Kamu sekarang boleh bilang, kamu nggak punya siapa-siapa, tapi sampai kapanpun aku janji, Aku akan selalu ada buat kamu.
***
"Gue coba liat siapa yang dateng ya?" ucap Wulan seraya berdiri dari tepi ranjang, namun dengan cepat lengan Wulan di raih oleh Kayla. "Jangan, Lan! Di sini ajah! Temenin gue," pintanya sambil ketakutan.
Wulan pun mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar. Tiba-tiba pintu kamar tersebut di gedor keras beberapa kali, lalu di tambah suara gaduh yang hanya terdengar dari dalam kamar yang kedap suara itu.
Julio berusaha membuka pintu satu-satunya yang tertutup di apartemen Sam, "Kay! Kayla!!"
Detik itu juga satu pukulan mendarat ke pipi Julio hingga tubuhnya terbentur di lantai. Sam dan Roman sudah menarik kuda-kuda jikalau harus menggunakan kekerasan."Lo jangan seenaknya di rumah orang!" sela Sam di tengah panasnya suasana.
Julio mengisyaratkan pada Leo dan Bram untuk tidak mengotori tangannya dengan berkelahi.
"Gue dateng ke sini cuma mau bilang, kalau Kayla harus pulang hari ini juga ke Indonesia, bukan buat berantem sama Lo apalagi nyakitin Kayla," ucap Julio dengan tatapan dingin.Sam mengembuskan napas panjang, "Gue mungkin nggak tau ada masalah apa sama Lo, Kayla dan Bokapnya Kayla, tapi yang jelas, Gue nggak akan biarin Kayla pulang dalam keadaan takut kaya sekarang," jawab Sam.
Julio sudah menduga bahwa Kayla pasti ada di dalam kamar tersebut, "Lo belum tau yang sebenarnya?" ucap Julio membuat Samuel mengerutkan keningnya.
"Memang kenapa kalau gue belum tau?" jawab Samuel dengan balik bertanya.
"Lo akan tau setelah lo mau bujuk dia pulang, hari ini juga," Julio, Leo dan Bram pergi dari sana saat itu juga.
Sam yang masih bingung apa yang sebenarnya terjadi, kini mencoba mengetuk pintu kamar Kayla perlahan.
Wulan yang mendengar ketukan pintu tersebut tidak sekeras yang sebelumnya mencoba berhati-hati untuk membuka pintu tersebut, "Huft, gue kira siapa?" ucap Wulan setelah membuka pintu tersebut. "Tadi ada apa ribut-ribut?" ucap wulan sembari menutup pintu kamar.
"Julio ke sini," jawab Roman.
"Julio? Mau ketemu kamu? Atau ada urusan sama Sam?" ucap Wulan sembari menengok ke arah Roman dan Sam secara bergantian.
Roman menggeleng, "Dia nyariin Kayla."
"Wajar kalau mereka ke sini," ucap Kayla saat tiba-tiba membuka pintu kamar yang sempat ditutup wulan sebelumnya.
"Mereka nyariin aku kan?" lanjutnya membuat Roman, Sam dan Wulan menatap Kayla penasaran.
Apa yang terjadi pada Kayla?
***
"Mungkin kalian nggak akan percaya, aku sendiri juga nggak percaya kalau Mamah bisa seberani itu, mereka belum bisa menemui keberadaan Mamah di mana? Aku juga nggak tau Mamah pergi kemana membawa hampir seluruh kekayaan Ayah?" ucap Kayla sambil tertunduk di sofa ruang tengah.
"Ini bukan salah kamu, Kay," ucap Wulan coba menenangkan dengan mengusap punggung tangan Kayla.
"Maaf aku jadi ngerepotin kalian semua, aku nggak tau apa yang akan terjadi setelah aku ketemu Ayah nanti?" suaranya mulai terdengar berat, mencoba menahan tangis yang semalaman mengganggu dirinya. "Aku nggak masalah perusahaan itu jatuh ke tangan siapa, aku juga tidak terlalu berminat untuk menjadi pewaris tunggal perusahaan Ayah."
"Memang dari awal semua salahku, seharusnya aku nggak nutupin hubungan Mamah sama Mr. Liam dari Ayah, karena setauku mereka dekat karena hubungan bisnis, mungkin itu yang buat Ayah memberikan kepercayaan perusahaan pada Julio dan Hendra, bukan aku," ucap Kayla yang kini mengangkat wajahnya menatap Sam, Roman dan Wulan bergantian.