Bagian 29

2.8K 145 1
                                    

Siang hari di kediaman Shazfa, Arfan dan Razzan sudah berada di depan rumah Shazfa dimana tujuan utama Arfan adalah untuk bertemu Shazfa kekasih hatinya.

"Zan kok gue jadi deg-degan gini ya." Ucap Arfan sambil memegang dadanya.

"Kalo lu gak deg-degan ya udah mati lah Fan, aneh sih lu." Jawab Razzan sambil mendorong sahabatnya itu.

"Ya udah ayo buruan masuk lah." Titah Razzan.

"Bismillahirrahmanirrahim." Ucap Arfan pelan seraya berjalan dan mengetuk pintu.

Tok.... Tok.... Tok....

"Assalamualaikum." Ucap Arfan dan Razzan bersamaan.

Dari dalam rumah, Rena sedang menonton TV dan mendengar suara dari luar pun langsung bangkit dan berjalan membukakan pintu.
"Wa'alaikumsalam."

"Loh Razzan tumben nih main. Sini masuk dulu minum-minum dulu."

"Iya tante makasih, gak usah repot-repot tante lagian kita kesini cuma mau ketemu Shasa aja kok ini ada temen lamanya." Jelas Razzan sambil menunjuk Arfan.

"Ini siapa ya? Tante kaya pernah liat tapi lupa."

"Temen SMP nya Shasa tante." Ucap Arfan mencoba mengingatkan Rena.

"Oh iya tante ingat yang sering main kesini kan rame-rame itu, tapi tante lupa nama kamu. Maklum lah ya tante ini udah tua jadinya udah gampang lupa." Ujar Rena sambil tertawa kecil.

"Tante bisa aja, lagian emang saya juga udah lama gak main kesini lagi. Saya Arfan tante."

"Arfan... Arfan... Oh iya ingat, Arfan yang dulu sering kesini selalu bawa kue brownies buat Shasa kan ya,"

Arfan tertawa kecil dan senang bahwa dirinya masih diingat oleh orang tua Shazfa, "Iya tante, ternyata tante masih ingat juga sama Arfan."

"Ingat dong kalo dikasih tau sedikit-sedikit gitu langsung memori yang dulu keluar." Ucap Rena sambil tertawa.

Razzan dan Arfan pun ikut tertawa.

"Ngomong-ngomong ini Shasa ada dirumah gak ya tan." Tanya Arfan yang mulai tidak sabar untuk bertemu pujaan hatinya itu.

"Oh iya Shasa gak ada dirumah ini lagi pergi, mungkin pulangnya kalo gak nanti malam ya besok." Jawab Rena.

"Kalo boleh tau pergi kemana ya tante?" Tanya Arfan yang sedikit penasaran.

"Biasa lah liburan, katanya sih mau ke pantai."

Razzan yang mendengar penjelasan Rena bahwa Shazfa tidak dirumah membuat dirinya untuk segera mengajak Arfan pulang. Karena jika tidak, akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh Razzan yaitu jika sampai Rena menyebutkan bahwa Shazfa pergi bersama polisi itu pasti Arfan akan murka disini dan melakukan suatu hal diluar perkiraan Razzan.

"Ya udah kalo gitu kita pulang aja Fan, besok-besok lagi kesini kan Shasa udah pasti ada dirumah." Ucap Razzan berbisik pada Arfan.

"Tapi Zan, gue mau ketemunya sekarang."

"Lu mau disini sampe lumutan nungguin Shasa pulang? Lagian dia juga kan pulangnya belum pasti."

"Ya gak mau lumutan juga lah."

"Ya udah ayo lah kita balik aja."

"Iya iya."

Arfan pun pamit pada Rena untuk pulang karena tujuan kali ini tidak berhasil untuk bertemu dengan Shazfa.

"Ya udah tante saya sama Razzan pamit pulang aja karena mau ketemu Shasa tapi malah gak ada."

"Oh iya nak Arfan nak Razzan gak apa-apa kok kalo emang mau pulang, ya besok-besok kesini lagi aja kan Shasa juga udah ada dirumah." Jawab Rena.

"Iya tante, terimakasih ini dan maaf sudah mengganggu waktunya."

"Oh iya tidak apa-apa."

"Ya sudah tante, saya permisi. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Rena pun mengantarkan keduanya keluar menuju kendaraan mereka.

Setelah melihat keduanya sudah pergi, Rena pun masuk kedalam rumah dan tidak lupa menutup pintu.

Rena kembali duduk dan melanjutkan nonton TV, tiba-tiba Fardhan yang tidak pergi ke kantor pun langsung keluar dari ruang kerjanya dan berjalan kearah Rena.

"Siapa mah tamunya?" Tanya Fardhan yang langsung duduk di samping Rena.

"Oh itu Razzan sama temen lamanya Shasa."

Mendengar itu Fardhan mengernyitkan dahinya, "Temen lama? Siapa namanya?"

"Arfan gitu tadi bilangnya." Jawab Rena dengan santai sambil terus fokus pada acara televisi.

"Ohhhh Arfan." Ucap Fardhan teriak yang membuat Rena kaget dan memukul bantal kearah Fardhan.

"Ya ampun gak usah teriak-teriak juga Pah."

Fardhan hanya tertawa saat dimarahi oleh istrinya itu.
"Terus tadi Arfan bawa kue brownies gak mah?" Lanjut Fardhan.

Rena menengok kearah wajah Fardhan, ia terkejut bahwa suaminya ini mengingat betul siapa Arfan.
"Ya nggak lah orang yang dicari aja gak ada."

"Emang dia nyari siapa tadi?"

"Nyari Shasa lah emangnya nyari papah."

"Ya siapa tau aja pengen ketemu orang ganteng ini."

Rena menoleh melihat suaminya itu, "Mau pamer ganteng ke orang-orang ya? Hmmm."

Fardhan hanya tersenyum, "Gak kok mah karena cukup mamah aja yang bisa memiliki seutuhnya orang ganteng ini." Ucapnya dengan sangat santai.

Rena mendengar itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali fokus pada acara televisi nya.

Fardhan diam karena istrinya ini sedang asik dengan acara televisinya dan jelas tidak bisa diganggu.

Fardhan pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju garasi.

Rena yang melihat Fardhan hendak keluar pun segera bertanya, "Papah mau kemana?"

"Giliran keliatan mau pergi aja langsung ditanyain dari tadi sibuk sama TV." Jawab Fardhan sedikit drama kesal pada istrinya itu.

Rena mendengarnya pun menahan tawa lalu bangkit dan mendekati Fardhan, "Hmm sepertinya ada yang ngambek nih ehhh atau pura-pura ngambek yaa."

Fardhan pun mencoba menahan tawanya, "Papah mau nyari makanan yang seger biar ngga bete." Ucapnya ketus.

"Eleh-eleh suami ku ngambek beneran nih." Goda Rena sambil memegang janggut suaminya itu.

Fardhan yang terus diperhatikan oleh Rena secara intens pun tidak kuat menahan tawanya dan ia pun tertawa.

"Nahan ketawa aja gak kuat gitu mau ngambek ah gak berhasil." Ucap Rena.

"Ya udah ah papah mau pergi, mau ikut gak?" Tanya Fardhan.

"Ikut dong sebentar mamah mau matiin tv sama ngunci pintu kamar." Ucap Rena yang segera bergegas.

Setelah mengunci pintu dan mematikan tv, keduanya pun segera menaiki mobil dan pergi menuju kedai makanan yang mereka cari.

Di dalam mobil keduanya asik berbincang-bincang, "Kalo berduaan gini inget jaman kita pacaran dulu ya mah tapi kalo dulu kan masih naik motor jadul gitu." Ucap Fardhan sambil menoleh kearah istri tercintanya.

"Biarpun motor jadul tapi kesan romantis tetap ada." Jawab Rena sambil tersenyum.

Keduanya pun menikmati hari mereka berduaan dan sesekali mengingat masa-masa pacaran dulu.

___________________________________
VOTE and COMMENT for support author

My Handsome PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang