Twenty Four

10.1K 299 8
                                    


Selamat membaca😍😍😍
















Anndo sekarang tengah menatap istrinya dengan seksama, hingga pandangannya jatuh pada bibir istrinya yang indah.

Sungguh, ia ingin sekali mencium bibir istrinya bahkan mungkin melakukan lebih dari hal itu sebelum akhirnya ponselnya berdering di atas nakas yang berada di sebelahnya.

Anndo berdecak kesal karena suara telepon itu sudah mengganggu dirinya yang tengah memandangi wajah cantik istrinya yang entah kapan selalu masuk ke dalam pikirannya bahkan mimpinya.

Anndo mengangkat telponnya dan menjauh dari tempat tidur supaya ia tidak mengganggu Adel yang masih tertidur dengan sangat nyenyak.

Setelah beberapa menit ia berbicara dengan seseorang di seberang telepon, ia kembali mendekati ranjang dan menatapi istrinya kembali yang masih tertidur dengan nyenyak.

Entah mengapa ia enggan untuk berpaling dari wajah istrinya hingga mata itu terbuka dan menatapnya dengan mata yang sedikit memerah karena istrinya baru saja terbangun dari tidurnya.

"Good morning sayang." Kata Anndo dengan sangat lembut membuat Adel yang baru saja terbangun seketika langsung blushing mendengar ucapan selamat pagi dari sang suami.

Anndo mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya, Anndo merasa seketika dirinya khilaf karena terus memandang wajah istrinya -ahh lebih tepatnya bibir milik istrinya itu.

Adel yang merasakan napas Anndo menerpa wajahnya dan wajah suaminya itu semakin mendekat ke arahnya membuatnya menutup matanya kembali, seolah tidak ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh suaminya.

Seketika benda kenyal menempel pada bibir manis Adel, yaa Anndo menciumnya dengan sangat lembut dan penuh perasaan, Adel sangat menikmati perlakuan manis Anndo padanya.

Hingga akhirnya ciuman itu berubah menjadi semakin dalam dan menuntut.

Yaa menuntut untuk melakukan lebih dan itu sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Padahal hari masih pagi dan mereka masih bergelung dalam selimut hingga fajar semakin naik ke atas yang menunjukkan bahwa hari semakin siang.

____________

Kini Anndo tengah menatap istrinya yang sedang berkutat di dapur yang sedang memasak sarapan -ahh lebih tepatnya makan siang karena waktu sudah menunjukkan pukul jam 11 siang membuat mereka melewatkan waktu sarapan hanya untuk melakukan olahraga pagi mereka sebagai sepasang suami istri.

Anndo yang bosan karena hanya menatap istrinya yang cantik itu memasak memutuskan untuk mendekati istrinya yang sedang membersihkan sayuran di wastafel dengan air mengalir.

Adel terkejut saat ada tangan yang melingkar di perutnya membuat ia menghentikan aktifitasnya yang sedang mencuci beberapa sayuran untuk ia masak karena mereka belum makan apa-apa sejak pagi datang.

"Lepaskan pelukan mu, Anndo! Kau menggangguku saja! Aku sedang mencuci sayuran untuk dimasak, aku merasa lapar saat ini." Kata Adel mencoba melepas pelukan tangan Anndo yang berada di perutnya.

"Kenapa? Kau bisa kan memasak dengan tanganku yang masih memelukmu? Bahkan aku tak menghalangi tanganmu yang sedang mencuci sayuran." Kata Anndo yang masih bersikukuh untuk memeluk istrinya.

Adel yang mendengar perkataan Anndo berdecak kesal dan cemberut, meskipun tangannya kini mulai mencuci kembali sayuran tanpa peduli dengan pelukan Anndo yang membuatnya merasa kesulitan untuk memasak.

Sebenarnya bukan Adel tidak suka jika Anndo memeluknya seperti ini, namun saat ini detak jantungnya berdegup dengan sangat kencang membuatnya malu jika nanti Anndo mengetahuinya.

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang