Perhatian!!!
Bab ini diperuntukkan tamu undangan pernikahan
Roman Arbani
&
Wulandari
Akad nikah & resepsi:
15.06.2020
(Tidak ada protokol pencegahan Covid-19 karena ini hanya fiksi belaka)
Terimakasih ❣️Sound on : Andmesh - Cinta Luar Biasa
***
"Semesta sudah penuhi janjinya, menggenggam bulan yang indah dan akan mengisi hari-hari sepinya.
Terbaring di sampingnya dan melepas penat dunia bersamanya."🌹🌹🌹
Saat suara piano selesai di mainkan, mereka pun menghentikan dansa, Roman mengambil sebuah kotak kaca kecil di dalam saku celananya.
Roman pun memperagakan layaknya seorang kekasih memberikan sebuah kejutan sebuah cincin indah untuk kado sebelum pernikahan mereka."Wulandari, will you marry me?"
Wulan tersenyum lebar, dadanya berdegup kencang. Matanya yang berkaca sudah melelehkan airmata ketulusan. Bagi Wulandari, sudah bukan pertanyaan lagi kali ini. Ia harus benar keluar dari hidupnya yang berharap akan hidup bersama Roman. Ini saatnya ia hidup bersama, tumbuh bersama dan tua bersama.
Roman perlahan menyeka air mata Wulan, ia ikut tersenyum melihat Wulan tampak bahagia. Wanita mana yang tidak bahagia mendapatkan kepastian dari seorang yang dicintainya?
Wulan menarik nafasnya sejenak, lalu menyeka airmata yang membasahi pipinya dan tersenyum, "Ya, aku mau," jawab Wulan tanpa menghilangkan senyum manisnya.
Semua orang yang berada di sekitar mereka bertepuk tangan dan bersorak. Roman yang masih tidak percaya hanya bisa tersenyum sembari berdiri tegap di hadapan Wulan. "Terimakasih, sayang, terimakasih," ucapnya tak kuasa menahan tangis bahagia. Dengan cepat ia memeluk Wulan dan mencium keningnya. Semua ikut berbahagia.
***
Jakarta.
Rasanya Roman sudah lama sekali ke luar dari zona ternyaman 3 tahun lalu. Mengingat betapa banyak lika-liku hidup seorang remaja yang masih mencari jati diri yang sebenarnya, hingga menemukan rembulan yang segera menjadi miliknya, seutuhnya."Kamu mau makan apa?" tanya Wulan saat keduanya sedang menuju ke rumah Wulan menggunakan taxi.
"Apa aja, yang penting sama kamu," ucap Roman dengan manis.
"Heeeh! Masih pagi ya!" lirih Wulan sambil melihat ke arah supir taxi. Apakah orang itu mendengar jawaban Roman?
"Biarin, kan besok udah halal, hehe," ucap Roman cengengesan.
"Terserah deh ya!" sambung Wulan membiarkan Roman larut dengan ke-uwu an mereka di pagi hari.
Sesampai ke duanya di depan rumah Wulan, Ayah dan Mama Wulan sudah menunggu kedatangan mereka di depan gerbang rumah. Wulan sangat merindukan Mamanya meski baru di tinggal beberapa minggu di Belanda.
Supir taxi ikut membantu Roman membuka bagasi dan mengeluarkan koper-koper bawaannya. Wulan langsung berlari menuju Ayah dan Mamanya.
"Assalamu'alaikum, Om, Tante," sapa Roman sembari mencium punggung tangan kedua nya secara bergantian.
"Wa'alaikumussalam," jawab Tiana. "Kenapa masih panggil Tante?" tegur Tiana.
"Eh, iya, Mah, hehe.."
Andika dan Wulan ikut tertawa kecil mendengarkan Roman menyebut panggilan 'mamah' kepada Tiana.