Natasya memakai kacamata yang berada di atas nakas, kegiatan itu tidak luput dari mata Kevin. Bibir Kevin sedikit tertarik ke atas ketika Natasya membenarkan letak kacamatanya. Natasya melwati Kevin begitu saja, menganggapnya angin lalu.
Kevin mencekal tangan Natasya, memintanya untuk mengantar sampai ke rumah. Natasya yang ingin menolakpun tidak bisa karena Kevin langsung menariknya.
"Masuk!" perintah Kevin ketika berada di parkiran. Natasya masuk ke mobil dengan perasaan khawatir, khawatir jika Kevin mengetahui identitasnya.
Kevin mengendarai mobilnya dengan tenang, sedangkan Natasya bingung jika di tanya rumahnya. Setelah sampai di pertigaan, Natasya menyuruh Kevin berhenti.
"Gue turun di sini ajah," ucap Natasya. Kevin tidak menghiraukannya, terus melajukan mobilnya sampai mansion keluarga Fernandez.
Deg!
'Kenapa Kevin bisa tau?' batin Natasya.
"Jelasin ke gue," ucap Kevin
"Apa?" tanya Natasya.
"Jelasin ke gue, kenapa Lo jadi fake nerd?" ujar Kevin
Dalam hati Natasya dia bimbang jika mengatakan yang sebenarnya. Tapi, jika dia berbohongpun tidak ada alasan yang muncul di otaknya.
"Oke ... karena lo udah tau rumah dan siapa gue. Sebenarnya gue putri tunggal Fernandez, satu minggu yang lalu gue baru pulang dari Jerman. Gue pengin tau ajah gimana kondisi sekolah keluarga gue. Ternyata bener-bener bobrok, seharusnya gue ngasih peraturan yang ketat." Natasya terpaksa harus memberitahu kebenarannya, lagipula Kevin termasuk keluarga William, pastinya tidak akan peduli dengan kekayaan Natasya.
"Besok gue jemput," kata Kevin. Mendengar itu, Natasya langsung menolaknya. Kedatangannya bersama Kevin pasti akan menggemparkan, itu juga untuk keselamatan dirinya. Biarpun Natasya tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya yang terus menjadi fake nerd, dia hanya ingin bermain-main dengan para wanita nakal.
"Kalo Lo gak mau gue bocorin identitas Lo," ancam Kevin.
"Oke ... tapi jangan bocorin," jawab Natasya pasrah yang membuat Kevin tersenyum tipis, lalu pergi meninggalkan pekarangan Fernandez. Setelah mengganti seragamnya, Natasya merebahkan dirinya di kasur. Bi Inah datang mengetuk pintu kamar Natasya, membawanya semangkuk bubur. Bi Inah mendapat telpon dari Risa bahwa Nona mudanya di rawat di rumah sakit dan pulang sore.
"Permisi, Non. Bibi bawakan bubur, katanya Non Tasya baru pulang dari rumah sakit." Natasya tidak ingin memakan bubur, tapi melihat kebaikan Bi Inah membuatnya tersenyum, menerima mangkuk itu. Bi Inah kembali bekerja setelah mengantar bubur itu
Baru saja memakan satu suapan, sebuah pesan masuk dari ponsel membuatnya berhenti mengunyah. Ternyata Kevin yang mengirimnya pesan, Natasya membalasnya cukup sekali saja. Dia bahkan tidak tahu sejak kapan memiliki kontak Kevin.
Panggilan masuk dari ibunya langsung Natasya angkat.
"Kenapa, Mom?" tanya Natasya.
"Besok kamu mau jemput mom dan dad?" tanya ibunya.
"Kalo momy maunya Natasya, besok Natasya izin buat gak masuk sekolah."
"Eh? ngga usah, besok kamu sekolah ajah, jangan izin cuma gara-gara momy. Oke?"
"Oke, ya udah Natasya mau makan."
"Iya, bye Princess."
"Bye, Mom." Natasya mematikan ponsel, meletakkan kembali di atas nakas. Dengan segera Natasya menghabiskan bubur itu, membawa mangkuk ke dapur. Natasya memberitahu kepulangan orang tuanya pada bi Inah.
"Bi, nanti kalo makan malam, ajakin pelayan yang lain. Tasya nggak ikut, mau langsung istirahat ajah."
"Baik, Non."
Saat menaiki tangga, kalungnya terjatuh. Natasya mengambilnya, dia menggenggamnya dengan erat. Natasya menaruh kalung itu di dalam laci nakas. Terbesit rasa rindu kala menatap liontin kalung itu.
Pagi hari Kevin dengan semangat 45 pergi ke sekolah. Melihat kelakuan putranya yang begitu antusias pergi ke sekolah membuat orang tuanya memandang heran ke arah Kevin.
"Kamu itu kenapa, Vin? Momy liat dari tadi senyum-senyum terus." Kevin berhenti mengunyah roti, menatap ke arah ibunya. Ayahnya pun menatapnya penuh tanya, sedangkan Kevin mengubah mimik wajahnya menjadi seperti biasa.
"Nggak kenapa-kenapa, Mom. Kevin berangkat, ya?" Kevin meminum segelas susu, mengambil jaket yang tersampir di kepala kursi ruang makan. Sebelum masuk ke mobil, Kevin menatap wajahnya di spion, merapikan jambulnya dengan jari.
Mendengar suara klakson mobil, Natasya segera berpamitan pada bi Inah. Natasya menatap Kevin yang berdiri menyender pada mobil dengan ponsel di tangannya. Natasya berdehem mencairkan suasana. Kevin langsung membuka pintu, mempersilakan Natasya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love Is My Friend [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Ini kisah hidup perjalanan seorang gadis dan pria yang sudah lama terpisahkan. Mereka selalu menjaga hati masing-masing dan mempersiapkan diri jika bertemu suatu saat. Namun, apa jadinya saat keduanya dipertemukan tanpa sengaja, justru...