"Tuan," suara lembut itu memanggilnya dengan penuh kehangatan, "bisakah Tuan ke rumahku sekarang?"
Sebuah permintaan dari Kihyun berhasil membuat Hoseok berguling turun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Ia membuka lemarinya, berusaha untuk memilih pakaian yang tepat, tetapi rasanya tidak ada yang cocok. Ia tahu ia tampak menawan dengan balutan pakaian dengan leher tinggi. Pakaian-pakaiannya terkesan begitu ketat, berusaha menunjukka lekuk ototnya yang telah ia dapatkan dengan susah payah selama bertahun-tahun.
"Apapun yang kau kenakan, pada akhirnya toh akan ditanggalkan pula,"
Hoseok belum pernah sekalipun menolehkan kepalanya begitu cepat hingga ia meringis kesakitan. Hyunwoo telah berdiri di ambang pintu dengan rambut berantakan dan wajah yang memang menampakkan bahwa ia baru tersadar dari alam mimpinya.
"Aku harus berpakaian dengan rapi karena aku akan pergi bertamu," balas Hoseok, kembali menatap tumpukan baju yang ia miliki.
"Aku berani bertaruh," ucap Hyunwoo, "kau dan Kihyun pasti akan bercinta,"
Hoseok cemberut. Kihyun tidak memintanya datang untuk bercinta. Ia bukan pelacur yang selalu menempelkan dirinya pada pria dan memohon untuk digagahi seperti yang Hyunwoo pikirkan. Permintaannya memang ambigu, ia tidak menjelaskan tujuan Hoseok untuk datang ke rumahnya, tetapi Hoseok pun tak ingin menerjunkan dirinya ke dalam sebuah kesimpulan yang dibuatnya secara ceroboh.
"Ini masih pukul sepuluh pagi, Hyunwoo. Aku yakin ia bukanlah manusia haus seks yang membutuhkan asupan di pagi hari. Ia bukan kau,"
Hyunwoo tertawa, "aku dengar tadi malam kau memesan Kihyun,"
"Biar kutebak. Kau pasti mengetahuinya dari Changkyun,"
"Aku tidak ingin menyeretnya ke dalam semua ini, tapi—"
"Oh, lihatlah waktunya!" Hoseok menatap jam tangan imajinasi di pergelangan tangannya. "Tampaknya aku tidak punya waktu untuk mendengarkan omong kosongmu! Aku pergi dulu."
Hoseok berjalan melewati Hyunwoo yang masih tertawa akibat temannya yang begitu kreatif dalam kabur dari sebuah masalah. "Kau harus memberikanku 7.000 Won bila kau benar-benar bercinta dengan Kihyun!"
Suara dentuman dari pintu yang tertutup dengan kasar pun terdengar membuat Hyunwoo semakin terbahak-bahak.
***
Dengan tangan sedikit (ya, sedikit) gemetar, Hoseok mengetuk pintu kayu di hadapannya. Ia berusaha untuk tidak terlihat gugup karena harus berhadapan dengan seseorang yang mungkin telah mengambil hatinya. Tangannya sedikit (ya, lagi-lagi sedikit) berkeringat, membuatnya harus mengelap tangannya pada celana hitamnya berkali-kali. Kihyun tidak boleh mengetahui ini. Kihyun tidak boleh mengetahui kegugupannya.
Pintu kayu itu perlahan terbuka, menunjukkan sesosok wajah yang begitu bercahaya dan dihiasi senyuman lebar nan ramah. KIhyun tengah tersenyum, dengan wajah tanpa riasan, rambut yang membuatnya semakin menggemaskan, ditambah dengan balutan celemek yang menghiasi pakaiannya. Bila diharuskan memilih antara Kihyun di Masculus de Caelo atau Kihyun yang berada di rumahnya dengan wajah gembira, maka Hoseok tidak akan pernah ragu untuk memilih menghabiskan waktunya bersama Kihyun di kediamannya.
"Kau datang lebih cepat daripada yang kubayangkan, Tuan," ucap Kihyun, sesekali tawa menyelinap di antara ucapannya.
"Ya, aku pun terkejut," balas Hoseok.
"Masuklah, makanannya sebentar lagi akan matang,"
"Kau memasak sendiri?"
"Aku tidak mungkin memanggil tetangga-tetanggaku untuk memasak bersamaku," canda Kihyun, "lagiupla rumahku adalah rumah terkecil di sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla, Diamond, Liquor ; s.hs + y.kh
Fanfiction#1 KIHO @ 2018 AUGUST ; 2018 OCT ; 2019 MAY #2 KIHO @ 2018 SEPTEMBER #2 JOOHYUK @ 2018 OCT Aroma vanilla menghasut indera setiap kaum adam yang dilewatinya. Aroma vanilla yang manis membuat siapa pun yang berada di dekatnya ingin menikmatinya dalam...