Hegemony membisik, "Kau tahu kelakuan Andersen belakangan ini?"
Elisa menulis di buku Rod-nya, "Ya, tentu aku tahu. Dia selalu melampiaskannya kepadaku. Aku mulai berfirasat kalau itu kesalahanku..."
Andersen datang tiba-tiba, "Guru itu sudah datang. Jangan menulis dulu–" ia meraih buku Elisa –seperti memaksa– dan berdiri menyerahkan buku itu kepada Profesor Ell. Untuk menyitanya kah?
Elisa membanting penanya membuat isi didalam botol tintanya tumpah keluar. Ia menggertakkan giginya, "Apa? SAUS TARTAR!"
Kemudian James meletakkan saus tartar di depan Elisa.
Elisa terheran, "Kau juga? Kenapa kau letakkan ini didepanku?"
"Kau bilang saus tartar, kan?"
Elisa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Astaga, James..."
Kemudian seseorang membuka pintu cukup keras. Kelas itu sunyi begitu seseorang itu berdiri dengan senyum bibir semerah darah.
"Halo semuanya, aku Cathleen Joanna, guru pengganti Profesor Prosperous." Katanya. Dia tersenyum lebar menakutkan. Kulitnya putih sepucat bawang, matanya tajam, dan dia berambut ular. Pakaiannya yang serba hitam dan jubah kelam lebar membuat dirinya seperti ratu gelap penguasa San Large.
"Kita sudahi basa-basinya, aku tak suka membuang waktu." Joanna berbalik ke arah papan tulis.
'Dia pengganti Profesor Prosperous yang tak pernah mengajar kelas satu itu?' Itu pertanyaan pertama yang muncul di kepala Elisa. Andai Grabiolla ada duduk didekatnya... Ia ingin mengatakan sesuatu.
Joanna berbalik lagi, setelah menulis kata: Bab III Ramalan Bintang, di papan tulis. Alisnya yang tebal meliuk-liuk, "Aku mencium bau kemalasan disekitar sini..." Hidungnya seperti mengendus sesuatu, "Kemalasan yang pekat."
Joanna turun dari bangku tinggi, mendekat pada salah seorang murid, "Kau," katanya tajam dan mengerikan pada Grabiolla. Ular-ular di kepalanya mendesis. Sekelas merinding...
Kemudian ia tersenyum di bibir merahnya, "Tidak apa. Aku memaafkanmu, gadis kecil." Sekali lagi ia berbalik menuliskan sesuatu lagi di depan.
Grabiolla tak mengerti. Satu kelas juga tak terlalu paham dengan apa yang dilakukan Joanna.
Joanna menulis bukan dengan kapur namun dengan tinta darah dan ular-ularnya terkadang menjilati tulisan itu.
❄~🍁~❄
"Aku punya firasat mengerikan dengan Mrs. Joanna. Jujur, aku agak takut melihatnya." Hegemony menarik salah satu buku di rak, Pemburu Kelam XVIII.
"Ya... Ah, Hegemony, boleh aku ke menara Terpsichore lagi?" Kata Elisa.
"Kau ingin menemui Carry? Ya, silahkan."
Elisa mengangguk dalam-dalam, ia bukan ingin menemui Carry ataupun, kalau dipikir baik-baik, ia malah ingin bertemu dirinya sendiri. Ia ingin menemui Grabiolla. Ia yakin Grabiolla ada di kamar nomor tiganya dulu.
Elisa mengetuk pintu dan langsung masuk, mendapati Grabiolla selalu berdiri di luar memandang hutan terlarang.
"Elisa, aku ingin katakan sesuatu." Katanya.
"Masalah Andersen, ya, kan? Atau masalah Mrs. Joanna? Aku sudah membicarakannya dengan Profesor Ell tadi..."
"Bukan, bukan begitu. Ini tentang penyamaranmu... Ada—ada efek sampingnya." Kata Carry didalam wajah Elisa yang suram.
"Apa? Carry, kenapa kau tidak katakan ini kepadaku sebelumnya?" Grabiolla marah.
"Aku ingin. Tapi... Aku tak tahu caranya. Aku takut jika penyamaranmu terbongkar Elisa, maka aku yang akan disalahkan."
"Itu bukan kesalahanmu Carry, aku yang menyuruhmu. Akulah yang harus bertanggungjawab bila terjadi sesuatu. Tapi tolong katakan, apa maksudmu tentang efek sampingnya?"
"Ini akan membuatku kehilangan sebagian ingatanku. Karena aku mengubah diriku jadi dua, buka berarti ingatan aku dan satunya lagi sama, ada ingatan-ingatan yang dibagi sama rata. Dan, kau tak akan mengalami efek apapun, karena aku pengguna kekuatan ini. Satu hal lagi, aku hanya heran, kenapa Andersen tidak mengenali wajahmu?"
"Grabiolla menghembuskan napas, "Tidak ada yang tahu kalau ini wajah asliku, Mrs. Owly."
Elisa diam, ikut menatap hutan terlarang. Hutan yang mengerikan. Di sana ada aroma-aroma busuk yang membuat orang berhalusinasi. Pohon-pohon berpilin yang hitam tanpa dedaunan. Dan dibawahnya terdapat beribu bangkai burung yang mati karena tak sanggup dengan aroma itu. Tak ada yang pernah ke sana. Jika seseorang masuk ke sana, ia tak akan pernah kembali.
"Awalnya, aku pikir Mrs. Joanna adalah Vladimir... Tapi setelah tadi dia menatapku aku yakin bukan dia. Aku yakin dengan batu berlian yang tumbuh di dahinya." Kata Grabiolla.
"Dia punya batu berlian? Di dahinya? Aku tak melihatnya."
"Ularnya menutupi. Mrs. Joanna adalah jenis Gorgon yang langka. Carry, sebaiknya kita ke perpustakaan. Aku tahu kau meninggalkan Hegemony sendirian."
Tbc.
Note:
Maaf banyak typonya 🙏Vote dan comment-nya kawan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Moon : Year 1717
FantasyDia Elisa Evin juga Miranda Parkinson. Latar belakang tak lagi penting baginya. Di sebuah tempat yang ia impikan saat malam, terjadi benar padanya. Yaitu sebuah negeri yang indah dan penuh khayalan bagi yang tak pernah melihatnya. Namun dibalik semu...