Ruang rapuh itu terlihat lebih berantakan dari hari-hari biasanya. Semua guru kecuali Profesor Knowles berpendapat bahwa ujian ini adalah yang paling menyebalkan dibanding tahun-tahun yang lalu. Bagaimana tidak? Bertempat di ruang yang sesuai dengan namanya, Ruang Rapuh. Ujian yang mendadak. Dan juga para murid... Sepertinya mereka kurang siap untuk hal ini.
"Baik, kita lakukan ini bersama!" Elisa memberi sebuah benda kecil berkilauan pada Grabiolla. Sementara Grabiolla memandang ragu dengan jarum yang disodorkan Elisa.
"Kau yakin?" Tanya Grabiolla.
"Orang lain yakin padamu apalagi diriku, Mrs. Butter. Aku tahu ini mungkin adalah rencana yang gila... Tapi kita tak akan menyebutnya begitu kalau rencananya berhasil bukan?"
Grabiolla hanya menatap Elisa dengan berbagai ekspresi wajahnya.
❄~🍁~❄
"Aku sudah tak sabar lagi, siapa yang akan jadi lawanku?" Hegemony berkata pada dirinya sendiri di kursi penonton, namun sepertinya James mendengarnya.
"Mungkin Ian? Dia anak asrama Terpsichore, bukankah itu berarti dia cukup pintar? Lagi pula, kalau dilihat-lihat..." James memandang Ian dari jauh, "Dia agak mirip dengan... Pangeran Henry."
Hegemony tercengang. Apa? Bisa-bisanya James menyamakan Pangeran Henry yang gagah dengan Ian?! Ia merengut sambil ikut memandang Ian dari jauh. Alisnya menurun perlahan karena saat itu Ian tertawa lalu membalikkan badannya dan akhirnya mereka saling bertatap muka. Namun kemudian Ian melihat kearah temannya yang usil dan dia mencoba membalas temannya itu.
Hegemony menggeleng mencoba menghilangkan pikiran yang gila itu dan membuat kacamatanya agak menurun kemudian Andersen datang dan berdiri di sampingnya.
"Kau dari mana?" Tanyanya pada Andersen.
"Menemui ibuku."
Hegemony tertawa, "Ibumu sibuk sekali. Aku dengar dia ikut mengurusi anggota Ankle. Apa kau juga masuk anggota itu? Berharaplah kalau kau akan satu tim dengan Grabiolla."
Andersen, menurutnya lucu kalau ia berharap satu tim dengan Grabiolla, "Yah, sebenarnya aku setengah mau dan setengah tidak masuk anggota itu. Mengingat pitaku yang masih berwarna biru tua... Aku memutuskan untuk sekolah di sini dulu."
"Apa ketentuannya harus pita hitam?" Tanya Hegemony.
"Tidak. Minimal adalah pita ungu... Seperti Olla. Dia adalah yang termuda di anggota Ankle walaupun pitanya adalah yang terendah."
"Grabiolla? Dia terendah? Mungkin aku harus berhenti mengatai mereka itu dingin dan dan berwajah datar."
Mereka akhirnya menutup pembicaraan ketika Profesor Knowles mengumumkan sesuatu.
"Perhatian! Aku Knowles C. Sebagai salah satu saksi diadakannya Ujian Semester, ujian ini dinyatakan dimulai! Dan ujian dimulai dari HEGEMONY CYRUS dengan IAN UNDERDOG!" Gelegar Profesor.
Tar! Hegemony tak bisa mengelak lagi dengan kenyataan bahwa dia memang akan melawan Ian untuk ujian ini.
"Semoga beruntung!" Kata James sambil tertawa.
Hegemony menatap James tajam, bahkan ia sempat menginjak kaki James dengan kuat saat ia berjalan menuju area ujian.
Hegemony bersiap, juga Ian. Ditengahnya ada Mrs. Sally yang mengomentari penampilannya yang lebih cantik. Well, tapi ia mengacuhkannya. Apa pedulinya bukan? Ini ujian! Dan dia harus fokus. Apa pun masalahnya, Mrs. Sally hanya sebagai penjaga di ujian itu, seperti wasit dalam sebuah perrandingan.
"Jangan memandangku seperti itu, kau tahu itu seperti wajah murahan bagiku." Hegemony menatap tajam pada Ian seolah telah merencanakan sesuatu.
Ian tercengang, ia tak bermaksud merendahkan Hegemony dengan tatapannya yang agak dramatis.
"Vicbaltrazat." Kata Hegemony pelan bahkan Ian tak tahu apa yang diucapkan lawannya itu.
Sedetik kemudian pasir-pasir hitam keluar dari lantai juga dinding dan atap. Pasir itu bergerak mengelilingi Ian. Gawat, ia terkepung. Sementara pasir-pasir itu mulai mengerubunginya lebih dekat dan ia terbungkus.
Hegemony memejamkan matanya membuat pasir yang menyelimuti Ian menjadi padat seperti membeku dengan sendirinya.
Mrs. Sally menghitung waktu tanda menyerah untuk Ian, "Berhenti! Pemenangnya Hegemony Cyrus!"
Mata Hegemony terbelalak. Ia terbelalak bukan karena ia senang telah berhasil, tapi ia terbelalak karena Ian. Ia memecah pasir padatnya dan mendekati Ian dengan cemas.
"Kau tak melawan? Kenapa?" Tanyanya.
Ekspresi tak terduga, Ian malah tertawa, "'Kenapa?' Apa menurutmu ujian ini penting? Tentulah penting bagimu. Itu sebabnya aku mengalah. Lagi pula untuk apa aku mengikuti ujian sementara aku sudah tahu masa depanku."
"Masa depan bisa berubah, kau tahu?"
"Hei, dengar. Sudah turun temurun keluargaku memiliki profesi menjadi pengurus debu abu. Banyak dari mereka yang tidak sekolah memiliki profesi itu. Ditambah keluargaku... Kami dikutuk..."
Hegemony semakin terbelalak.
"... Dikutuk untuk tetap menjalani profesi itu."
Hegemony masih terkejut, namun kemudian James merangkulnya.
"Hei, hei, hei! Ada seorang pemenang disini!" Kata James padahal Hegemony sama sekali tidak menggagas James sedikitpun. Ia masih terpaku dengan perkataan Ian.
Tbc.
Note:
Maaf kalo banyak typonya 🙏
Maaf juga baru Up 🙏
Kemungkinan sampai beberapa minggu kedepan Up-nya seminggu sekali, karena kesibukan Author sebagai pelajar 😥.
Vote dan comment-nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Moon : Year 1717
FantasyDia Elisa Evin juga Miranda Parkinson. Latar belakang tak lagi penting baginya. Di sebuah tempat yang ia impikan saat malam, terjadi benar padanya. Yaitu sebuah negeri yang indah dan penuh khayalan bagi yang tak pernah melihatnya. Namun dibalik semu...