Fourteen

9.7K 317 8
                                    

Hay readers ku, maaf ya kalo aku kelamaan update, karena aku lagi banyak tugas jadi gak bisa terus lanjutin cerita ini secepat mungkin. Tapi, aku usahain buat update cerita ini:)

Selamat membaca😊

Jangan lupa vote and comment nya😚

🍃🍃🍃

Setelah 3 hari berlalu

Kini Adel merasa sedikit sedih dengan kepergian Anndo yang sangat tiba - tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu sebelum berangkat ke luar kota tiga hari yang lalu.

Sebenarnya, Adel masih merasa kebingungan dengan sikap Anndo belakangan ini yang sangat berbeda dari Anndo yang biasanya.

Bahkan kini sudah 3 hari pun tidak ada kabar dari Anndo, Anndo sama sekali tak menghubungi Adel, pesan dari Adel pun tak dibalas oleh Anndo. Sebenarnya Anndo sedang apa sih sampai ia sama sekali tak memberi kabar kepada Adel. Begitu mungkin pemikiran Adel saat ini yang sudah tidak terfokus lagi pada pekerjaan dimejanya.

Bayangan Anndo pun tak kunjung hilang dari memori otak Adel yang mungkin sudah direset sedemikian rupa untuk mengingat sosok Anndo, sehingga kini ia tak bisa untuk menghilangkan bayangan Anndo dari otaknya.

Adel pun hanya bisa berharap jika Anndo akan segera pulang untuk menemuinya yang kini sangat merindukannya.

Adel terus memandang ponselnya yang berada dimeja kerjanya bersisian dengan laptopnya yang tidak tersentuh selama beberapa saat hanya karena Adel sedang menunggu sebuah kabar dari Anndo, namun setelah lama ia menunggu ternyata tak kunjung ada sebuah notifikasi dari ponselnya yang menandakan ada sebuah pesan masuk, apalagi dari Anndo.

Adel menghembuskan napasnya gusar, mengapa ia merasa sangat khawatir dengan Anndo, apalagi Anndo yang sama sekali tidak memberikan kabar kepadanya.

🍃🍃🍃

Sedangkan disisi lain, Anndo masih sibuk dengan pekerjaannya yang sangat menumpuk, walaupun sebenarnya, tujuannya bukan untuk mengerjakan semua ini.

Anndo bahkan sampai lupa tidak mengabari sang kekasih dari 3 hari yang lalu semenjak ia berada di Palembang.

Bahkan Anndo sama sekali tidak melirik ke arah ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi, matanya masih terfokus pada laptop yang berada dipangkuannya saat ini. Ia saat ini sedang berada dikamar hotel yang berada ditengah - tengah kota Palembang.

Anndo menghela napas, karena pada akhirnya pekerjaannya telah selesai, Anndo merentangkan tangannya yang terasa pegal, karena mengetik.

Kemudian, Anndo baru mengambil ponselnya yang berada diatas nakas sebelah ranjangnya, saat Anndo menggeser layar ponselnya, terdapat banyak sekali notifikasi chat dari Adel bahkan panggilan yang tak terjawab.

Anndo kemudian terkejut dengan apa yang terjadi tadi, ia baru sadar bahwa sudah 3 hari ini dirinya tak mengabari Adel bahkan untuk sesaat saja.

Anndo merasa bersalah dan kemudian ia kembali menelpon Adel, semoga Adel tidak marah kepadanya, karena tidak menjawab panggilan yang begitu banyak dari Adel.

🍃🍃🍃

Sanne kini menghampiri seorang wanita yang cantik disebuah taman sambil menyeringai.

"Ada apa nona, mengapa kau mengajakku kemari? Apa kau ingin mengajakku untuk berkencan denganmu? Namun, kurasa itu tidak mungkin, karena kita baru pertama kali bertemu." Tanya Sanne dengan senyum mengejek kepada lawan bicara yang memandangnya dengan bosan.

"Tidak usah banyak bicara, langsung pada intinya saja. Aku mengajakmu kemari untuk bekerja sama denganku." Tawar wanita itu dengan nada datar. Sedangkan, Sanne ia nampak seperti sedang berpikir, lalu angkat bicara.

"Untuk apa nona kerja sama ini?" Tanya Sanne dengan pandangan yang tak bisa diartikan, seakan - akan ia nampak bingung dengan apa yang dibicarakan sang lawan bicara, namun bibirnya tersenyum licik.

