Twenty One

11.6K 349 7
                                    

"Mungkin." Kata Anndo dingin serta mengalihkan tatapannya keluar jendela tepat berada di samping tempat tidur sebelahnya lagi.

"Kau cemburu?" Tanya Adel menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Anndo, ia sudah tidak merasa takut lagi meski tatapan Anndo masih tajam dan dingin.

Namun mendengar Anndo berbicara seperti itu membuatnya justru senang karena Anndo merasa cemburu.

Anndo yang menatap jendela kamar, kini beralih menatap Adel yang sedang menggodanya itu.

"Aku sedang tidak bercanda, jawab saja pertanyaan ku." Kata Anndo dingin.

Seketika tawa Adel justru pecah, ia menaruh makanan yang masih dipegangnya sejak tadi di atas nakas lalu menaiki kasur mendekat ke arah Anndo yang berada di tengah kasur kingsize masih dengan tawa yang belum reda.

"Kau cemburu dengan kakak mu?" Tanya Adel kembali sambil mengontrol tawanya.

Anndo menatap Adel yang sudah sangat dekat dengannya sambil memamerkan senyum kelewat manis miliknya.

Mengapa Adel menertawakannya? Jelas - jelas ia sedang tidak bercanda!

"Aku suami mu! Pantas jika aku merasa cemburu! Apalagi dengan tatapan menyiratkan kekecewaan milik mu terhadap kakak ku begitu juga sebaliknya!" Kata Anndo kesal dan penuh penekanan.

Baiklah! Mungkin Adel harus menjelaskan dari pada nanti masalahnya akan bertambah panjang, apalagi sikap Anndo yang masih seperti remaja labil dengan emosi yang tak bisa terkontrol seperti ini.

Huft.

"Anndo sayang, suami ku tercinta, dengarkan aku baik - baik! Kau ingin tau kenapa aku menatap kakak ipar seperti itu?" Tanya Adel sebelum memulai penjelasannya, ia juga menangkup wajah Anndo untuk menatapnya.

Dan Anndo hanya menggeleng sambil menunggu Adel yang ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku hanya kecewa saja dengan dirinya yang aku kira sudah meninggal dan ternyata ia masih hidup, sedangkan kalian semua menutupi itu dari aku. Lalu aku rasa aku masih mencintai dia, seperti terakhir kali aku mengingatnya sebelum aku kehilangan ingatan ku. Sayangnya, semua itu berbanding terbalik, aku justru mencintai adiknya dan aku kira nanti ia akan merasa kecewa pada ku tapi ternyata tidak. Ya, meskipun aku tau kalau dia sudah menikah. Aku hanya berpikir, bagaimana bisa aku segampang itu jatuh hati pada adiknya yang jelas - jelas sangat menyebalkan seperti ini dan melupakan kakaknya yang begitu manis!" Kata Adel dengan nada kesalnya sambil mencubit perut Anndo dan pipinya kini berubah menjadi merona karena ia telah mengakui perasaannya pada Anndo, meskipun mereka sekarang sudah menikah.

Anndo mengernyit mencerna perkataan Adel, kemudian ia tertawa terbahak melihat Adel yang sudah blushing meskipun perutnya sedikit sakit akibat cubitan dari Adel.

"Hahaha... kau mengataiku menyebalkan? Padahal kau sendiri yang menyebalkan!" Kata Anndo sukses membuat Adel melotot menatapnya.

Anndo tidak takut dengan tatapan itu, justru ia malah mendekatkan wajahnya dengan wajah Adel yang masih melotot padanya karena sikapnya ini.

Setelah itu Anndo mencium bibir Adel lembut dan penuh cinta.

Tok...tok...tok...

Bunyi ketukan pintu membuat Adel dan Anndo melepas ciuman mereka yang sukses membuat Adel malu menatap Anndo yang sedang tersenyum miring padanya.

Adel bangkit dari posisinya saat ini masih dengan wajah tomatnya meninggalkan Anndo yang masih terduduk di ranjang.

"Kamu mau kemana?" Tanya Anndo melihat Adel yang berjalan mendekati pintu kamar dan memposisikan dirinya untuk bersandar dikepala ranjang.

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang