Twenty Five

13.5K 317 3
                                    

Selamat membaca😍😍😍





Anndo kini sedang duduk di sofa sambil menonton televisi, hal itu membuat Adel kesal setengah mati karena sedari tadi Anndo mencuekinya bahkan saat ia memanggil Anndo bahkan suaminya itu tidak menjawab sama sekali.

Adel berjalan mendekati Anndo, berdiri tepat di depan suaminya itu dengan berkacak pinggang karena ia kesal dengan suaminya itu.

Meskipun begitu Anndo sama sekali tak melirik ke arah Adel seolah istrinya itu tidak terlihat di depan matanya membuat Adel sukses bertambah kesal hingga akhirnya memutuskan untuk mendekati Anndo dan duduk di pangkuan suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Anndo melirik Adel yang sudah berada di pangkuannya, alisnya terangkat sebelah seolah heran dengan kelakuan istrinya.

Adel sebenarnya hanya ingin menggoda Anndo supaya tak mendiaminya terus menerus seperti itu. Tapi justru tingkah Adel membuat Anndo menyeringai, ia mendapatkan ide untuk menjahili istrinya itu.

Anndo bangkit dari posisinya sambil menggendong Adel ala bridal style membuat Adel kaget hingga akhirnya mengalungkan tangannya di leher Anndo.

Adel sadar jika Anndo akan membawanya ke kamar membuat Adel memberontak ingin diturunkan dari gendongan Anndo.

"Jangan memberontak sayang, nanti kau malah jatuh." Goda Anndo membuat Adel cemberut dan memukul dada Anndo.

"Turunkan aku! Aku lapar." Kata Adel sambil memandangi perutnya yang rata.

Anndo menurunkan Adel dari gendongannya setelah itu Adel berlari menuju kamar, di sela larinya ia berbicara pada Anndo yang membuat Anndo justru gemas dengan tingkah istrinya itu.

"Tapi boong, kau tidur diluar saja yaa, aku tidak mau jika besok aku tidak bisa berjalan karena ulahmu!" Kata Adel.

"Kalo begitu pintu itu akan jadi korbanku nanti." Kata Anndo dengan smirk nya.

"Anndo gausah ngehancurin pintu!" Kesal Adel ketika sudah sampai di pintu.

"Yakin kamu tega kalo aku tidur di luar?" Tanya Anndo mencoba serius pada Adel.

"Yakin."

"Baiklah, aku akan cari wanita untuk menemaniku malam ini." Kata Anndo berbalik menuju ruang tamu.

Adel yang mendengar itu sontak membulatkan matanya sempurna, tidak percaya jika Anndo akan melakukan itu padanya.

Mau tidak mau Adel menyusul Anndo yang sudah berjalan ke ruang tamu dengan kecewa.

"Tunggu!" Tahan Adel ketika Anndo terus melangkah menuju pintu keluar.

Anndo berbalik menatap Adel yang menatapnya dengan sedih, dalam hati Anndo merasa kasihan dengan istrinya tapi ia juga ingin tertawa karena itu, karena sesungguhnya ia tidak akan melakukan hal itu, ia hanya ingin mengerjai istrinya saja.

"Ada apa?" Tanya Anndo dingin.

Adel membeku, ia tidak percaya jika Anndo bersikap dingin padanya hanya karena di suruh untuk tidur di luar.

"A-aku minta maaf, a-aku tidak mau jika kau mencari wanita lain." Katanya menunduk, menahan isakkan yang hampir lolos dari bibirnya.

Anndo merasa kasihan, tapi ia ingin menjahili istrinya lagi.

"Kau tadi yang menyuruhku untuk tidur di luar, maka dari itu aku akan mencari wanita lain selama aku berada di luar." Jawab Anndo sesantai mungkin.

"K-kau jahat hiks...hiks..." Isak Adel membuat Anndo tertegun, astaga ia sudah membuat istrinya menangis.

Anndo berjalan mendekati Adel, ia memeluk istrinya supaya tenang sambil mengusap pelan punggungnya.

"Sstt... aku tidak akan melakukan itu, mana ada seorang Anndo main perempuan hmm? Kau tau? Aku bahkan sangat bersyukur karena memiliki istri sepertimu. Tadi aku hanya bercanda, tapi kau anggap serius." Jelas Anndo tak tega dengan istrinya, padahal tadinya ia ingin sekali menertawai wajah Adel yang lucu, tapi tidak jadi karena istrinya itu menangis gara-gara ulahnya sendiri.

"Tadi kau bilang begitu hiks..." Kata Adel masih sesegukan.

"Tidak, aku hanya bercanda sayang. Maafkan aku yaa? Asal kamu tau, aku aja hampir gila itu karena mu, jadi mana mungkin aku mencari wanita lain." Kata Anndo menenangkan Adel yang masih terisak dalam pelukannya.

"Udah jangan nangis lagi, sekarang kita tidur, besok aku harus pergi ke kantor." Kata Anndo membawa Adel ke dalam gendongannya sambil mengecupi mata Adel yang masih basah karena air mata, sedangkan Adel sudah mulai tenang

____________

Cahaya memaksa masuk ke dalam kamar melalui celah gorden membuat seseorang yang masih bergelung dalam selimut itu menyipitkan mata saat ingin membuka mata karena cahaya sinar matahari pagi.

Ia meraba ke sebelah kasurnya mencari seseorang yang biasanya akan mengucapkan selamat pagi dengan senyum termanisnya.

Adel mengambil posisi duduk di atas kasurnya, mencari Anndo yang sudah tidak ada lagi di sampingnya membuat ia mengernyit heran.

Ia menatap jam yang berada di atas nakas, pukul 06.35 am. Ia bangun terlambat, ia ingat jika hari ini Anndo harus ke kantor padahal kata suaminya itu akan libur selama satu minggu tapi ini bahkan belum genap 5 hari ia sudah berangkat.

Adel segera mencepol rambutnya asal karena rambutnya yang berantakan setelah bangun tidur. Ia turun dari atas ranjang menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera menyusul Anndo yang mungkin sedang sarapan di bawah.

Jika kalian tahu? Bahwa Adel sekarang sudah tidak mempermasalahkan kejadian semalam atas perlakuan Anndo yang membuatnya menangis, karena ia percaya jika Anndo tidak akan melakukan hal itu.

Setelah selesai, Adel berjalan keluar untuk menemui Anndo yang mungkin masih berada di bawah, ia menuju ke ruang makan berharap sang suami masih duduk di sana sedang menikmati sarapan.

Sampainya di ruang makan, Adel dapat melihat suaminya sedang meminum susu dan di hadapannya yang terdapat sepiring roti yang telah diberi selai.

Adel menyesali karena tidak memasak sarapan untuk suaminya karena terlambat bangun dan bahkan suaminya itupun tidak berniat untuk membangunkannya.

"Kau hanya memakan roti? Kenapa tidak membangunkanku agar aku bisa memasak sarapan untuk mu?" Tanya Adel berturut-turut membuat Anndo hanya terkekeh, Adel kini sudah duduk di tempat duduk tepat sebelah Anndo.

"Aku hanya tidak mau mengganggu tidur nyenyak mu sayang, aku tau semalam kau sangat kelelahan karena ku." Jawab Anndo santai sambil melahap roti yang ada di atas piring.

"Selalu saja seperti itu, kau terlalu memanjakanku Anndo, seolah-olah aku tidak bisa mengerjakan semuanya sendirian." Rajuk Adel karena Anndo yang selalu saja memanjakannya dan tidak ingin jika ia melakukan hal yang berat.

"Aku hanya ingin istriku tidak sakit karena capek harus mengurus semuanya sendirian di rumah sebesar ini, aku menikah denganmu itu untuk membahagiakan mu sayang." Kata Anndo kemudian bangkit dari posisinya mendekati Adel yang masih duduk dan mengecup puncak kepala istrinya dengan sayang.

"Aku berangkat ke kantor dulu yaa." Pamit Anndo kepada sang istri.

"Iya, hati-hati. Nanti aku bawakan makan siang ke kantor tidak apa?" Tanya Adel menunggu persetujuan dari Anndo, ia hanya ingin Anndo makan dengan tepat waktu dan tentunya dengan makanan yang sehat pula.

"Tentu saja sayang, aku akan menunggumu di kantor." Jawab Anndo menyetujui permintaan sang istri, ia senang jika Adel mau untuk membawakannya makan siang.

Sungguh ini sangat menyenangkan, sungguh ini benar-benar kebahagiaan yang sangat ia inginkan.

Adel tersenyum mendengar jawaban Anndo, dengan semangat ia mengantar Anndo sampai ke pintu utama rumah sambil membawakan tas kerja milik Anndo.

Ia sangat bahagia mendapatkan suami seperti Anndo yang sangat perhatian terhadap dirinya, ia tidak ingin jika nanti ada yang mengganggu rumah tangganya yang bahagia.

__________

Tbc

Director Obsessed [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang