Awal Rencana Absurd Samuel

633 17 8
                                    

Kedatangannya seperti mengulangi mimpi buruk, harus membuat drama sok akrab agar dia bahagia. Padahal hayati lelah!

~*~

Di Amsterdam, Roman dan kawan-kawan class anchore-nya sedang berkunjung ke salah satu radio terbesar tengah kota. Selama ia masuk ke class anchor, Roman banyak mengetahui hal-hal baru. Pengalamannya bertambah, dan pastinya bahasa Belandanya sudah lebih fasih dari sebelumnya.

"Lan, kapan-kapan main kesini ya?" Ucap Roman pada layar yang masih tersambung videocall dengan Wulan.

"Kan kamu udah kesitu?" Jawab Wulan singkat.

"Ya maksudnya sama kamu," balas Roman mengutarakan keinginannya.

"Ohh, iya nanti ya..?"

"He'eh," jawab Roman singkat sambil menahan tawa, diikuti tawa Wulan karena melihat ekspresi roman yang terlihat lucu saat mengucap "He'eh."

Kembalinya Roman ke Belanda 2 Minggu yang lalu membuat Wulan lebih merasa kesepian dari hari-hari sebelumnya. Sudah tidak ada Roman yang mengajaknya jalan-jalan saat ia tidak ada kelas. Tidak ada lagi Roman yang tiba-tiba mengetuk pintu kamar dan menanyakan kabar terbaru setiap harinya. Tidak ada lagi Roman yang mengajak Ara bermain kuda-kudaan lagi. Dan tidak ada lagi Roman yang selalu buat hati Wulan tenang saat menatap wajahnya yang tenang.

Terkadang Wulan juga terheran, kenapa dia bisa mencintai seorang melankolis seperti Roman? Padahal dari dulu, ia tak pernah memprioritaskan romantis dalam satu hubungan. Karena Wulan pikir, ia sendiri tidak bisa memperlakukan orang secara romantis. Jadi, ia tak habis pikir bisa kenyang setiap harinya dengan puisi-puisi Roman yang tidak pernah habis untuk Wulan.

Memasuki semester empat, Wulan disibukkan dengan event luar kota hingga praktik-praktik yang akan menambah nilai hariannya. Pulang larut malam mungkin sudah biasa baginya. Apalagi saat Pak Yusril tidak bisa menjemput karena sedang pulang kampung, istrinya mau melahirkan.

Seperti biasa, jika tidak ada Roman, Wulan selalu pulang melewati kost-an cowok itu. Berharap ia bertemu bayangan seseorang yang bisa membuat hatinya tenang kapan saja. Lampu teras kost-an Roman terlihat redup, sepertinya harus diganti. Kost-kostan Martin juga sudah sepi, sepertinya cowok itu sudah tidur? Atau bahkan sedang pergi?

Hawa dingin mulai menyelimuti malam, sejak Wulan pulang dari acara ulang tahun Ayah Sam, Wulan tak pernah lepas dari mantel hangatnya saat ia diharuskan pulang selarut ini. Kalimat Roman selalu Wulan dengar semenjak Roman kembali ke Belanda.

Sesekali tangan Wulan mengusap lengannya sendiri, meski sudah mengenakan mantel, ia masih merasa kedinginan saat ini. Cuaca dan tubuhnya sedang tidak bersahabat.

Tiba-tiba sebuah mobil memekikkan klakson, membuat Wulan langsung menoleh ke arah suara. Sebuah mobil warna hitam mengkilap dengan plat mobil D 3V0 N, semua pasti sudah tau siapa pemilik mobil ini. Lalu kaca mobil terbuka memperlihatkan seorang lelaki yang sudah lama tidak ia temui. Oh, atau mungkin dia yang sudah lama tidak memperlihatkan diri?

"Hai, Lan?" Sapanya dengan senyum khas milik Devon.

"Devon? Ini beneran Lo?" Tanya Wulan balik.

"Ya iyalah, ini gue!" Jawab Devon santai, "Sendirian aja? Rompis Lo mana?" Devon terkekeh kecil.

"Nggak usah kepo deh! Gue mau sendiri!" Jawab Wulan kembali berjalan mengikuti hatinya yang tak ingin lama-lama melihat wajah Devon.

"Heih! Tunggu!" Triak Devon, Wulan pun berhenti. Berhenti bukan karena Devon memanggilnya, tetapi sebuah telepon dari Papa-nya yang kini menunggu Wulan mengangkat telepon darinya.

"Assalamu'alaikum, iya, Pah?"

"Wulan, kamu pulang sama Devon ya? Papa sudah bilang sama Roman kalau selama Devon  liburan disini, dia akan menjaga kamu."

"Hah? Terus Roman setuju?"

"Iya, dia setuju. Dengan syarat Devon tidak akan bertingkah macam-macam seperti dulu."

"Pah, tapi aku nggak yakin? Gimana kalo Devon masih sama kaya dulu? Aku nggak mau ya, kalo papah nanti ditengah jalan berubah pikiran kalo Devon aja yang jadi tunangan aku? Aku nggak mau!" Protes Wulan.

"Hahaha, dikira kamu barang barter yang bisa seenaknya Papah tukar ke orang satu ke orang lainnya? Sudah, kamu santai aja, Mamah kamu sudah atasi semuanya! Percaya sama Papah."

"Oke, aku pulang sekarang, Assalamu'alaikum.

"Wa'alaikumussalam."

Wulan pun berbalik ke arah mobil Devon. Yang sekarang ia lakukan adalah tersenyum tidak jelas lalu menyuruh Wulan untuk segera masuk ke mobilnya. Menyebalkan, batinnya.

"Udah lama ya kita nggak ketemu? Berapa tahun?" Tanya Devon basa-basi, "Hampir 2tahun ya, Lan?"

"He'em." Lalu basa-basi itu berlanjut selama 20 menit menuju rumah Wulan. Memang mereka sudah lama tidak bertemu, mungkin selama ini hidup Wulan lebih tenang saat mendengar Devon diterima kuliah di New York. Kedatangannya seperti mengulangi mimpi buruk, harus membuat drama sok akrab agar dia bahagia. Padahal hayati lelah!

***

"Lo yakin sama keputusan Lo?" Tanya Sam yang sedang mengoleskan selai coklat di atas roti tawarnya.

"Yaaaa mau gimana lagi, Sam? Ini kemauan Om Andhika, selama Devon ngga macem-macem, gue percaya sama dia," jawab Roman saat ditanya soal Devon yang kembali ke Indonesia.

"Lo nggak curiga gitu?"

"Curiga apa, Sam?"

"Sehari sebelum Lo tunangan, Bella tiba-tiba dateng, terus sekarang Devon yang tiba-tiba dateng dengan modus dia caper sama Om Andhika? Lo mau diem aja?"

"Terus gue harus gimana, Sam?" Jawab Roman ikut terbawa suasana panas yang dibuat Sam.

"Tenang aja, Man! Gue punya solusi buat Lo," ucap Sam sambil menurun-naikkan alisnya.

"Apaan? Udah! Gausah, Sam!" Tolak Roman sambil mengunyah sepotong roti miliknya.

"Alah, tenang aja!" Roman hanya geleng kepala jika Sam sudah keras kepala dengan ide absurdnya.

Sam pun meraih handphone Roman yang ada di sebelah piring Roman, lalu mengetikkan pesan untuk seseorang.

Temuin gue besok pagi di Amsterdam Centraal, jam 8.
*

**

TBC!!

Haii, akhirnya saya menepati janji untuk update hari ini (meskipun telat banget) 😂. But, ini untuk mengurangi kegelisahan kalian tentang cerita RomansaWulandari. Mungkin di part-part tengah kali ini aku bakal banyak keluarin apapun yang menyangkut masa lalu Roman sama Wulan watu masih SMA. Dan pastinya dengan teka-teki yang mungkin kalian akan penasaran siapa, apa dan gimana kelanjutan tiap part-nya. Jadi, aku saranin untuk kalian masukin Wulandari ke library kalian biar kalian selalu dapet notifikasi dari aku 😙😙.

Terimakasih banyak sudah mau menunggu saya update lagi. 🤗🤗

Tertanda,
Endahratrie 🌸

WuLandaRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang