~*~
Sudah dua minggu di Belanda, namun Sam belum bisa bergaul baik dengan teman-temannya. Hanya sekedar sapa dan senyum basa-basi saja jika berpapas. Makadari itu, ia memilih rumah sebagai teman akrabnya. Selain ada Roman, ia juga tidak akan garing jika bercanda. Jika garing pun masih terlihat lucu sepertinya, hehe.
Belum juga untuk membagi waktu kuliah dengan bekerja. Ya, menjadi satu-satunya ahli waris keluarga mengharuskan Sam belajar berbisnis dari sekarang. Ia sampai menyuruh orang kepercayaan Ayah Sam yang bernama Fajri ikut ke Belanda, agar bisa menggantikan Sam saat Sam masih berada di kampus atau keperluan lain.
Saat Roman berada di ruang tamu, ia sempat kaget karena bel kamar berbunyi nyaring.
"Selamat malam," ucap Fajri setelah pintu terbuka.Dengan Roman yang tidak mengetahui dia siapa dan mengapa ia datang, Roman pun menjawab dengan ragu, "Malam?"
"Perkenalkan, Saya Fajri.. Orang kepercayaan Pak Shahab Rahardja, Ayah dari Mas Samuel," ucap Fajri ramah sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Oh, Saya Roman.. Sahabat Sam," ucap Roman lalu menerima jabatan tangan dari Fajri.
"Kalau begitu, mari masuk! Samuel masih di kampus," ajak Roman mempersilakan Fajri masuk.
"Terimakasih," jawab Fajri.
"Saya ambilkan minum dulu, Mas Fajri silahkan istirahat dulu di sini," ucap Roman setelah mengantarnya ke ruang tamu. Fajri pun mengangguk.
Tak berselang lama, Samuel datang dari arah pintu depan. Saat ia ingin pergi ke kamar, langkahnya terhenti saat melihat wajah yang sepertinya pernah ia lihat. Fajri yang menyadari kedatangan Sam langsung beranjak dari sofa, "Mas Fajri?" tebak Sam.
"Iya, Mas.. Saya Fajri," jawab Mas Fajri dengan senyuman.
"Wahh, untung Mas Fajri dateng tepat waktu," ucap Sam sambil mendekati Mas Fajri dan memeluknya sejenak, "Apa kabar?" sambungnya.
"Baik, Mas.."
"Ayo silahkan duduk, anggep aja rumah sendiri! Ayok!" Samuel mempersilakan Fajri untuk duduk kembali dan kini Sam berada di sampingnya.
Selama Sam dan Mas Fajri berbincang seputar perusahaan, Roman datang sambil membawa segelas es jeruk untuk Mas Fajri.
"Eh, lo udah pulang?" ucap Roman saat sampai di lorong menuju ruang tamu.
"Udah, baru aja!" jawab Sam, "Eh buat gue mana?" tanya Sam saat Roman memberikan segelas es jeruk untuk Mas Fajri.
"Alah! Lo kan bukan tamu! Ambil sendiri lah," ucap Roman setelah meletakkan gelas itu di meja kecil di hadapan mereka, sedangkan Sam menatapnya sinis karena mendengar jawaban Roman. "Di minum, Mas! Jangan sungkan-sungkan," tambah Roman pada Mas Fajri.
"Ya udah, habis ini Mas Fajri istirahat di kamar tamu aja! Ntar berkasnya kasih ke ruang kerja Saya, biar Saya tanda tangani," ucap Sam pada Mas Fajri. Fajri mengangguk.
-