Bagian 18

5.6K 245 5
                                    

Sudah 2 hari Shazfa dirawat di rumah sakit dan besok kata dokter sudah diperbolehkan untuk pulang. Azzam dan Anin yang mengetahui bahwa adiknya mengalami kecelakaan pun langsung menjenguk, Anin selalu berada di rumah sakit untuk menemani Shazfa karena jika Rena terus yang menunggunya akan kasihan dengan kesehatan mamah mertuanya itu.

"Kak Anin udah makan belum?"

"Udah Sha, kenapa? Kamu mau makan?"

Shazfa menganggukkan kepalanya, "aku mau makan bakso tapi kok nggak ada orang ya buat disuruh beliin"

"Ya udah biar kakak aja yang pergi buat beliin"

"Nggak usah lah kak, kasihan kakak capek jalannya kan jauh"

"Kakak duduk santai aja, gampang nanti aku ngabarin orang aja buat disuruh beliin" lanjut Shazfa

Anin pun tidak jadi keluar dan menuruti kata Shazfa untuk duduk.

Ting...

From : Pak Arba
"Assalamualaikum Sha, gimana keadaan kamu? Maaf ya saya kemarin-kemarin nggak jenguk kamu soalnya banyak kerjaan."

To : Pak Arba
"Wa'alaikumsalam, keadaanku udah baik dan kata dokter besok udah boleh pulang. Iya nggak apa-apa pak santai aja"

From : Pak Arba
"Alhamdulillah deh kalo begitu, sekarang kamu masih di rumah sakit kan, saya kesitu ya. Mau saya bawakan apa?"

Pesan dari Arba terpampang jelas di hadapan Shazfa. Shazfa yang sedang menginginkan sesuatu pun sangat senang saat Arba menanyakannya ingin dibawakan apa olehnya.

To : Pak Arba
"Kebetulan banget ditanya soalnya aku lagi pengen bakso sama jus alpukat, mau kan pak beliin?"

From : Pak Arba
"Ya mau lah, buat masa depan saya apa sih yang nggak, tunggu 15 menit saya sampai disana"

To : Pak Arba
"Masih aja ngegombal, ya udah pak hati-hati dijalan ya"

Setelah pesan berhasil terkirim, Shazfa langsung menaruh ponselnya di atas meja.
"Kak Nin, mamah nanti kesini kan?"

"Iya nanti mau beresin barang-barang kamu kan besok udah pulang"

Shazfa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

**
Sebuah mobil terparkir rapi di depan rumah sakit, Arba sang pemilik mobil langsung turun dan bergegas masuk ke rumah sakit.

"Assalamu'alaikum." Ucap Arba sambil membuka pintu ruangan.

"Wa'alaikumsalam"

"Gimana udah bisa jalan?"

"Bisa tapi pelan-pelan"

"Oh gitu, ini pesenan kamu. Mau dimakan sekarang apa nanti?" Kata Arba sambil menaruhnya diatas meja.

"Sekarang aja deh, tolong bukain dong plastiknya"

"Udah biar saya aja, kamu duduk aja" ucap Arba menuangkan bakso pada mangkuk yang tersedia "Kok kamu sendirian aja Sha, nggak ada yang nungguin?" Lanjutnya

"Ada kok sama kakak ipar cuma dia lagi keluar sebentar katanya mau beli apa gitu tadi aku lupa"

Arba menganggukkan kepalanya dan memberikan mangkuk yang berisi bakso kepada Shazfa.

"Nih baksonya, pelan-pelan makannya"

"Iya, makasih. Pak Arba nggak makan juga?"

"Saya udah makan tadi sebelum kesini"

Shazfa hanya ber-oh ria dan melanjutkan makan baksonya.

Arba duduk di kursi sebelah Shazfa dan terus memperhatikan wanita pujaannya itu. Shazfa adalah wanita menggemaskan yang selalu membuatnya tersenyum sendiri. Arba teringat dengan mamahnya yang selalu bertanya tentang pasangan nya jika sedang pulang kerumah. Arba sebenarnya ingin mengungkapkan perasaannya itu pada Shazfa tetapi ia menunggu waktu yang tepat.

Shazfa yang sudah selesai makan pun memanggil-manggil Arba tetapi Arba masih saja diam melamun.

Shazfa mencoba menyentuh lengan Arba "Pak Arbaaaaa"

"Eh iya kenapa? Ada apa?" Ucap Arba yang terkejut.

"Pak Arba melamun aja nih"

Arba tertawa kecil "Nggak Sha, udah makan nya? Udah minum?"

"Udah kok"

"Sha saya boleh tanya sesuatu?"

Shazfa hanya mengangguk sambil memakan buah jeruk.

"Kamu punya pacar nggak?" Tanya Arba dengan nada yang sedikit lebih kecil.

Shazfa tertawa mendengar pertanyaan dari Arba "Aku nggak ada pacar kok, emang kenapa pak?"

"Oh nggak cuma tanya aja berarti deket sama saya juga nggak ada yang cemburu ya"

"Ya nggak ada lah"

Arba tersenyum bahagia setelah mendengar penuturan dari Shazfa.
"Seandainya saya tau perasaan kamu ke saya itu sama kaya saya, detik ini juga saya lamar kamu"ucap Arba dalam hatinya karena ia tidak mungkin mengucapkannya saat ini pada Shazfa.

**
Sore hari Fardhan bersama istrinya datang ke rumah sakit untuk menemui Shazfa.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" Jawab Shazfa dan Rinjani bersamaan.

"Gimana sayang udah banyak kemajuan belum?" Tanya Fardhan yang memegang kaki Shazfa.

"Banyak sekali kemajuannya, besok aku pulang kan pah?"

"Iya sayang"

Shazfa tersenyum senang karena ia sudah sangat bosan berada di rumah sakit, ia rindu akan rumah kesayangannya, rindu tidur di kasur empuk miliknya dan yang pasti ia rindu masakan sang mamah.

"Kak Azzam nggak ikut mah?"

"Nggak sayang, tadi nelpon katanya masih ada kerjaan, nanti Anin pulang ke rumah mamah aja ya" ucap Rena sambil melihat kearah Anin yang berada di sebelah Shazfa.

"Iya mah, mas Azzam juga tadi bilang katanya sih mau nginep sekalian"

"Yeay bakal rame deh dirumah, ada kak Azzam sama Kak Anin." Ucap Shazfa yang langsung memeluk kak iparnya itu.

Anin dan Rena hanya menggelengkan kepala mereka seraya tersenyum.

**
Di dalam ruangan yang dingin terdapat seorang wanita yang sedang merayu seorang laki-laki untuk menemaninya makan malam.

"Ayo lah Arba temenin aku makan malam kali ini aja" Pinta seorang wanita itu di hadapan Arba.

"Udah deh Na saya bilang nggak mau ya nggak mau, kamu denger kan!" Ucap Arba dengan nada kesalnya.

"Kamu kenapa sih selalu menolak kalo aku ajak pergi, aku tuh suka sama kamu tapi kenapa sikap kamu seperti ini sama aku"

Arba mulai geram dengan wanita yang ada di hadapannya ini, ia bangkit dari duduknya dan bicara dengan nada yang sangat tinggi tapi tegas,

"DENGER YA SAYA GAK SUKA SAMA KAMU DAN INGET SAYA SUDAH PUNYA CALON ISTRI. TOLONG JANGAN USIK KEHIDUPAN SAYA DAN JAUHI SAYA MULAI SEKARANG."

"Maksud kamu apa calon istri? palingan juga cuma akal-akalan kamu aja biar aku pergi kan?"

"Saya serius! Mulai detik ini juga kamu jangan dekat-dekati saya lagi dan jangan pernah berani menginjakkan kaki kamu disini. Keluar dari ruangan saya sekarang juga!" Titah Arba yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Desna sedikit takut dengan nada bicara Arba padanya dan akhirnya ia memilih keluar dari ruangan itu dari pada nantinya ia diusir oleh rekan-rekan Arba.

"Oke aku bakal keluar tapi aku gak pernah percaya kalo kamu benar-benar udah punya calon istri" Ucap Desna seraya berjalan keluar.

____________________________________
Jangan lupa vote dan komentar.
Terimakasih
😊😊

My Handsome PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang