Ending

24.6K 380 5
                                    

Tiga bulan kemudian.

Siang ini ia berniat untuk mengantar makanan kepada suami tercintanya. Ia sudah menenteng kotak makanan yang berisi berbagai makanan kesukaan suaminya itu.

Ia turun dari mobilnya, mobil yang diberi oleh suaminya untuk dirinya saat ia berulang tahun.

Ia berjalan menuju koridor kantornya, ia berjalan ke arah resepsionis untuk bertanyaapakah suaminya ada di ruangannya atau tidak.

"Selamat siang, Nyonya Adel." Sapa sang resepsionis sambil membungkuk hormat, karena wanita yang berada di hadapannya itu adalah istri dari atasannya.

"Selamat siang juga, Meri. Apakah Pak Anndo ada di ruangannya?" Adel kembali menyapa serta bertanya apa yang ingin ia tanyakan.

"Beliau sedang ada meeting diruang meeting, Nyonya bisa tunggu terlebih dahulu mungkin rapatnya akan segera selesai." Ucap Meri kemudian diangguki oleh Adel yang pertanda bahwa ia mengerti.

Adel berjalan menuju lift khusus untuk menuju ke ruangan suaminya yang berada di lantai paling atas kantor ini.

Setelah sampai di lantai atas, Adel berjalan menuju ke ruangan Anndo, di luar terdapat ruangan sekretaris yang ternyata juga tidak berada ditempat yang artinya berarti mereka memang sedang ada rapat.

Adel memasuki ruangan Anndo dan duduk disofa yang tersedia disana, ia menyibukkan diri dengan membuka majalah-majalah yang berada di meja.

Ia terpaku pada sebuah dress berwarna tosca yang panjangnya dibawah lutut namun tidak sampai mata kaki, hanya sebatas betis, ia memperhatikan dress itu, sangat cantik dan ia menginginkannya karena dress itu terlihat sederhana namun elegan.

"Kamu disini sayang?" Suara bariton yang sudah sangat Adel kenali yaitu suara Anndo, suaminya. Adel tersenyum kemudian berjalan mendekat kepada Anndo setelah meletakan majalah yang dipegangnya tadi ke tempat semula.

Ketika jarak mereka hanya beberapa langkah, Adel mencium bau parfum Anndo yang tiba-tiba membuatnya mual.

"Huek...huek..."

Adel berlari menuju ke toilet yang berada di ruangan Anndo sambil menutup mulutnya supaya ia tidak memuntahkan isi perutnya sembarangan.

Anndo yang tadinya senang akan mendapat pelukan hangat dari sang istri justru berubah khawatir karena tiba-tiba Adel yang mual ketika akan memeluknya.

Anndo berlari menyusul Adel yang berada di kamar mandi, ia khawatir jika istrinya itu sedang sakit, dan ketika sudah masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat Adel yang berada di wastafel sambil membersihkan mulutnya dengan air kran.

"Jangan mendekat." Cegah Adel ketika Anndo ingin berjalan mendekati Adel yang kini sudah membalikan badannya sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

Anndo yang dilarang mendekat oleh Adel menaikkan satu alisnya heran, ada apa dengan istrinya kali ini? Begitu pikir Anndo. Ia merasa ada yang aneh dengan istrinya.

"Kamu tidak apa-apa sayang?" Dengan nada khawatir yang masih menghiasi wajahnya, Anndo bertanya dengan lembut kepada istrinya.

Adel yang mendengar pertanyaan Anndo dengan raut khawatirnya membuat Adel merasa bersalah karena melarang pria itu untuk mendekat ke arahnya karena jujur ia mual dengan parfum Anndo yang menyengat ke hidungnya.

Adel menggeleng sebagai jawaban, ia tidak apa-apa jika Anndo tidak mendekatinya seperti sekarang yang jarak mereka cukup jauh.

Adel sendiri heran kenapa ia menjadi seperti ini, padahal biasanya ia sangat senang jika mencium bau parfum suaminya itu, tapi sekarang justru ia mual. Ada yang tidak beres menurut Adel dengan kondisinya saat ini.

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang