"Hal yang membuatku gila adalah ketika menatap senyummu yang begitu indah di mataku "
Kevin melihat seorang wanita yang terlihat mencurigakan. Wanita itu menatar rambutnya hingga menutupi sebagian wajahnya. Orang itu hanya membeli sepaket makanan, lalu langsung pergi. Kevin yang merasa aneh langsung pergi begitu saja, dia ingin mengikuti wanita itu.
Bara dan Rian yang melihat Kevin langsung pergi begitu saja menatapnya heran. Keduanya berlari menyusul Kevin setelah membayar. Ternyata Kevin sudah berada di dalam mobil, keduanya mengatur napas yang tersenggal.
"Lo kalo mau pergi pamit dulu, kayak jaelangkung ajah." Rian memegang lututnya, Bara langsung menyandarkan tubuhnya pada mobil.
"Buruan," kata Kevin datar karena sudah jengah dengan kedua sahabatnya yang sangat mendramatisir. Jarak dari dalam keluar tidaklah jauh, hanya beberapa meter saja. Keduanya langsung memasuki mobil setelah mendengar perkataan Kevin.
Kevin keluar dari mobil setelah sampai di depan rumahnya. Bara melambaikan tangan saat mobil Rian melaju. Melihat tidak ada respon dari Kevin, Bara mengubah tangannya menjadi mengepal. Ingin rasanya menonjok wajah Kevin saat itu juga.
Kevin langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur, menatap langit-langit kamarnya. Dia sangat penasaran dengan jati diri Natasya. Tadi setelah Kevin mengikuti, seseorang yang mirip Natasya masuk ke dalam mobil mewah. Tapi, itu hanya opini Kevin. Dia belum tahu pasti yang dilihatnya itu benar atau salah. Cepat atau lambat, Kevin akan mengetahuinya.
***
Seseorang mengetuk pintu kamar Natasya di pagi hari. Orang itu memanggil nama Natasya, menyuruhnya untuk segera bangun. Natasya yang mendengar itu langsung bergumam dan melirik ke arah jam. Matanya terbelalak langsung ketika melihat jarum pendek yang menunjukkann ke angka 6.
Natasya langsung bergegas mandi, ini sudah yang kedua kalinya dia bangun kesiangan. Saat mengenakan sepatu, dia kembali menengok ke arah jam. Dia langsung berpamitan pada kedua orang tuanya tanpa sarapan lebih dulu. Dia berlari menuju gerbang sekolah setelah memarkirkan mobilnya.
Sayang sekali, nasib buruk sedang menimpanya. Gerbang sekolah sudah di tutup, Natasya meminta satpam untuk membukakan gerbang. Satpam itu menolak karena Natasya sudah telat 20 menit. Natasya berusaha merayu, tapi tetap saja satpam tidak mau membukanya. Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya membuat terlonjak kaget.
Orang itu terkekeh melihat Natasya yang terkejut. Natasya yang melihat itu langsung menunjukkan wajah datarnya, begitupun dengan Kevin. Kevin meminta satpam untuk membukakan gerbang, dengan mudahnya satpam itu menuruti perkataan Kevin.
'Jadi gitu? anak-anak donatur yang telat dengan mudahnya masuk kapan ajah?' batin Natasya.
Saat keduanya masuk, guru piket yang berkeliling langsung menghampiri mereka. Guru itu memandang mereka bergantian.
"Kevin dan...Natasya?" ujar Guru itu, "kenapa kalian terlambat? dan kamu Natasya...kamu itu golongan anak teladan, mengapa bisa terlambat?"
Keduanya hanya mengucapkan kata maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi, walaupun begitu, mereka tidak bisa lepas dari hukuman. Keduanya di perintahkan untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 putaran.
Natasya tidak menyangka hukuman akan seberat ini. Setelah keduanya berlari, mereka diharusnya berdiri di bawah tiang bendera. Natasya tidak bisa meremehkan peraturan di sini, dugaannya salah. Pandangan Natasya perlahan memburam, kesadarannya langsung hilang dan tubuhnya terjatuh menubruk Kevin. Karena tidak seimbang, Kevin ikut terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love Is My Friend [END]
Roman pour Adolescents[COMPLETED] Ini kisah hidup perjalanan seorang gadis dan pria yang sudah lama terpisahkan. Mereka selalu menjaga hati masing-masing dan mempersiapkan diri jika bertemu suatu saat. Namun, apa jadinya saat keduanya dipertemukan tanpa sengaja, justru...