanya, akhirnya ia pun mulai memasak. Setidaknya, ia bukanlah orang buta tanpa pengalaman dalam hal memasak. Hoseok percaya bahwa masakan terbaiknya adalah ramen dengan keju leleh menyembunyikannya beserta dengan beberapa potong sosis dengan telur setengah matang, tetapi ia pun pernah memasak sesuatu yang harus dimulai dari nol. Pernah, namun jarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla, Diamond, Liquor ; s.hs + y.kh
Fanfiction#1 KIHO @ 2018 AUGUST ; 2018 OCT ; 2019 MAY #2 KIHO @ 2018 SEPTEMBER #2 JOOHYUK @ 2018 OCT Aroma vanilla menghasut indera setiap kaum adam yang dilewatinya. Aroma vanilla yang manis membuat siapa pun yang berada di dekatnya ingin menikmatinya dalam...