" jangan pernah menganggap orang lain rendah karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda"
__________________________________Natasya terbangun ketika mendengar alarmnya berbunyi. Sayangnya, Natasya masih sangat mengantuk. Semalam, dia terlalu asik menonton film sehingga tidak menghiraukan jam. Ibunya yang tidak melihat Natasya turun langsung pergi ke kamar untuk melihatnya.
Ibunya mengetuk pintu, Natasya tidak begitu mendengarnya. Ibunya berseru lebih keras memanggil namanya sembari mengatakan bahwa sekarang sudah sangat kesiangan. Bahkan ayahnya sudah berangkat lebih dulu.
Merasa tidak ada yang menanggapi, ibunya langsung masuk dan melihat Natasya yang masih berada dalam selimut. Ibunya langsung menarik selimut dan menyuruh Natasya segera bangun. Natasya menggeliat dan bergumam. Ibunya langsung kembali ke bawah untuk menyiapkan perlengkapan Natasya.
Natasya mengucak matanya dan menatap jam di sampingnya ang menunjukkan pukul 06.30. Natasya berdiri dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
"Eh, jam berapa?" Natasya memundurkan langkahnya untuk melihat jam. Setelah menyadari, dia langsung berlari kesana dan kemarin untuk mempersiapkannya. Dia terus saja mengumpat karena telat berpikir. Natasya tidak mungkin bermake-up di rumah, dia akan membawanya ke mobil. Setelah siap, Natasya langsung menuruni tangga mencari ibunya untuk berpamitan. Di meja makan, dia melihat sebuah bekal. Langasung Natasya mengambilnya karena dia tahu ibunya yang menyiapkan.
"Mom! Tasya berangkat, ya! udah telat, nih!" seru Natasya menggema di dalam rumah. Dia langsung memasuki mobilnya. Mungkin masih ada waktu tapi itu tidak begitu cukup untuk bermake-up. Apalagi, disaat jam-jam segini, jalanan akan mulai padat. Natasya langsung menambah kecepatan saat jalanan mulai senggang.
Jangan salah Natasya juga sering mengikuti balapan liar waktu di Jerman sampai dijuluki Racing of Queen serta memiliki koleksi mobil sport dan Lamborgini yang diletakan di garasi rumahnya. Bahkan orang tuanya juga bingung mengapa banyak mobil mewah terparkir di sana dengan rapi.
SKIP
Natasya tidak berpikir untuk berparkir di gedung petinggi karena gerbang sekolahnya hampir ditutup. Dia menghembuskan napasnya lega saat berhasil masuk sebelum gerbang ditutup. Natasya mulai memoleskan wajahnya. Natasya sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian, bukan dirinya saja tapi mobilnya juga.
Selesai merias, Natasya keluar dari mobil. Banyak siswa yang mulai memandanginya, lebih tepatnya ke arah mobil miliknya. Bagaimana mungkin seorang wanita cupu seperti Natasya mampu membawa mobil sport? Semuanya mulai menghujat dan memuji, Natasya tidak merasa tersindir karena sudah sering mendapatkan seperti ini.
Saat berjalan menuju kelasnya, dia dihadang oleh Sesil dkk. Sesil dkk ingin mencari masalah dengannya. Awalnya, Sesil ingin berteman dengan orang pemilik mobil sport putih itu. Tapi, melihat pengemudi adalah orang dia benci, membuat dirinya ingin menantang Natasya.
"Kita battle ajah gimana? kalo gue kalah, mobil gue buat lo. Tapi kalo lo yang kalah, mobil lo buat gue."
"Enggak ada waktu." Natasya tidak ingin berurusan dengan semacam Sesil yang akan membuang waktu berharga untuknya. Mungkin, melawan Sesil adalah hal yang mudah baginya, tapi teruhan seperti itu tidaklah menarik baginya. Natasya melewati Sesil dkk dan terhenti setelah mendengar perkataan Sesil.
"Dasar pengecut! bilang ajah Lo gak berani karena takut kalah."
Natasya mengepalkan tangannya, tidak boleh ada seorangpun yang meremehkannya seperti itu. Dia menatap Sesil dan menyetujui ajakan Sesil untuk bttle dengannya. Lagipula, Natasya juga sudah lama tidak mengikuti acara semacam ini.
Sampai di kelas, Natasya menenggelangkan kepalanya diantara lipatan tangan. Risa yang melihat itu lantas bertanya, "Lo kenapa, Sya?" Natasya menggelengkan kepalanya. Pagi-pagi seperti ini sudah berurusan dengan Sesil, rasanya membuat dirinya langsung mood off.
Saat pembelajaran berlangsung, Natasya tidak memperhatikan penjelasan guru. Justru dirinya malah memejamkan matanya.