"Aku ingin kau bekerja sama untuk menghacurkan hubungan Adel dengan Anndo!" Ucap wanita itu dengan angkuh dan penuh penekanan.

"Whoa... apa hubungannya dirimu dengan mereka? Sehingga, membuatmu berambisi untuk menghacurkan hubungan mereka dengan segala cara nona Riska Ledyftia?!" Tanya Sanne dengan santai namun, penuh dengan sindiran, tangannya pun ia masukkan ke dalam saku celananya dengan gaya yang cool.

Sedangkan empunya nama sedikit terkejut, jika ternyata orang dihadapannya itu tau namanya, namun ia segera mengganti ekspresi mukanya yang tadinya terkejut menjadi biasa saja.

"Kau tidak perlu tau hubunganku dengan mereka, yang jelas aku ingin kau bekerja sama denganku untuk menghancurkan hubungan mereka. Aku tau kau masih sangat mencintai Adel bukan?!" Ucap wanita itu yang ternyata adalah Riska.

"Aku rasa kau sudah tau tentangku dan Adel rupanya, nona Riska?" Tanya Sanne yang terlihat santai saja ketika Riska berbicara dan ingin membuatnya terpojok.

"Ya, tidak banyak. Tapi aku sedikit tau bahwa kau masih sangat mencintai mantan kekasihmu itu." Kata Riska mencoba untuk berbicara dengan tenang.

"Ya, begitulah nona, aku memang masih sangat mencintainya, namun karena sesuatu hingga akhirnya aku harus berpisah dengan dirinya." Kata Sanne memancing Riska dengan kisahnya.

Memang sebenarnya Riska tidak tau sepenuhnya tentang pria dihadapannya itu dengan Adel, ia hanya tau jika pria itu pernah menjalin hubungan dengan Adel dan pria itu masih sangat mencintai Adel yang kini telah menjadi tunangan dari orang yang dicintai Riska.

"Oohh.. sungguh miris sekali kisahmu itu tuan, maka dari itu aku ingin mengembalikan Adel kepadamu dan aku akan mendapatkan Anndo kembali menjadi kekasihku." Kata Riska santai, namun wajahnya sedikit murung ketika ia mengingat bahwa Anndo, orang yang sangat dicintainya telah bertunangan dengan Adel.

"Ya, ku rasa kau memang benar nona, namun aku tak sekejam dirimu yang tega menyakiti kekasihnya yang tengah bahagia bersama orang lain." Sarkas Sanne pada Riska, dan Riska hanya tersenyum penuh arti dari perkataan Sanne.

"Tidak usah kau berpura - pura tuan, aku tau, jauh dilubuk hatimu kau masih menginginkan wanita itu bukan?" Telak Riska pada Sanne yang sedikit mengubah raut wajah santainya menjadi terkejut.

"Mungin apa yang kau bicarakan itu benar nona, namun aku tidak akan pernah melakukan itu semua. Aku bisa saja mendapatkan Adel kembali dengan caraku sendiri, namun aku takkan melakukan itu semua, aku justru bahagia jika dia bahagia." Dan dia akan menyerahkan dirinya sendiri padaku setelah aku habisi pria sialan yang telah merebut kekasihku. Batin Sanne dengan senyum liciknya itu.

"Apa kau yakin tuan?" Tanya Riska dengan nada yang dibuat - buat.

"Yah, aku yakin itu. Jadi maaf nona, karena aku telah menolak tawaran bagus yang kau berikan itu, namun sama sekali aku tidak tertarik dengan tawaran yang kau berikan itu." Kata Sanne, berlalu pergi dari hadapan Riska yang masih tidak bergeming mendengar penuturan dari Sanne.

Kemudian "Tak apa tuan jika kau tak mau bekerja sama denganku, karena aku bisa merebut Anndo dengan caraku sendiri, sekalipun itu akan menyakiti wanita yang dia cintai dan kau cintai tuan Sanne." Gumam Riska yang tanpa ia sadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka tanpa sengaja.

Dari kejauhan sosok yang mendengarkan percakapan antara Sanne dan Riska kini tampak yakin jika mereka akan menghancurkan semuanya, bukan apa - apa, tapi ia ingin melindungi orang yang ia sayangi dari iblis seperti Sanne dan Riska sebelum ia benar - benar kembali kepada keluarga tercintanya.

🍃🍃🍃

@deliafikrian_
Salam untuk kalian semua😊

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang