Addictus Sum Ad Vos

666 44 2
                                    

Kedua pria dewasa itu mendekap satu sama lain, tidak ada keinginan untuk segera melepaskan kebahagiaan mereka. Kihyun berulang kali dihujani bisikan yang memuji dirinya sekaligus kecupan-kecupan mesra di atas kulitnya. Akal sehat Kihyun telah melayang jauh, hanya tersisa akan bagaimana Hoseok memuja dirinya yang telah terlentang di atas tempat tidur berlapis kain sutera putih.

Hoseok mengecup setiap jengkal dari Kihyun, mulai dari kepala, wajah, bibir, rahang, leher, dada, perut, pinggul, hingga paha—dimana bibirnya masih sibuk melumatnya. Ia sesekali menggigit Kihyun, tetapi tidak hingga meninggalkan bekas karena ia pun menghormati keputusan Kihyun untuk tidak mengizinkan Hoseok memberikan tanda kepemilikannya pada tubuh sang penari striptis. Pakaian keduanya telah lama dilupakan, sudah tidak ada kain-kain mahal penutup kedua tubuh mereka. Hanya tersisa perhiasan-perhiasan Kihyun yang Hoseok minta untuk tetap dipakai selagi keduanya melangsungkan persetubuhan mereka. Sebuah permintaan yang belum pernah Kihyun dengar sebelumnya, tetapi ia pun tidak keberatan untuk melakukannya demi Hoseok.

"Hng— Tuan Shin," desah Kihyun, tangannya meraih surai gelap milik Hoseok yang masih bersarang di antara kedua pahanya.

Hoseok bersenandung singkat, menjawab panggilan Kihyun yang terdengar gelisah di bawah perhatiannya. Ia mengangkat kepalanya, menatap Kihyun yang wajahnya semakin memerah.

"Tuan Shin," bisik Kihyun, membalas tatapan Hoseok, "berhenti menggodaku,"

Perlahan, senyuman merayap pada wajah Hoseok. Seorang Yoo Kihyun memintanya untuk berhenti menggodanya di saat beberapa jam yang lalu, pemuda yang sama telah membangkitkan keinginan Shin Hoseok untuk bersenggama. Akan tetapi, Hoseok bukanlah seseorang yang dengan mudah takluk pada permintaan orang lain—terlebih Kihyun. Bila Kihyun pikir ia dapat mengendalikan segalanya, mendominasi semua orang, maka ia salah. Tidak sepenuhnya salah karena Hoseok pun sesekali ingin merasakan bagaimana dirinya dikendalikan oleh Kihyun. Raga, pikiran, maupun hati Hoseok, seluruhnya dikendalikan oleh Kihyun. Walaupun demikian, Hoseok tersenyum pada dirinya sendiri, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa ia berhasil menguasai Kihyun dan mendominasinya.

"Aku tidak menggodamu, Kihyun." Hoseok kembali mengecup paha kiri Kihyun, salah satu dari banyak bagian tubuhnya yang dinilai  cukup sensitif. "Tidakkah kau lihat bahwa aku sedang memuaskanmu?"

"Tidak bisakah kau lebih dekat?" Kihyun mengeluarkan pertanyaannya yang lebih terdengar sebagai bentuk protesnya.

"Beri tahu aku." Hoseok akhirnya benar-benar memisahkan dirinya dari paha Kihyun dan mulai merangkak naik untuk menatap wajah sang penari striptis unggulan tersebut secara langsung.

"Beri tahu aku dimana aku harus menyentuhmu?" Tangan kiri Hoseok menadah pipi Kihyun, tetapi bibirnya tidak mendekat sama sekali.

Kihyun menggigit bibirnya, matanya mulai berair. Ia meraih tangan Hoseok yang berada di pipinya, kemudian membawanya turun, turun, dan turun hingga menyentuh kejantanannya. Tanpa perintah, Hoseok membelainya, kemudian menggenggam penis Kihyun yang berereksi secara penuh. Andaikan Kihyun cukup kuat untuk melawan Hoseok, ia akan menghapus senyuman kemenangan di wajah pria tampan di atasnya dengan kecupan yang membangkitkan birahi. Kali ini, ia hanya dapat menatap karena kenyatannya, penari striptis Yoo telah berubah menjadi sebuah genangan air yang meleleh di bawah tatapan tajam Hoseok.

"Oh," ujar Hoseok singkat, tersenyum, "seseorang tampaknya tidak sabar,"

Kihyun mendesah lantang. Bagaimana tidak, suara rendah Hoseok yang membuat bulu kuduknya berdiri bercampur dengan suara tangan Hoseok yang bergesekkan dengan penis Kihyun yang—tidak ia duga—telah basah dilumuri oleh precum. Hoseok mendekatkan wajahnya, menatap wajah Kihyun yang tampak bercahaya di bawah penerangan lemah dari lampu meja, ia tersenyum. Penari tersebut telah menutup matanya sejak pertama kali Hoseok mulai menggerakan pergelangan tangannya pada kejantanan Kihyun, namun bibirnya, berlawanan dengan kedua matanya, terbuka seraya mengeluarkan suara-suara indah yang membuat Hoseok semakin bergairah. Tangan kiri Kihyun mencengkeram kain sutera di bawahnya dengan sekuat tenaga, sedangkan tangan kanannya dibiarkannya menggantung di tengkuk Hoseok.

Vanilla, Diamond, Liquor ; s.hs + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang