Chapter 23

2.1K 177 12
                                    

Warning : typo,ooc,gaje,abal-abal !
.

.

(Sasuhina)

.
.
^Happy Reading ^


Sasuke menjaga hinata seharian tanpa ingin beranjak dari tempatnya, baginya hinata yang terpenting saat ini. Ia tak ingin menghubungi keluarga hinata, terutama neji. Ia tak ingin mereka khawatir.

"Cepatlah sadar hime, jangan membuatku menunggu. Aku benar-benar kesepian." Bisik sasuke.

DrrtttDrrrtt...
Ponsel sasuke bergetar,membuatnya dengan cepat mengangkat ponselnya.
Ia menggeram kesal, mengetahui siapa pelaku yang menyebabkan hinata seperti ini.
Ia mengelus rambut hinata lembut.
Rambut yang dulunya panjang hingga pinggang tersisa sebahu karna ulah karin.

"Aku takkan membiarkanmu terluka lagi hime."
Sasuke mencium puncak kepalah hinata, lalu menggengam tangan hinata lembut
Berharap hinata segera sadar.
.
.
.
Mikoto terlihat sangat khawatir, pasalnya sasuke belum juga pulang ke rumah bahkan tak ada khabar darinya.
Begitu juga dengan tayuya yang khawatir dengan keadaan sasuke.

"Jangan mencarinya. Dia akan baik-baik saja." Kata itachi berusaha menenangkan mikoto.

"Dia sudah dewasa, dia bisa menjaga dirinya bu." Tambah tayuya, padahal ia sama khawatirnya dengan mikoto.

"Yah, mungkin saja dia menginap dirumah hinata." Kata mikoto tanpa sadar, membuat mata tayuya membulat dengan sempurna dan seketika itu juga itachi menoleh kearahnya.

"Sakittt." Batin tayuya.

"Aku pergi." Pamit tayuya cepat, ia merapikan bajunya sebentar, lalu berangkat ke sekolah.

****

Shion melangkahkan kakinya memasuki kelas, yang sudah seminggu ia tinggalkan.
Dan seketika itu juga, ia disambut oleh sahabat-sahabatnya.

"Selamat datang shion." Teriak ino lalu memeluk shion dan memberikan sebuah buket bunga.

"Terimakasih ino-pig."

"Aku merindukanmu."
Giliran tenten yang memeluk shion, lalu shion membalas pelukkanya.

Berbeda dengan sakura yang hanya  berdiri terpaku tanpa berniat mendekat.
Hingga matanya dan mata shion saling bertemu.

"Hening..."

Hanya keheningan yang menyelimuti mereka, hingga kiba datang dan membuyarkan semuanya.

"Ada apa dengan kalian ?" Tanya kiba sambil menatap sakura dan shion bergantian.

"Sakura, ak-aku.."
Dan tanpa banyak bicara, sakura langsung memeluk tubuh shion.
Air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya.

"Maafkan aku shion hiks..." tangis sakura pecah, membuat tenten dan ino pun tak kuasa menahan tangis.

"Aku juga sakura, aku tak ingin kita seperti ini--hiks--"

"Ka-kau tak salah shion.
Maaf membiarkanmu sendirian.."

"Sudah, jangan membuat drama melow, aku tak tahan." Kata tenten membuat sakura terkekeh, lalu melepaskan pelukkanya pada shion.

Maybe, I Love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang