#MFLMF|| 1

1.9K 81 4
                                    

Perjalanan yang menempuh 16 jam membuat seorang gadis merasa lelah. Dia menarik kopernya dan menghidup udara pagi hari di negara nusantara. Dia mencari seseorang yang sudah menunggunya. Dia melihat kesekitar, pandangannya terhenti pada orang berbaju hitam. Dia mendekatikanya lalu menepuk bahu, orang itu langsung membungkuk dan mempersilahkannya masuk ke mobil.

20 menit berlalu, kini dia sampai di rumah yang megah dan mewah. Siapapun yang melihat pasti akan terpana. Gadis itu_ Natasya Putri Fernandez, seorang anak dari pengusaha nomor 2. Tanpa memencet bel, Natasya langsung masuk ke dalam rumah sembari berteriak.

"Hallo allerseits, ich bin zurück!(halo semuanya, aku kembali!)"teriak Natasya saat membuka pintu. Ibunya langsung berjalan tergesa-gesa keuar kamar saat mendengar suara yang begitu nyaring dan familiar. Natasya merentangkan kedua tangannya, memberi isyarat pada ibunya untuk dipeluk. Bukannya mendapat pelukan, justru mendapat jeweran ditelinganya. Natasya mengasuh kesakitan berusaha melepaskan tangan ibunya.

"Masuk ke rumah itu ada etikanya, Natasya."

"Iya-iya, Mom. Tasya salah, maap-maap."

Ibunya tersenyum lalu memeluk putrinya, dia sangat merindukannya. Dilihatnya Natasya yang semakin tinggi dan cantik. Tapi, sifat memang tidak akan pernah bisa diubah. Gaya Natasya yang seperti anak kecil masih terus melekat dalam dirinya.

Ibunya menyuruhnya untuk beristirahat di kamar. Natasya mengangguk dan segera menuju kamar untuk membersihkan diri. Natasya tahu, pagi-pagi seperti ini ayahnya sudah sebrangkat. Bukan masalah jika tidak menyambutnya pulang. Selesai mandi, dia duduk ditepi ranjang dan matanya menangkap foto di atas nakas. Dia mengambilnya, memandangi seorang gadis kecil dengan seorang anak lelaki yang saling tersenyum lebar saat bermain ayunan. 

Dia kembali meletakkan foto itu saat matanya semakin terasa berat. Saat berada di dalam jet, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan punggungnya terasa nyeri, bayangkan saja duduk berjam-jam tanpa melakukan apapun. Saking lelahnya, dia sampai melewatkan makan siang. Hari semakin petang, Natasya membuka matanya. Menatap ke arah langit-langit kamarnya yang putih polos. Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu.

"Princess, bangun. Makan malam dulu, dari siang kamu belum makan, kan?"

"Iya, Mom. Aku udah bangun." Natasya segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Natasya menuruni anak tangga dengan cara yang tidak wajar yaitu merosot dari  penyangga atas hingga ke bawah. Sangat absurd memang, tapi cara itu bisa dilakukan bagi orang-orang yang malas menuruni tangga.

"Good night! semuanya."

"Good night too prin- Hey! what are you doing? it's dangerous!" Ibunya terkejut melihat kelakuan putrinya. Sedangkan ayahnya, dia sudah mengetahui kebiasaannya itu dari kakek dan nenek. Dia hanya ngeggeleng-gelengkan kepalanya. Natasya malah tertawa tanpa dosa dan mengangkat jari berbentuk 'v'.

"Jangan diulangi lagi, okay? nanti kalo jatuh gimana? kan sakit pastinya."

"Iya, Mom. Gak diulangi lagi, deh."

Makan malam pun berlangsung dan hening. Hanya terdengar denting sendok dan garpu. Makanan di Indonesia dengan Jerman sudah pasti berbeda. Di Jerman, banyak sekali etika dalam memakan, seperti harus meletakkan alat makan dengan berlawanan arah, saat mengiris makanan, siku tidak boleh menyentuh meja, dll. Bahkan jika makan Pizza pun harus menggunakan garpu dan pisau.

"Kalo sudah selesai makannya, kamu temui Dady diruang kerja, okay?" ujar Ayahnya yang sudah menyelesaikan makan malamnya. Natasya mengangguk dan segera menghabiskan makanannya. Natasya meminum segelas susu sebelum beranjak pergi. Dia mengetuk pintu ruang kerja ayahnya. 

Di dalam, ayahnya langsung berkata terus terang bahwa Natasya harus menggantika dirinya menjadi CEO di Fernandez company bagian Asia. Ayahnya akan mengurus perusahaan bagian Eropa. Sebenarnya Natasya sempat terkejut karena dia berfikir akan megang dua perusahaan sekaligus, tapi demi kebahagian orang tua, Natasya  menyetujui.

"Oke, Tasya akan berusaha."

"Oh iya, kamu akan bersekolah di Fernandez high school... lusa."Natasya tidak masalah jika harus bersekolah disana. Tapi, lebih baik dia menyembunyikan identitasnya. Dia mengajukan beberapa syarat pada ayahnya untuk bersekolah di Fernandez High School.

"Aku mau mengubah penampilan dan tolong sembunyiin identitas aku."

"Baiklah terserah kamu saja , Nak. Sekarang kamu tidur, ini sudah malam. "

Natasya kembali menuju kamarnya. Dia baru saja bangun tidur, tidak mungkin harus kembali tidur secepat ini. Lagi-lagi, matanya menatap foto di atas nakas. Dia kembali mengingat kejadian beberapa tahun silam yang membuatnya bahagia sekaligus sedih.

Flashback on

Ada seorang gadis yang baru berumur 6 tahun, dia sedang bermain ditaman bersama ibunya. Saat ibunya ingin membeli air, dia melihat seekor kupu-kupu yang sangat indah. Dia mengikuti kupu-kupu itu sambil berlari. Namun, tak terasa ia sudah berada di Danau dekat taman, walaupun dekat taman, ibunya pasti tidak mengetahui.

Saat dia merasa sendirian, dia mulai menangis mencari ibunya. Lalu datang seorang lelaki yang berumur sepantaran, dia mendekati gadis yang sedang menangis dan menenangkannya.

"Kamu kenapa menangis?"tanya lelaki itu.

"Aku mencari momy, tadi aku ada di taman menunggu momy yang sedang membeli air. Tapi aku malah berlari mengejar kupu-kupu sampai kesini,"ucap gadis itu sambil menangis.

Lelaki itu mengusap air mata gadisnya dengan lembut dan berusaha menenangkannya.

"Jangan menangis... kamu kalo nangis jelek, loh"  Gadis itu berhenti menangis dan bertanya nama dari lelaki itu. Mulai dari sini keduanya saling mengenal dan sering bermain bersama. Mereka memiliki nama panggilan masing-masing. Gadis itu meminta untuk diantarkan kembali menuju taman. Dia tahu, ibunya pasti akan sangat cemas jika tidak menemukan dirinya. Lelaki itu menggenggam jemari kecil sang gadis, menuntunnya menuju taman.

Mereka semakin akrab dan sudah merasa nyaman, walaupun terkadang keduanya bertengkar karena merebutkan sesuatu. Tapi, suatu hari sang lelaki tengah duduk disalah satu kursi dekat taman sedang menunggu gadisnya yang tak kunjung datang.
Sampai ada suara seorang gadis yang memanggil namanya dengan nada sedih.

Sang lelaki belum menyadari sesuatu yang aneh. Dia senang karena pada akhirnya gadis itu datang menemuinya. Gadis itu memeluk dirinya sembari menangis, lagi-lagi sang lelaki berusaha menenangkannya. Dirasa sedikit tenang, sang gadis berkata bahwa dirinya akan pergi ke Jerman untuk waktu yang lama. Lelaki itu hanya tersenyum karena tidak tahu bahwa dirinya akan ditinggal oleh sang gadis. Lelaki itu mengira bahwa sang gadis pergi hanya untuk bertamasya. Sebelum pergi, gadis itu memberikan sebuah kalung dan berjanji akan kembali lagi.

Lelaki itu menerimanya dan berjanji akan menjaga kalung itu dengan baik. Samar-samar terdengar suara ibbu dari sang gadis yang memanggilnya. Sang lelaki langsung menyuruhnya untuk menemui ibunya. Gadis itu menghapus jejak air matanya dan berjalan meninggalkan lelaki itu sendirian. Kalung yang diberikan sang gadis langsung di genggam dengan erat, seolah-olah itu adalah sesuatu miliknya yang sangat berharga.

Flashback off



________________________________________________________

Kalo ada yang bertanya, kok jadi gini? beda sama versi sebelumnya. Iya memang karena ini sudah diperbarui. Alasannya karena di versi sebelumnya terlalu banyak percakapan, jadi rasanya seperti bukan novel normal, melainkan novel chat story.

Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa perbaruan cerita enggak akan mengubah alur cerita itu sendiri. Hanya perbaikan dalam ejaan, dan pengubahan beberapa kalimat yang kurang pas.

Mohon dukungannya dari kalian semua untuk memberikan, vote, komen, dan follow akun. Sekian terima kasih.

My First Love Is My Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang