Seventeen

8.9K 315 7
                                    


▪▪▪

"Kau sungguh gila kak." Kesal sang adik padanya.

"Maksudmu?" Tanya sang kakak bingung dengan ekspresi adiknya yang terlihat kesal itu.

"Kau mau menikah dan kau memberitahuku mendadak seperti ini?" Tanya sang adik tidak terima.

"Jangan marah begitu, aku saja baru bertemu dengan mu." Kata sang kakak membela dirinya atas tuduhan adiknya itu.

"Bukannya kau yang ku temui sebagai salah satu klien perusahaan? Dan kau berpura - pura tidak mengenali ku bukan?" Kesal sang adik pada kakaknya itu.

"Hahaha.... maafkan aku adikku, waktu itu aku tidak ingin membuatmu mengetahui siapa aku. Kalau kau tau, bagaimana aku bisa memberimu kejutan ini?" Kata sang kakak sambil tertawa melihat adiknya yang kesal itu.

"Sungguh jahat kau!" Kata sang adik ketus.

"Kau masih seperti anak kecil rupanya Anndo." Kata sang kakak.

"Kau masih sama seperti terakhir aku melihatmu kak Ades." Kata Anndo tertawa pada kakaknya yang ternyata adalah Ades.

"Kak, bagaimana kalau kita beritahu Adel tentang kakak yang masih hidup." Kata Anndo antusias seperti anak kecil yang ingin memberitahu kabar ulang tahunnya saja.

"Jangan dulu, nanti kau ajak saja dia dipernikahan kakak." Dan kakak ingin kau bahagia dengan wanita yang sedungguhnya masih kakak cintai Anndo, namun demi dirimu kakak akan melepasnya dan mulai untuk mencintai wanita yang akan kakak nikahi. Kakak juga sudah merasa nyaman dengan wanita itu Anndo, kamu berbahagialah adikku. Ucap Anndo dalam hatinya.

"Tapi kakak, ku rasa Adel masih mencintaimu." Kata Anndo dengan nada kecewa yang sangat kentara disuaranya.

"Sudah, jangan kau pikirkan. Dia sudah mencintai mu dan melupakan aku." Kata Ades mencoba untuk meyakinkan adiknya bahwa apa yang ia prasangkakan adalah salah.

"Tapi, aku tidak yakin jika nanti ia tau bahwa kau masih hidup, ia akan tetap bersamaku nantinya atau justru ia akan membenciku kak?" Tanya Anndo khawatir dengan berbagai kenyataan pahit jika nanti Adel tau bahwa Ades masih hidup.

"Jangan berpikir seperti itu, ia tidak akan mungkin melakukannya. Percayalah pada kakak mu ini." Kata Ades meyakinkan Anndo bahwa Adel tidak akan meninggalkannya.

"Benarkah?" Tanya Anndo ragu sambil menatap kakaknya, ingin mencari kebohongan dimata kakaknya, namun hasilnya nihil.

"Tentu. Baiklah sekarang aku akan pergi dari sini, mungkin akan menemui papa dan mama untuk membicarakan tentang pernikahan ku." Kata Ades berank pergi dari kursi yang ia duduki menuju ke pintu untuk keluar dari ruangan milik Adel.

"Hati - hati kak." Teriak Anndo ketika mendapati kakaknya sudah diluar ruangan Adel.

Kemudian setelah perbincangan lamanya dengan sang kakak, ia kembali ruang kerjanya. Namun, ia bingung kenapa Adel tidak masuk kantor?

Setelah diruangannya, ia mengambil ponsel hendak menelpon Adel kenapa hari ini ia tidak datang ke kantor, namun ia melihat notifikasi pesan dari Adel dan ia membacanya.

'Selamat pagi pak, maaf hari ini aku tidak berangkat karena aku merasa tidak enak badan, dan aku sekarang sudah membaik, mungkin besok aku baru berangkat ke kantor. Oh ya, aku sudah menyiapkan semua jadwal mu hari ini di email yang sudah aku kirimkan. Maaf aku ijin tidak berangkat ke kantor lagi. Terima kasih. :)

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang