🍃🍃🍃
Akhirnya setelah sekian lama, Anndo pulang juga. Malam itu Anndo dari bandara dan langsung pergi ke rumah Adel, karena sungguh ia sangat rindu dengan kekasihnya itu.
Namun, sayangnya rumah Adel sepi, kelihatannya seperti tidak ada orang. Kemana Adel? Itulah pertanyaan yang ada dalam benak Anndo saat ini. Karena, kalau boleh jujur ia sudah sangat rindu dengan kekasihnya itu.
Sebaiknya Anndo menelpon Adel dari pada ia khawatir dengan Adel yang tidak ada dirumahnya. Setelah dari rumah Adel, Anndo langsung pulang ke rumahnya.
Sebenarnya tadi saat ke rumah Adel, ia ingin mengajak Adel ke rumah orang tuanya, karena ia ingin membicarakan pernikahan mereka berdua lalu setelah itu mereka berdua baru akan bicara kepada kedua orang tua Adel.
"Hallo Del, kamu dimana? Kok aku tadi me rumah nggak ada orang?" Tanya Anndo langsung to the point.
"Maaf ya, Anndo aku emang lagi nggak dirumah. Aku lagi pergi ke luar kota sama orang tua, maaf kalo aku nggak bilang dulu sama kamu, masalahnya kamu kemaren kan gak bisa dihubungin jadi aku gak bisa bilang ke kamu." Kata Adel dengan suara menyesal karena tidak bilang dulu sama Anndo sebelumnya, namun Anndo memang kemarin gak bisa dihubungi.
"Kenapa mendadak? Kamu ke luar kota ngapain?" Tanya Anndo sedikit kecewa karena tidak bisa melihat kekasihnya.
"Iya itu kemauan bunda, aku gak bisa nolak. Aku juga udah ijin ke kantor kok. Maaf ya? Aku disini temenin bunda ke rumah nenek, besok insyaallah aku udah pulang." Kata Adel yang membuat Anndo menghela napas diseberang telepon.
"Iya udah gak papa, kamu hati - hati ya?! Besok setelah aku pulang dari kantor aku langsung ke rumah kamu." Kata Anndo.
"Iya aku tunggu, maaf ya padahal kamu langsung ke rumah dari bandara kan?" Tanya Adel sedikit menyesal.
"Iya tadi aku langsung ke rumah kamu." Kata Anndo.
"Maaf ya, kalo ternyata aku gak ada dirumah."
"Iya udah gak papa. Aku tutup teleponnya ya? Aku mau istirahat dulu, capek banget."
"Iya udah aku matiin ya teleponnya, kamu istirahat jangan terlalu capek. Selamat malam sayang."
"Selamat malam juga sayangku."
Setelah teleponnya terputus, Anndo langsung pergi ke kamar mandi yang ada dikamar tidurnya untuk membersihkan tubuhnya. Lalu ia merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.
Sungguh ia sudah tak sabar untuk membahas pernikahannya, jujur ia sangat ingin jika Adel menjadi miliknya, walau kadang ia merasa ragu apakah yang pernah ia lihat benar Ades atau hanya mirip saja, karena Ades bukannya sudah tiada bertahun - tahun yang lalu dan itupun juga karena telah menyelamatkannya? Semoga perasaan buruknya tidak benar. Dalam hatinya ia sungguh benar - benar minta maaf kepada Ades karena telah merebut kekasih tersayang kakaknya itu, tapi mau bagaimana lagi? Kini ia sudah terlanjur mencintai wanita itu yang tak lain adalah Adel.
🍃🍃🍃
"Adel, kita ke rumah mama dulu ya? Baru ke rumah orang tua kamu?" Tanya Anndo pada Adel ketika mereka sudah berada didalam mobil.
"Iya, terserah kamu aja. Emang mau ngapain sii?" Tanya Adel penasaran dengan apa yang direncanakan Anndo sampai harus pergi ke rumah orang tuanya.
"Ada deh, nanti kamu juga tau sendiri." Kata Anndo dengan senyum penuh arti, namun justru Adel dibuat bingung olehnya.
"Jangan bikin penasaran dong?" Bujuk Adel yang penasaran, sebenarnya ada apa dengan Anndo.
"Nanti juga kamu tau ya, sekarang kita turun, udah sampai." Kata Anndo keluar dari mobil begitu juga Adel, lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah orang tua Anndo.
"Assalamualaikum, mah, pah?!" Panggil Anndo, adel mengikutinya dibelakang.
"Walaikumsalam sayang." Mamahnya Anndo langsung menyambut mereka berdua dengan gembira dan langsung memeluk Adel, melewati Anndo sebagai putranya sendiri.
"Mama kangen banget sama kamu, Del." Kata Marisa pada Adel disela pelukan hangat mereka.
"Aku juga ma, aku kangen banget sama mama." Kata Adel dengan senyuman.
"Ehmm... yang anak siapa si ma? Aku apa Adel?" Tanya Anndo dengan muka masam karena telah diacuhkan oleh dua orang wanita yang sangat ia sayangi itu.
"Ohh... iya mama lupa kalo ada kamu, abisnya mama kangen banget sama Adel bukan sama kamu." Canda Marisa dengan tawa, sedangkan Anndo masih dengan muka masamnya.
"Udah ma, kasihan tuh mukanya kaya apa, jelek banget." Kata Adel sambil tertawa.
"Gitu aja terus lah, papa tolongin Anndo pa." Kata Anndo mengadu pada papanya yang berada dibelakang mamanya, muka Anndo justru bertambah masam ketika papanya justru malah tertawa melihat anaknya tersiksa.
"Papa gak bisa bantuin kamu, papa takut sama dua wanita cantik itu." Kata papanya Anndo menunjuk dua wanita yang tak lin adalah istri dan calon menantunya dengan dagunya.
"Bodo, Anndo mau makan aja laper." Kata Anndo kesal dengan semua orang karena menertawainya.
"Ayo Del, kita makan bersama - sama, setelah makan baru kita bicarakan tentang kelanjutan hubungan kalian." Kata Marisa pada Adel dan mengiring Adel ke meja makan.
"Maksud mama apa?" Tanya Adel pada Marisa dengan wajah bingung, dari tadi semuanya berbicara seperti itu namun saat ia meminta penjelasan tidak ada yang menjawabnya.
"Nanti juga kamu tau." Kata Marisa yang membuat Adel menghela napas, karena bukan itu jawaban yang ia harapkan dari pertanyaannya.
🍃🍃🍃
S
etelah selesai makan malam, Anndo mulai membahas tentang rencananya yang akan menikahi Adel satu bulan ke depan.
"Apa gak keburu, Ndo?" Tanya Marisa pada Anndo tentang keputusannya yang ingin menikah bulan depan.
Sedangkan Adel, masih mencerna kalimat yang barusan dilontarkan oleh Anndo tentang rencananya untuk menikahi Adel bulan depan.
"Gak mah, Anndo emang udah yakin sama keputusan Anndo. Kamu setuju kan, Del?" Tanya Anndo pada Adel yang sedari tadi hanya diam.
"Ehm... emang gak keburu ya?" Tanya Adel pada Anndo dengan ragu.
"Kamu gak setuju?" Tanya Anndo dengan sedikit kecewa karena jawaban Adel yang terlihat jelas masih meragukan dirinya.
"Buk...bukan gitu. Aku si ikut aja sama keputusan kamu, tapi kan kita belum tanya sama ayah dan bunda tentang rencana ini." Kata Adel sambil menutupi keraguannya tentang keputusan Anndo.
"Abis dari sini kita akan ngomong sama ayah dan bunda, kalo kita akan menikah bulan depan." Kata Anndo menjelaskan tentang pertanyaan Adel tadi.
"Kalo mama si terserah sama kalian aja, mungkin kan kalo lebih cepat juga lebih baik." Kata Marisa dan suaminya alias papanya Anndo hanya mengangguk setuju dengan perkataan istrinya.
"Kamu setuju kan, Del?" Tanya Anndo sekali lagi pada Adel yang terlihat melamun, dibalik matanya masih tersimpan keraguan yang terlihat jelas oleh Anndo, namun Anndo hanya memastikan bahwa apa yang dilihatnya dari mata Adel itu salah.
🍃🍃🍃
Uhh...kok Adel ragu si sama Anndo?
Apa jangan - jangan ia masih cinta lagi sama si Sanne atau bahkan Ades?
Semoga aja si mereka cepet bersatu ya?Jangan lupa vote and comment
Deliafikrian_
Beng_Beng
KAMU SEDANG MEMBACA
Director Obsessed [ENDING]
Romance[ENDING] Highest rank : #1 marrying 01/05/19 #1 lie 01/05/19 #1 obsesi 07/05/19 #3 coldboy 01/05/19 #3 crazy 01/05/19 #71 boy 08/09/19 #256 fiction 17/09/19 #92 boy 22/09/19 #20 cold 02/06/20 [Judul awal : Obsesi CEO Tampan] [End] Plagiat No!!! Lang...