Twenty

10.4K 337 5
                                    

2 Hari Kemudian

Kadang segalanya tidak bisa terbaca semua, entah itu masa depan atau masa lalu yang sudah dilalui.

Hari ini, semua sudah sangat berbeda dengan dua hari yang lalu, ketika tatapan mata Adel melihat ke arah mata Ades.

Kini Adel sudah berada pada akhir dari segala kisah masa lalu untuk menuju ke masa depan bersama Anndo.

"Saya terima nikah dan kawinnya Adellia Levinna Elberth binti Sukmaryo Adinawarta dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi, SAH?"

"Sah!" Serempak dari para saksi dan tamu yang mengikuti acara ijab kabul yang sedang dilakukan oleh Anndo.

*

Setelah acara yang menegangkan, kini Adel dan Anndo tengah berada pada pelaminan untuk menyambut para tamu yang dengan secara mendadak diundang pada pernikahan mereka yang dimajukan menjadi sekarang, bukan dua minggu lagi sesuai yang telah direncanakan.

Untuk Anndo, ia secara hati yang terdalam, ia masih banyak menanyakan beberapa hal tentang perasaan Adel untuk kakaknya.

Namun, atas permintaan kedua orang tuanya untuk segera menikahi Adel sebelum orang tuanya pergi ke luar negeri, maka dari itu ia harus mengesampingkan egonya dari pada keinginan orang tua tercintanya.

Mungkin semua pertanyaan yang terpendam dalam otaknya kini akan ia tanyakan nanti jika situasinya memang memungkinkan.

Anndo melirik menatap Adel sekilas sebelum melanjutkan untuk menyapa dan menyalami para tamu undangan yang sudah hadir.

Dibalik kilasan dimata Adel, jujur terdapat sinar bahagia apalagi ditambah dengan bibirnya yang melengkung naik ke atas dengan lebar membuat itu menguatkan apa yang ia lihat dimata Adel.

Tapi entah kenapa, semua sinar bahagia dan senyum mengembang yang tadi ditunjukkan untuk para tamu undangan kini mulai redup, tubuhnya mulai menegang tak kala ia sedang menyalami satu sosok dihadapannya yang tak luput dari pandangan Anndo, yaitu Ades dengan Liona serta senyum yang menghiasi wajah bahagia mereka.

Mereka bahagia? Itulah pertanyaan yang Adel lontarkan dalam hatinya ketika melihat Ades selaku kakak iparnya dan begitu juga Liona.

Anndo dengan sangat jelas, kembali melihat pancaran kekecewaan pada sorot mata Adel ketika melihat Ades, namun ketika ia menatap mata sang kakak itu sangat berbanding terbalik dengan Adel, sepertinya Ades sedang bahagia.

Setelah Anndo dan Adel diberikan selamat oleh Ades dan Liona, mereka kembali sibuk menyalami tamu yang lain.

Namun pikiran kacau yang ada di otak Anndo tak bisa berhenti, apalagi saat Adel mencuri pandang ke arah Ades dan juga Liona yang sedang bersama dengan keluarga mereka.

Huft!

Anndo merasa bahwa keputusannya untuk menikahi Adel hari ini adalah salah!

Kenapa ia tak berpikir terlebih dahulu kemarin, sebelum menyetujui permintaan orang tuanya.

Tapi?

Adel kenapa tidak menolaknya kembali jika pernikahan dipercepat?

Anndo yang kacau balau dengan pikirannya, akhirnya minta ijin untuk pergi ke toilet sebentar.

Sampainya di toilet, ia membasuh mukanya di washtafel berulang kali hanya untuk mendinginkan pikirannya.

Ia ingin sekali meluapkan emosinya, meluapkan segala apa yang ia rasa pada hatinya tak kala melihat tatapan Adel pada kakaknya.

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang