Terik cahaya matahari yang memasuki kamar Natasya membuatnya langsung membuka mata. Merasa nyawanya sudah terkumpul, Natasya langsung cepat-cepat membersihkan diri. Mulai hari ini Natasya tidak perlu lagi mengenakan pakaian nerd, begitupun dengan Risa.
Natasya menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya yang tanpa make-up membuatnya sedikit pucat. Natasya memoleskan sedikit bedak dan lip balm untuk menghidupkan karakternya. Rambutnya dibiarkan terurai dan bergerak kesana kemari mengikuti irama langkah yang menuruni tangga.
Rumahnya tampak sepi karena hanya ada beberapa pelayan saja, sedangkan kedua orang tuanya berada di eropa dalam urusan bisnis. Sebenarnya hanya ayahnya saja yang memiliki urusan, sedangkan ibunya hanya ingin ikut dan terus menempel pada suaminya. Natasya memaklumi itu, toh mereka berdua juga selalu saja bersama.
Setelah sarapan, Natasya langsung berpamitan pada pelayan dan mengendari mobil Lamborghini Venenonya ke sekolah. Saat di pertengahan jalan ada salah satu mobil sport warna hitam maskulin menyalipnya. Karena jiwa pembalap Natasya masih ada, dia kembali menyalip mobil itu dengan santai. Natasya melihat ke arah spion, mobil tadi menyalakan lampu sen kiri yang berarti akan memasuki area FHS.
Natasya masuk ke halaman FHS dengan cara drift nya. Banyak debu yang berterbangan, sama halnya dengan mobil tadi , sang pemilik juga melakukannya . Setelah debu cukup reda, Natasya keluar dari mobil dan disusul dengan pemilik mobil sport tadi. Betapa terkejutnya Natasya ketika mengetahui bahwa yang mengendarai mobil sport hitam dengan kesan maskulin tadi adalah Kevin.
Kevin mendekati Natasya dan merangkulnya. Kevin mengacungi jempol kemampuan Natasya dalam mengendarai mobil. Jarang sekali menemui seorang wanita pembalap yang begitu lihai. Keduanya berjalan beriringan di koridor menuju kelas.
Sejak mereka keluar dari mobil masing-masing, banyak pasang mata yang langsung tertuju ke arah mereka. Tatapan kagum lebih mendominasi daripada pandangan merendah. Dalam hati Natasya berdecih akan sikap yang ditunjukkan para siswa FHS.
Sampai di kelas, Kevin mengacak pelan rambut Natasya hingga sedikit berantakan dan itu membuat Natasya menggerutu sembari menyingkirkan lengan Kevin. "Jangan pegang-pegang kepala gue!." Kevin hanya terkekeh saja, lalu melangkahkan kakinya melewati kelas Natasya. Melihat Kevin yang terkekeh membuat para siswi langsung berteriak histeris. Pasalnya, suara renyah Kevin mampu membangkitkan jiwa bucin mereka, jangan kan terkekeh, diampun bisa membuat mereka terpana.
Disaat yang bersamaan di depan FHS, Rian dan Bara melihat sosok yang sangat familiar sedang bersembunyi. Bara menajamkan penglihatannya, biarpun orang itu mengenakan hoodie, tapi wajahnya tidak mengenakan masker.
"Yan, itu bukannya Sesil?" tanya Bara sembari menunjuk. Rian tidak percaya karena Sesil sudah tidak bersekolah lagi, jadi untuk apa Sesil ke sekolah? Bara terus saja meminta Rian untuk melihatnya lebih dulu. Rian menghentikan mobilnya dan menatap seseorang yang Bara tunjuk, feelingnya juga menyetujui perkataan Bara.
Melihat Sesil yang sedang berbicara melalui telpon membuat jiwa kepo keduanya bangkit. Rian dan Bara perlahan keluar dari mobil dan mendekati Sesil untuk mendengar lebih jelas apa yang Sesil bicarakan.
"Gue udah di sekolah. Lo pastiin bawa Risa ke tempat yang gue rancang sepulang sekolah nanti," kata Sesil.
"...."
"Oke, Lo harus pastiin rencana ini. Jangan sampe gagal!"
"...."
" Gue bakal jadiin Risa sebagai umpan untuk Natasya. Gue bakal bunuh dia." Sesil mematikan ponselnya dan pergi meninggalkan pekarangan FHS. Rian dan Bara yang panik segera bersembunyi supaya Sesil tidak menyadari. Mengetahui siasat jahat Sesil membuat Rian dan Bara terkejut. Mereka langsung kembali ke mobil dan segera memasuki wilayah FHS.
Sampai di kelas, mereka ingin memberitahu Kevin tentang apa yang mereka ketahui, namun melihat wajah berseri Kevin hari ini membuat kedua orang itu merasa ragu untuk memberitahu. Mereka tidak ingin mengacaukan suasan ceria Kevin yang tidak seperti biasanya.
"Lo kenapa, Vin?" tanya Rian yang penasaran dengan perihal suasana Kevin yang bahagia. Jika memang karena Natasya, maka tebakan mereka benar. Tidak ada orang yang mampu membuat Kevin ceria seperti sekarang jika bukan karena Natasya.
"Nggak apa-apa, lagi seneng ajah." Rian dan Bara mengusungkan niatnya untuk memberitahu, mereka akan membantu yang mereka bisa. Mereka langsung duduk di bangku masing-masing karena kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Rian dan Bara dengan hati yang cemas memikirkan dua insan yang sedang bahagia.
"Stt...gimana, nih? Gue nggak enak banget sumpah." bisik Rian pada Bara. Bara hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Selama pembelajaran, kedua orang itu saling berbisik dan menyikut satu sama lain sehingga guru yang mengajar menegur mereka.
"Rian! Bara! Ikuti pembelajaran dengan tenang!." Rian dan Bara langsung duduk diam dan pura-pura menulis walaupun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka catat. Kevin menoleh ke arah bangku Rian dan Bara yang berada di belakangnya. Tatapan penuh tanya dia tunjukan kepada mereka yang kini hanya bisa membisu.
***
Sama halnya yang dirasakan Natasya, sejak kemarin perasaannya selalu gelisah tak menentu. Seolah-olah ada sesuatu yang akan terjadi setelah ini. Natasya berusaha untuk membuang jauh-jauh pikirannya itu dan kembali dalam mode fresh.
Ketika bel istirahat baru saja berbunyi, Risa dengan semangat mengajak Natasya ke kantin. Natasya yang lebih fokus memikirkan perasaannya tidak mendengar bel berbunyi dan itu membuat Risa sedikit cengo, pasalnya bel berbunyi begitu keras, tapi Natasya tidak mendengarnya sama sekali.
Semenjak Natasya dan Risa membuka identitasnya, banyak siswa FHS yang mendekati mereka, bahkan tak segan-segan para kaum adam mengklaim Natasya dan Risa sebagai pacar mereka. Hal itu membuat Kevin merasa sangat kesal dan mengarahkan pukulannya pada setiap orang yang mendekati Natasya.
Natasya yang berada dalam mode bad, hanya menemani Risa tanpa memakan apapun. Sekelompok Pria langsung bergabung bersama mereka tanpa meminta izin lebih dulu. Natasya tidak mempermasalahkan itu karena sudah biasa melihat kelompok Kevin.
"Sya?." Kevin memanggil Natasya yang diam sedari tadi tanpa menoleh ke arahnya. Kevin memanggil Natasya untuk yang kedua kali dengan suara tinggi, membuat teman-teman langsung menoleh ke arahnya. Tapi tidak juga membuat Natasya tersadar, mereka bersama-sama memanggil Natasya.
"Natasya!." Tidak hanya Natasya saja yang menoleh, melainkan seluruh para pengunjung kantin menatap ke arah mereka. Natasya mengerjapkan matanya menatap penuh tanya ke arah teman-temannya.
"Apa?." Natasya bertanya dengan menunjukkan wajah tanpa dosanya. Natasya mungkin merasa ada pria yang duduk bersamanya, tapi dia tidak mengetahui bahwa orang itu adalah Kevin. Rian dan Bara teringat lagi dengan kejadian yang membuat mereka merasa bimbang. Melihat Natasya yang muram, mungkin saja itu pertanda kejadian yang akan terjadi, itulah yang ada dipikiran Rian dan Bara.
Beri suara komen bagikan
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love Is My Friend [END]
Roman pour Adolescents[COMPLETED] Ini kisah hidup perjalanan seorang gadis dan pria yang sudah lama terpisahkan. Mereka selalu menjaga hati masing-masing dan mempersiapkan diri jika bertemu suatu saat. Namun, apa jadinya saat keduanya dipertemukan tanpa sengaja, justru...