"Sya, selama ini lo nggak ada perasaan akrab gitu waktu ngeliat gue?" tanya Kevin. Keduanya tengah duduk di bawah pohon ketika hanya tersisa rintik hujan. Natasya memeluk lututnya saat hawa dingin tiba-tiba menusuk tubuhnya.
"Gue Cuma percaya kalo Pipin selalu ada buat gue." Natasya menampakkan senyumannya. Kevin sempat melihat tubuh Natasya yang bergetar, masalahnya dia tidak membawa jaket. Kevin mengajak Natasya untuk segera kembali ke rumah karena hari semakin sore. Kevin segera menyalakan penghangat di mobilnya.
"Thanks, Vin."
Kevin mengangguk sembari tersenyum, Natasya melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumah. Sampai di rumah, Ibunya melihat pakaian Natasya yang basah kuyup, Ia langsung menyuruh Natasya untuk mandi.
Hari minggu pagi membuat Natasya semakin betah bergelung dengan selimutnya. Sinar mentari yang menyelinap masuk tidak mengganggu tidur cantiknya. Kevin yang sengaja mengunjungi Natasya untuk mengajaknya jogging sudah stay sejak pagi.
"Kevin, mending kamu bangunin ajah Natasya. Dia kalo nggak dibangunin nggak akan bangun." Kevin berdiri melihat ibu Natasya yang kembali lagi. Kevin hanya mengangguk saja, ada benarnya juga jika Kevin tetap menunggu pasti akan sia-sia.
Kevin berjalan menaiki tangga, membuka pintu bercat putih yang terdapat tulisan "princess room". Kevin terkekeh membaca tulisan itu, melihat Natasya yang masih terpejam membuat pikirannya terlintas ide jahil.
Kevin mencubit hidung Natasya pelan suapaya Natasya tidak kesakitan. Natasya yang merasa tidak nyaman, lantas menggeliat pelan. Kevin menutup mulutnya menahan tawa, melihat Natasya yang tertidur seperti seorang bayi.
"jangan ganggu mom," gumam Natasya sambil menepis tangan Kevin.
Kevin menoel pipi Natasya bergantian tanpa henti.
"Aduh mom... Tasya masih ngantuk," gumam Natasya yang membuat Kevin terkekeh geli. Dia masih menoel pipi Natasya dan sesekali menjepit hidung Natasya.
Natasya memegang tangan Kevin dan menyadari sesuatu. Natasya berpikir tangan ibunya tidaklah kekar. Merasakan genggamannya yang terasa familiar membuat Natasya langsung membuka matanya.
Memastikan penglihatannya masih benar, Natasya lantas membelalakkan matanya sembari berteriak, "Lo ngapain di kamar gue?!" Natasya menutupi tubuhnya hingga batas dada walaupun sebenarny dia mengenakan baju.
Kevin yang merasa terhibur lantas tertawa terbahak, respon yang Natasya berikan benar-benar membuatnya happy. Kevin menghentikan tawanya kala melihat tatapan tidak suka dari Natasya. Natasya menyumpah serampahi Kevin yang terus mengagetkannya. Tidak di sekolah, tidak juga di rumah.
"Gue nungguin lo dari pagi, niatnya mau ngajakin jogging."
"Ini udah siang?"
Natasya menatap ke arah jendela yang tirainya sudah terbuka dan menampakkan langit cerah. Perasaan bersala tiba-tiba dia rasakan, dia benar-benar tidak tahu bahwa Kevin berad di rumahnya sejak pagi.
"Masih pagi karena baru jam 9, belum jam 12."
"Yah, Vin...sorry, gue nggak tau kalo lo mau ngajakin jogging. Abisnya lo nggak janjian dulu sama gue, main samper ajah."
Kevin tidak menyalahkan Natasya, yang sebenarnya Kevin datang ke rumah Natasya adalah untuk melihat kondisi Natasya setelah terguyur hujan kemarin. Kevin bersyukur karena Natasya baik-baik, bahkan terlihat seperti biasanya. Kevin sempat cemas ketika melihat Natasya yang menggigil sewaktu itu, biasanya kondisi fisik wanita lebih lemah dari pria.
"Lo mau main ke rumah gue?" ajak Kevin.
Mata Natasya penuh binar dan dengan semangat dia menganggukkan kepalanya. Sudah lama dia tidak bermain ke rumah Kevin. Entah bagaimana kondisi rumahnya, sepertinya jauh lebih baik daripada dulu. Sewaktu mereka masih kecil, Kevin masihlah golongan keluarga sederhana. Namun seiring perkembangan waktu, keluarga Kevin bisa menyaingin 5 keluarga terkaya.
Kevin menyuruh Natasya untuk segera bersiap-siap, sedangkan Kevin akan menunggunya di bawah. Natasya langsung berjalan cepat menuju walkin-closet. Natasya menata rambutnya dengan gaya ponytail, mengenakan kaos putih dengan balutan jaket levis dan celana jeans hitam.
Natasya memoleskan make-up tipis pada wajahnya dan mengambil tas yang sebelumnya sudah di siapkan di atas kasur. Natasya menutup pintu kamar setelah diluar, tak lupa mengunci pintu kamar karena dia tidak ingin ada orang yang memasuki kamarnya ketika tidak ada dirinya.
Natasya menuruni tangga dengan sedikit berlari dan menghampiri Kevin yang sepertinya tengah berbincang dengan ibunya. Mengingat hari ini adalah minggu, Natasya teringat bahwa ibunya tidak pergi ke butik dengan alasan waktu minggu akan akan digunakan untuk istirahat. Berbeda dengan ayahnya yang terus bekerja jika ada pekerjaan, libur jika memang pekerjaan sedikit ataupun tidak akan. Namun, biarpun begitu, ayahnya masih bisa meluangkan waktu demi keluarganya.
"Kamu itu kalo tidur bisa sampai jam segini, lihat Kevin yang pagi-pagi sudah berolahraga."
"Mommy apaan, sih? Kevin kesini ajah bawa mobil, terus nunggu Natasya yang akhirnya nggak jadi jogging. Dimanya ada kegiatan olahraga?"
"Kamu itu kalo dibilangin ngejawab terus." Ibunya langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Natasya yang melihat itu lantas sedikit jengkel.
"Yah, kumat. Gitu deh kalo orang tua lagi ngomel. Serba salah, dijawab salah apalagi nggak di jawab...lebih salah lagi."
Kevin terkekeh melihat ekspresi kesal Natasya, bibirnya yang berisi tampak mengerucut. Kevin menggengam tangan Natasya dan membawanya keluar. Hari minggu yang biasa Natasya gunakan untuk bersantai di rumah malah harus menghabiskan aktivitas di luar.
Natasya melihat rumah mewah yang menjulang tinggi di hadapannya. Ternyata rumah Kevin tidaklah jauh dari rumahnya, kurang lebih sekitar 5 menit. Pintu terbuka sebelum Kevin membukanya, seorang asisten rumah tangga menyambut kedatangan mereka.
Natasya langsung bersalaman kala melihat asisten itu, setidaknya demi menghormati orang tua. Kevin menyuruh Natasya untuk menunggunya di ruang keluarga karena Kevin harus membersihkan dirinya. Natasya menjelajahi ruangan keluarga yang luas. Banyak foto-foto yang terpajang di sana. Ada salah satu foto yang menyita perhatiannya. Itu foto Natasya saat kecil, ternyata Kevin juga menyimpannya. Tak lama setelah itu, Natasya mendengar derap kaki yang mendekatinya.
"Lo ngapain?" tanya Kevin. Natasya yang mendengar suara Kevin tiba-tiba memuatnya terkejut. Natasya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
"Lo nyimpen foto gue?" Kata Natasya balik bertanya.
"Ya begitulah," jawab Kevin seadanya.
"Eh, kok rumah Lo sepi banget?" Tanya Natasya karena memang dari tadi tidak ada orang di rumah selain mereka bertiga.
"Orang tua gue lagi ke luar kota." Natasya mengangguk anggukan kepalanya tanda ia mengerti. Kevin mengajak Natasya untuk berkeliling rumah, daripada tidak ada kegiatan sama sekali. Kevin mengajak Natasya ke salah satu ruangan yang jarang sekali dia masuki. Baru pertama kali masuk saja sudah membuat dirinya menurunkan bahunya.
Natasya menatap jejeran buku-buku yang tertata rapi, entah berapa jumlahnya yang jelas lebih banyak dari yang dia punya. Natasya mendekati salah satu rak yang terjajar buku-buku novel fantasi.
"Lo suka baca?" tanya Natasya.
"Masuk ajah nggak pernah, apalagi baca." Jawaban Kevin membuat Natasya menatapnya aneh. Memiliki ruang baca tapi tidak suka membaca.
"Gue cuma suka ngoleksi ajah, mungkin lo suka sama tempat ini...gue secara pribadi minta sama nyokap untuk buatin ruang baca buat lo." lanjut Kevin.
Natasya berjalan menyusuri setiap rak-rak yang ada. Sangat disayangkan jika tempat seperti ini tidak pernah dikunjungi. Natasya benar-benar menyukai ruangan ini, dari pada ruang-ruang yang lain. Natasya sendiri tidak begitu suka membaca, hanya saja terkadang membaca bisa membuat pikirannya tenang.
___________________________________
Sorry kalo ada typo. Kasih vote + komennya ya wan.
Wankawan maksudnya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love Is My Friend [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Ini kisah hidup perjalanan seorang gadis dan pria yang sudah lama terpisahkan. Mereka selalu menjaga hati masing-masing dan mempersiapkan diri jika bertemu suatu saat. Namun, apa jadinya saat keduanya dipertemukan tanpa sengaja, justru...