~*~
Setelah beberapa saat WuLan mulai tenang, ia pun mencoba kembali ke arah meja yang akan digunakan untuk dinner malam ini. Bukan untuk duduk kembali di kursinya, namun menarik tasnya untuk segera meninggalkan Roman dan yang lain.
Kayla sempat panik melihat keadaan WuLan setelah beberapa waktu lalu meninggalkan Kayla untuk ke toilet. Beberapa kali Kayla memanggil Wulan namun tak digubris sama sekali. Akhirnya Kayla pun memilih untuk mengejar WuLan sampai di depan caffe.
"Wulan, tunggu!!" Panggil Kayla untuk kesekian kalinya. Wulan pun mencoba berhenti tanpa berbalik arah sedikitpun.
"Aku nggak tau masalah kamu apa sama Roman, tapi aku tau Roman seperti apa?" Ucap Kayla sambil berjalan mendekati WuLan.
"Dia orang yang tulus, baik dan jujur. Waktu pertama aku ketemu sama dia, aku juga langsung jatuh hati sama dia," lanjutnya membuat Wulan sontak menengok ke arah Kayla dengan tatapan tajam.
"Aku yakin semua cewek kalau kenal sama dia juga bakal ngerasa terlindungi dengan sikapnya yang hangat, tapi sayangnya dia cuma melindungi satu orang. Dan orang itu kamu, Lan," ucap Kayla sambil mengusap bahu Wulan.
Benar. Roman memang dari dulu selalu tulus padanya. Roman selalu berusaha membuat Wulan nyaman, entah ada atau tidak ia di samping Roman.
"Julio pernah bilang kalau kamu itu cantik, dan benar..kamu memang cantik," gumam Kayla sambil melipat tangannya di depan dada.
"Julio? Lo juga kenal sama dia?" Tanya Wulan mulai membuka mulutnya setelah mendengar penjelasan Kayla.
"Of course! Julio dan Hendra, mereka sepupuku."
"Sepupu?" Tanya WuLan kaget, Kayla mengangguk.
Tak lama Roman dan Sam terlihat keluar dari caffe. Roman mencari keberadaan WuLan dengan rasa panik yang luar biasa. Hingga ia menemukan dua gadis yang ia kenal masih berada di dekat caffe. Roman melihat Kayla tampak mengusap bahu wulan seperti berusaha menenangkannya.
"Wulan!" Panggil Roman dan saat itu juga yang WuLan pikirkan adalah berlari meninggalkan Roman.
Sedetik kemudian Wulan benar-benar berlari menghindari Roman. Tidak tinggal diam, Roman mencoba mengejar WuLan hingga ia berhasil meraih tangannya.
"Lan--"
"Lepasin gue, Man!" Bentak WuLan sembari mencoba melepaskan pergelangannya dari genggaman Roman.
"Lo mau kemana?" Tanya Roman tanpa menghiraukan kalimat WuLan untuk melepaskan genggamannya. "Gue mau pulang! Gue capek!"
"Gue anter?" tawar Roman.
"Gausah! Lepasin tangan gue!" Ucap Wulan meronta sembari menahan air mata yang hampir lolos dari pelupuk mata.
"Lan, dengerin gue!" Ucap Roman menekankan kalimatnya, membuat WuLan tak kembali meronta ingin pergi dari hadapan Roman.