Bagian 27

3.6K 177 3
                                    

Shazfa POV

Malam hari yang sunyi dengan beberapa bintang di langit, aku sedang duduk di kursi teras rumah seorang diri dengan ditemani secangkir coklat panas. Di kepalaku masih saja teringat seseorang yang menelpon ku tadi siang. Ingin rasanya aku menghubunginya kembali tapi aku takut.

Dari suaranya memanggilku seperti dia-seseorang yang masih singgah dihatiku. Apa bener dia sudah kembali? Kalo memang itu benar dia, aku sudah sangat melakukan kesalahan kepadanya. Tapi itu juga salah dia kenapa baru sekarang,disaat aku sudah menyukai orang lain.

Pikiran ku terus saja berputar tentang dirinya, ada rasa senang dia kembali tapi ada rasa takut juga karena pasti jika ia mengetahui aku sudah menyukai orang lain dibelakangnya pasti ia akan marah. Namun rasa tidak peduli ku pun ada karena bertahun lamanya ia pergi, ya memang saat awal-awal ia pergi, aku dan dia selalu berkomunikasi namun lambat laun aku dan dia pun sudah memiliki kesibukkan masing-masing dan sudah jarang berkomunikasi terlebih lagi sejak ia mengganti nomor nya dan aku kehilangan kontaknya, dari situ membuat ku kecewa dan aku sudah tidak perduli kepadanya.

Namun saat ini aku sangat bimbang, ada dua laki-laki yang saat ini ingin memilikiku. Jujur saja aku tidak bisa membohongi diriku bahwa masih ada rasa kepadanya tapi aku pun memliki rasa yang sama pada polisi ku saat ini. Entahlah aku memikirkan ini membuat kepalaku semakin menjadi pusing, biarkan saja waktu yang akan memberikan jawabannya.

Tiba-tiba saja papah ku keluar dan menghampiriku, aku langsung menaruh ponsel ku diatas meja dan mengambil secangkir coklat untuk ku minum. Aku hanya diam saat papah duduk dikursi sebelahku.
"Kenapa Sha? Kok dari tadi keliatannya melamun aja?" Tanya papah sambil menoleh kearahku.

"Ah nggak kok pah biasa aja." Jawab ku gugup.

"Kamu jangan bohong deh karena dari tadi papah lihat kamu melamun seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat. Masih mikirin mau liburan sama pak polisi? Kan udah papah izinin."

"Ih papah bukan mikirin liburan itu, papah kenal temen-temen Shasa nggak?" Tanya ku sedikit ragu yang ingin memastikan papah ku ini masih ingat seseorang itu atau sudah lupa.

"Kenal dong,siapa? Shila?"

"Papah, bukan yang cewek tapi yang cowok nah tapi temen SMP bukan SMA."

"Oh cowok ya ada sih yang masih papah kenal apa lagi yang dulu sering main kerumah."

"Coba sebutin namanya yang masih papah kenal."

"Razzan nih yang paling papah kenal, terus Kiki, Gilang, sama Arfan." Jelas papah yang masih ingat pada nama yang terakhir sontak membuat ku menjadi diam.

"Cuma itu doang kan yang dulu sering main kerumah, tapi kalo Razzan sekarang kan masih sering main kerumah juga." Lanjut papah sambil tertawa kecil.

"Eh iya pah bener kok." Ucap ku gugup.

"Papah masih inget banget sama Arfan nggak?" Tanya ku lagi yang menoleh melihat kearah papah.

"Arfan.... masih inget, yang kalo kesini sering bawain jus alpukat sama bawa jambu karena papah yang suruh itu kan." Kata papah sembari tertawa mengingat-ingat akan hal itu.

"Kalo dia kesini kan juga sering bawa kue brownies kesukaan kamu terus kalo kamu lagi marah pasti dia bawa kue nya banyak banget.
Hahaha.. papah masih inget itu, lucu ya inget-inget masa lalu yang indah gitu." Lanjut papah

"Hehehe iya pah lucu dan papah juga ternyata masih inget banget." Ucap ku ikut tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong dulu itu kan sering dibilang pacaran sama kamu? Itu beneran?" Tanya papah yang membuat ku terdiam membisu mendengar pertanyaan itu.

"Shaa.. kok diam? Kamu pernah pacaran sama Arfan? Ya kalo kamu pernah pacaran sama Arfan ya nggak apa-apa."

"Dan kalo sampai saat ini aku masih pacaran sama Arfan, gimana menurut papah?" Ucap ku pelan.

"Gimana sih ini papah bingung. Kalo kamu sekarang masih pacaran sama Arfan, terus hubungan kamu sama Arba itu apa? Bukannya kalian pacaran juga? Jadi yang bener yang mana ini."

"Aku juga bingung pah gimana jelasinnya ke papah."

"Lah kamu sendiri aja bingung apa lagi papah."

"Papah dulu pas masih muda pernah nggak dalam keadaan yang sulit untuk memilih karena ada 2 wanita yang papah suka."

"Ya papah sih pilih mamah kamu lah karena papah cinta mati nya sama mamah kamu doang nggak ada cewek lain."

"Ah ya sudahlah nanya sama papah sama aja bohong. Aku mau masuk ke kamar aja." Kata ku sembari membawa cangkir yang berisi coklat dan ponsel.

***
Arba POV

Aku berbaring disofa ruang tamu sambil memegang ponsel ku, aku baru dapat pesan dari gadis yang aku cintai bahwa ia diperbolehkan untuk berlibur bersama ku. Jangan tanya bagaimana perasaaanku, sudah pasti sangat senang sekali bisa berlibur bersamanya disaat kami sudah benar-benar menyatakan perasaan satu sama lain.

Namun masih saja ada sesuatu yang membuat ku terus saja kepikiran sampai saat ini yaitu seseorang misterius yang menelpon Shasa, aku masih menaruh rasa curiga kepadanya karena setelah telpon itu ia menjadi diam melamun seperti memikirkan sesuatu. Aku khawatir jika seseorang misterius itu adalah orang jahat dan akan mencelakai kekasihku, tetapi tidak mungkin jika itu orang jahat karena aku yakin bahwa Shasa adalah orang baik-baik dan tidak mungkin mempunyai musuh diluar sana.

Apa mungkin yang menelponnya itu adalah seseorang yang menyukai Shasa? Ah pikiran ku semakin kacau memikirkan hal ini, banyak sekali pertanyaan yang timbul di benak ku dan ingin sekali aku mencari tau siapa sebenarnya orang itu.

Aku sangat yakin bahwa Shasa sangat mengenali seseorang misterius itu, seperti ada rahasia yang disembunyikannya dari ku tapi kenapa dia tidak mau menceritakannya kepadaku? Apakah aku ini tidak penting dihidupnya? Apakah karena aku baru mengenalinya?
Ah sudahlah tunggu saja Shasa untuk menceritakannya tapi aku juga akan mencari tau sendiri karena sikap Shasa sudah terlihat seperti tidak mau bercerita tentang rahasia yang ia sembunyikan.

___________________________________
Lama gak update sekalinya update gak banyak 🙍🙍 #celotehpembaca

Maaf ya para pembaca setia ku, aku terlalu sibuk jadi tidak bisa membagi waktuku untuk menulis tapi demi kalian semua, aku selalu mengusahakannya supaya kalian tetep suka sama karya ku.

My Handsome PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang