Pergi untuk Kembali

1.6K 48 4
                                    

~*~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Den Haag, Belanda.

Ibarat nahkoda..
Aku sedang bertempur dengan ombak laut..
Menitih kapal yang sulit teratur
Membawa harapan dan cinta yang tak akan luntur..

Sudah dua minggu Roman mencoba membiasakan diri di Negeri orang. Pagi hari hingga sore ia berada di kampus, sementara pukul delapan malam ia harus pergi mengikuti semacam komunitas yang membentuk "class anchor" yang di janjikan pihak kantor padanya, ini satu kebanggaan tersendiri untuk Roman. Bisa kuliah sekaligus mengikuti "class anchor" yang tidak semua orang bisa menjadi anggotanya.

Dengan adanya kelas ini, teori Roman tentang dunia penyiaran bertambah. Berbeda dengan Indonesia, di era millennial saat ini mungkin hanya segelintir orang Indonesia yang mendengarkan radio secara berkelanjutan. Namun tidak untuk Belanda, sampai saat ini---hampir setiap rumah memiliki radio dan masih terus di dengar.

Ada dua orang Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar di sana, yaitu Roman dan Julio. Julio terkenal lebih cuek dan lebih pendiam dari teman-teman anchor yang lain. Namun jangan hiraukan kemampuannya dalam siaran, dia bisa mencapai peringkat 10 teratas (dari 200 anggota baru, termasuk Roman) dalam kuis minggu ini. Itu pun terbantu karena ia sudah fasih berbicara bahasa Belanda, sedangkan Roman masih perlu belajar dan belajar di sini. Pernah satu hari Roman berpapasan dengan Julio,  namun tak setiap kelas Roman pasti bertemu dengannya.

"Roman, bagaimana tugas untuk malam ini? Apakah sudah selesai?" tanya Mr. Tim penggagas komunitas ini yang pastinya bisa berbahasa Indonesia.

"Sudah, Mr. Tim. Tinggal saya tunggu laporan dari Julio, beberapa berkas ada padanya," jawab Roman.

"Ya sudah, Saya tunggu di ruang Saya."

"Ja,  Mister." Lalu Mr. Tim pun berlalu ke ruangannya, di buatlah Roman panik karena tak juga menemukan keberadaan Julio. Ia sudah cari di semua kelas, namun tak juga temukan sosok Julio.

Saat ia melewati lorong aula, di temukanlah orang yang Roman cari dari tadi. Kadang Roman bingung, ia harus bersabar atau bagaimana untuk menghadapi satu-satunya teman Indonesia yang berada di komunitas ini?

"Julio!" panggil Roman dari ujung lorong. Julio hanya merespon dengan tengokan sementara lalu kembali fokus pada laptop nya.

"Lo ternyata di sini? Mana berkas lo? Gue udah di tagih Mr. Tim nih!" pinta Roman sambil mendekati Julio.

"Apa urusan lo?" ucapnya membuat Roman panas seketika.

"Urusan gua? Urusan gua nagih tugas sama lo! Mana?" ucap Roman sambil menengadahkan tangan kanannya meminta berkas milik Julio.

Braakk! Di bantinglah sebuah buku yang cukup tebal ke arah lantai tepat di bawah Roman,  "Tuh, ambil aja!" ucap Julio tanpa menatap Roman.

WuLandaRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang