~*~
Alarm Roman berdering, menandakan pukul 4 pagi. Ia berusaha mematikan alarmnya dengan mata yang setengah sadar. Ia pun bangun dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.
Hari ini, hari terakhir ia di Jakarta sebelum ia pergi ke Belanda. Maka dari itu, Roman kali ini mengajak Wulan untuk seharian bersamanya sebelum mereka berdua melaksanakan LDR Jakarta-Den haag.
Tepat pukul 8 pagi, pintu kost Roman di ketuk seseorang. "Tumben pagi-pagi ada tamu?" gerutu Roman yang sedang menyicil untuk packing nanti malam. Ia pun segera meninggalkan pekerjaannya dan membukakan pintu untuk tamunya pagi ini.
"Wulan?" ucap Roman kaget, Wulan sepagi ini sudah mengunjungi Roman.
"Halo pacar!" sapa Wulan sambil cengengesan.
"Kok udah sampe sini? Kan gue yang mau jemput lo nanti?"
"Udah! Cepetan siap-siap! Gue tunggu di sana," ucap Wulan lalu menunjuk ke pendopo depan kost Roman.
"Oke, tunggu bentar ya!" ucap Roman sambil tersenyum, Wulan hanya mengangguk kecil.
Tak lama, Roman keluar sambil membawa helm untuk wulan. "Nih, pake!" ucap Roman sambil menyodorkan helm itu. Tetapi, wajah Wulan tiba-tiba cemberut tanpa menerima helm dari Roman.
"Kenapa? Ini pake! Mau di pakein? Nih!" ucap Roman hendak memakaikan Wulan helm. Namun, di tolak Wulan, "Hihh! Nggak usah pake motor!! Jalan aja, hehehe," ucap Wulan tiba-tiba berubah menjadi cengengesan.
"Jalan?" tanya Roman, Wulan hanya mengangguk.
"Lan, kalo jalan ntar capek! Mending naik motor, yuk!" ucap Roman sambil mengenakan helm-nya.
Tanpa merespon Roman, Wulan pun berjalan menjauh dari Roman menuju luar halaman kost Roman. "Eh, Lan?" ucap Roman kembali melepas helmnya lalu berlari mengejar Wulan.
"Lan, okey! Kita jalan. Lo jangan ngambek dong! Yah?" Wulan pun menghentikan langkahnya lalu menatap Roman secara intens, "Gitu kek dari tadi!" umpatnya.
"Okey, lo mau kemana?" tanya Roman.
"Ke mall yuk! Kita nonton!" ucap Wulan memberikan ide.
"Tapi ini masih pagi, Lan? Mending kita sarapan dulu di depan, lo pasti laper kan, belum sarapan?" ucap Roman menyadarkan perut Wulan yang sebenarnya juga lapar.
"Ya udah, ayuk!" jawab Wulan setuju.
Mereka pun berjalan beriringan menuju ke penjual bubur ayam di depan gang. Roman pun memesankan 2 bubur ayam dan 2 es teh untuk mereka berdua. "Lo masih doyan bubur ayam kan?" tanya Roman selesai memesan, "Doyan lah, emang elo sushi aja nggak doyan?" ejek Wulan lalu menjulurkan lidahnya untuk Roman.