"Natasya!" seru guru yang mengajar membuat Natasya langsung mendongakkan kepalanya. Panggilan itu membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya. Guru itu langsung menyuruh Natasya untuk mengerjakan soal-soal yang berada di papan tulis. Dengan santainya Natasya berjalan ke depan dan menyelesaikan 5 soal dalam waktu 4 menit.
"Wah! kamu genius. Sekarang kembali kebangkumu dan dengarkan apa yang saya sampaikan!"ucap Guru itu yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh Natasya.
Banyak murid yang berdecak kagum. Soal-soal itu adalah hots, bahkan Natasya tidak menjelaskan materi yang guru sampaikan. Tapi, dengan mudahnya Natasya mengerjakan tanpa ada hambatan. Pendidikan yang sudah Natasya alami lebih maju daripada sekarang.
"Wih! keren. Gue salut sama lo, Sya. Padahalkan soal itu susah banget."Natasya yang mendengar itu hanya terkekeh ringan.
"Risa! kamu-" Guru itu menghentikan ucapannya ketika bel berbunyi. Guru itu langsung mengakhiri pembelajarannya, membuat Risa bisa bernapas lega. Setidaknya, dirinya tidak akan dihukum.
Saat keduanya berjalan menuju kantin, Natasya menyuruh Risa lebih dulu karena dirinya ingin ke toilet. Risa meminta Natasya untuk memesan makanan sebelum ke kantin. Setelah buang air kecil, Natasya langsung bergegas keluar. Namun, saat berbelok tak sengaja dia menubruk seseorang. Natasya yang memejamkan matanya karena terkejut mendadak mengerutkan keningnya. Dia berpikir tubuhnya akan jatuh ke lantai.
Perlahan Natasya membuka matanya. Sepasang mata berwarna abu yang terlihat tajam menatapnya dengan pandangan datar. Natasya menelan ludahnya saat orang itu sedikit tersenyum ke arahnya.
"Ekhem!"
Mendengar itu, Natasya langsung tersadar dan buru-buru menjauhkan dirinya. Natasya mengucapkan kata maaf sembari menunduk sebelum dirinya pergi dari sana. Natasya tidak menyangka akan terjadi kejadian seperti itu. Tapi, dalam hati Natasya tidak menolak wajah tampannya.
Di kantin, Natasya langsung menyeruput minumannya. Tanpa sadar dirinya terpikat oleh pria itu. Risa yang melihat Natasya sedikit gugup pun lansung bertanya, "Lo kenapa?" Natasya menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin dia memberitahu Risa yang sebenarnya.
"Kita boleh duduk disini?" Natasya dan Risa yang asik makan langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata Bara yang berbicara, sekilas Natasya menatap Kevin. Dia langsung melihat ke penjuru kantin. Memang tidak ada bangku yang kosong lagi. Akhirnya Natasya mengangguk, membiarkan Kevin dkk bergabung bersamanya.
Natasya yang tidak mendengar ocehan Risapun langsung menoleh ke arahnya. Risa yang sedang asik memandangi ketiga pria tampan langsung terkejut saat Natasya menyenggol tangannya. Risa hanya menunjukkan deretan giginya ketika melihat tampang ganas milik Natasya.
Natasya berhenti mengunyah makanan saat merasa ada yang memperhatikan dirinya. Natasya melirik ke arah Kevin yang sedang menatapnya intens. Natasya kira setelah terciduk menatapnya, Kevin akan memalingkan wajahnya. Tapi malah tetap menatapnya, justru Natasya yang memalingkan pandangannya.
'Gue gak mungkin suka sama dia, kan?' batin Natasya dan juga Kevin.
"Oh iya kita kan belum kenalan. Boleh kenalan gak?"tanya Rian.
Mereka semua saling berjabat tangan untuk berkenalan, kecuali Kevin yang hanya mengucapkan nama. Begitupun dengan Natasya yang membiarkan Risa memperkenalkan dirinya.
Risa merasa aneh karena Kevin dkk mau berteman dengannya. Sebelum Natasya datang, tidak ada satupun mostwanted yang mau berteman dengannya. Ini merupakan satu hal yang tidak bisa di mengerti Risa. Hanya ada satu pertanyaan di benaknya, "Apakah ada yang menyukai Natasya?"
_______________________________________________
Maaf banget kalau dalam tahap pembaruan ini sangat lama karena aku mesti harus ngubah dialog menjadi narasi. Tujuannya supaya kalian tidak lelah dengan membaca dialog-dialog yang menurut aku gak penting.
Makasih banget buat kalian yang udah mau baca cerita ini, jangan lupa untuk beri dukungan dengan klik bintang di pojok bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love Is My Friend [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Ini kisah hidup perjalanan seorang gadis dan pria yang sudah lama terpisahkan. Mereka selalu menjaga hati masing-masing dan mempersiapkan diri jika bertemu suatu saat. Namun, apa jadinya saat keduanya dipertemukan tanpa sengaja, justru...