#MFLMF||9

1.3K 58 0
                                    

"Kamu merupakan salah satu ciptaan tuhan yang membuatku merasakan apa arti dari kerinduan"

____________________________________

Orang yang mengikuti Natasya merasa heran saat Natasya mengendarai mobil mewah, terlebih lagi memasuki mansion keluarga Fernandez. Orang itu lantas bertanya pada satpam,"Apa benar ini mansion keluarga Fernandez?"

"Iya, betul. Ada apa, ya?"

"Tidak apa-apa, hanya bertanya saja. Permisi." Orang itu langsung pergi setelah bertanya, sedangkan Natasya yang melihat seseorang dari jendela kamarnya merasa heran. Sebenarnya siapa yang mengikuti Natasya?

Rumahnya terasa sepi karena kedua orang tuanya berada di luar negeri mengurus perusahaan di eropa. Berhubung tidak ada orang tuanya, Natasya memilih untuk melakukan suatu aktivitas guna mengisi waktu luangnya, sekaligus perasaan frustasi. Natasya masih takut jika orang yang mengikutinya termasuk anggota FHS.

Natasya mendribble bola basket kemudian melemparnya hingga masuk ke ring. Saat masih di Jerman, Natasya sering mengikuti perlombaan akademik seperti basket. Wajar saja, sepupunya sering melatihnya bermain basket sejak usia 9 tahun.

Mungkin sebagian orang akan menyangkal, bagaimana bisa seorang anak kecil bermain basket? apa salahnya jika hanya bermain, lagipula itu baik untuk pertumbuhannya juga. Natasya kembali memasukkan bola, dan tepat saat itu juga ada orang yang memanggil namanya.

Melihat siapa yang memanggil, Natasya menatapnya jengah. Risa selalu saja datang disaat Natasya bermain basket. Lebih parahnya, akan ikut bermain dan mengacaukan. Tapi, sepertinya kali ini tidak. Risa mengajak Natasya bermain keluar.

Natasya sempat berpikir sebelum mengangguk. Lagipula Natasya tidak memiliki kerjaan lain, bermain bisa jadi menenangkan pikirannya. Risa melompat girang karena berhasil mengajak Natasya. Hari-hari sebelumnya, Natasya selalu menolak jika diajak bermain keluar.

Menunggu Natasya yang bersiap, Risa duduk di sofa dengan ponsel di genggamannya. Risa yang mengajak Natasya keluar tidak tahu akan pergi kemana. Dia terkejut dan hampir saja melepaskan ponselnya mendengar suara Natasya.

"Gue pamitan dulu sama orang rumah." Risa mengangguk dan berjalan keluar lebih dulu. Di dalam mobil Risa hanya ada keheningan. Natasya tidak akan mau membuka mulutnya jika tidak ditanya. Ngomong-ngomong mengenai Natasya, sebenarnya Risa juga tidak tahu mengapa Natasya menjadi orang pendiam. Sewaktu kecil, mereka memang sering bermain bersama. Tapi semenjak Natasya pindah ke Jerman, Risa tidak mengetahui perkembangan Natasya.

Mereka hanya beberapa kali mengobrol melalui via telpon. Merasa tidak tahu tujuan, Risa meminta Natasya untuk merekomendasikan tempat. Natasyapun sama tidak tahunya akan pergi kemana. Tapi, pikirannya mengarah pada tempat sejuk yang akan Risa bawa.

Sampai di sana, hati Natasya dikerumuni rasa rindu. Memori lama berputar kembali di otak dan mengingat hari terakhir dia berkunjung ke sini. Risa menatap Natasya yang terbengong di samping mobil. Dia melambaikan tangannya berusaha menyadarkan Natasya dari lamunan.

"Eh, kenapa?"

"Malah bengong. Ayo!" ucap Risa sambil menarik tangan Natasya menuju sebuah bangku. Natasya tidak kuat menahan air mata yang hampir jatuh. Setetes air jatuh membasahi pipinya, buru-buru dia menghapusnya.

Risa yang melihat Natasya menangis merasa khawatir dan bertanya, "kok lo nangis? tempatnya jelek, ya? tapi lo nggak akan pernah komentar." Natasya bersandar pada bahu Risa, dalam hati Natasya terus menyebut nama orang itu. Risa mengusap rambut Natasya, keduanya saling berpelukan. Untungnya mereka berdua seorang wanita, bukan pria.

Natasya menceritakan masa lalunya pada Risa, tidak ada bantahan dari Risa. Dengan tenang dan teliti, Risa mendengarkan keluh kesah Natasya. Selama ini berarti Natasya sudah memiliki seorang pria. Biarpun saat itu masih kecil, tapi pertemuan mereka tidak akan pernah dilupakan Natasya.

"Andai lo tau siapa nama kepanjangannya."

"Ya gue mana mikir kesitu."

Natasya mengajak Risa kembali saat hari mulai sore.Tidak seperti waktu berangkat, sekarang di dalam mobil Natasya penuh dengan canda dan tawa karena Natasya selalu menggodanya dengan Rian dan tertawa karena lelucon yang di lontarkan mereka sendiri.

Sepulang Risa, Natasya mengganti bajunya dan pergi ke perusahaan cabang. Entah angin darimana, Natasya ingin mengeceknya. Di sana, Natasya langsung bertanya pada Gisel mengenai berkas yang perlu di tanda tangani. "Semuanya ada di meja." Natasya langsung menuju ruangannya.

Selama ini tidak pernah ada kendala di perusahaan cabang. Natasya menelpon neneknya yang berada di Jerman. Dia ingin tahu bagaimana kondisi perusahaan di sana. Lama Natasya mengobrol dengan nenek, selama itu pula Gisel menunggu di ruangan Natasya. Setelah mematikan ponsel, Natasya menatap Gisel yang belum juga pulang.

"Lo ngapain masih disini?"

"Ya nungguin lo lah. Ini udah malem, mending pulang."

"Gue juga mau pulang." Natasya langsung mengambil kunci mobil, meninggalkan Gisel yang menghembuskan Napasnya lega. Ngomong-ngomong, sebenarnya hari ini adalah hari dimana Natasya akan diperkenalkan ayahnya sebagai pemimpin perusahaan Fernandez company. Mengingat ayahnya yang berada di luar negeri, acara itu kembali di undur.

__________________________________

Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komennya kawan.






My First Love Is My Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang